UKM Kordais Nusa IAIN Pekalongan Adakan Lomba Da’i Nusantara sebagai Salah Satu Rangkaian Kegiatan Gebyar Nusantara
Pekalongan–jurnalphona.com Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Dakwah Islam Nusantara (Kordais Nusa) IAIN Pekalongan adakan kegiatan Lomba Da’i Nusantara sebagai salah satu rangkaian dari kegiatan Gebyar Nusantara di Gedung FEBI IAIN Pekalongan. Sabtu, (4/12).
Lomba Da’i merupakan agenda tahunan dari UKM Kordais Nusa IAIN Pekalongan untuk memberikan pemahaman tentang Agama Islam bagi mahasiswa IAIN Pekalongan ataupun umum terkait Islam ke Indonesiaan, dan sebagainya. Awal pelaksanaan lomba da’i dimulai pada tahun 2019. Pada mulanya, lomba da’i hanya untuk tingkat Karisidenan Pekalongan. Akan tetapi, pada tahun ini, lomba da’i diadakan dalam tingkat se Pulau Jawa.
Kegiatan lomba da’i Nusantara diadakan pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pekalongan. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB yang di buka langsung oleh Presiden Mahasiswa IAIN Pekalongan. Dilanjutkan dengan lomba-lomba, dan pengumuman juara hingga pukul 16.00 WIB.
Tema yang diangkat untuk lomba da’i ini ialah “Estafet Ulama di Nusantara Menuju Adhigana Islam Toleran dan Berkemajuan”. Alasan para panitia mengangkat tema tersebut yakni Sebagai penerus generasi para ulama yang senantiasa hidup di Nusantara, generasi muda diharapkan agar bisa menuju Adhigana Islam ke emasan dari muslim yang toleran dan berkemajuan.
“Pada lomba da’i Nusantara kali ini, kami dari para panitia, mengangkat tema: Estafet Ulama di Nusantara Menuju Adhigana Islam Toleran dan Berkemajuan. Alasannya, yaitu sebagai penerus generasi para ulama yang senantiasa hidup di Nusantara, selain itu, kami juga berharap agar generasi muda bisa menuju Adhigana Islam ke emasan dari muslim yang toleran dan berkemajuan,” tutur Amirul, selaku ketua panitia.
Peserta yang terdaftar pada lomba da’i Nusantara ialah 40 peserta. Namun, yang terkonfirmasi dan hadir pada saat kegiatan lomba berlangsung ialah 33 peserta dari berbagai wilayah yang ada di Pulau Jawa serta dari berbagai Instansi yang ada. Peserta yang berasal dari berbagai daerah luar kota Pekalongan, bisa hadir satu hari sebelum kegiatan lomba di laksanakan. Panitia menyediakan ruang transit untuk para peserta. Selain itu, panitia juga menyediakan transportasi untuk menjemput peserta di stasiun maupun di terminal bus yang ada di wilayah Kota Pekalongan.
Beberapa peraturan yang harus di patuhi oleh peserta lomba ialah, peserta harus individu, bukan kelompok, di mana para peserta harus menyampaikan materi dakwahnya sesuai dengan tema yang disediakan oleh panitia dalam waktu 5 menit. Para peserta juga di perbolehkan untuk unjuk bakat dalam dakwahnya. Selain itu, peserta juga bisa menggunakan bahasa daerah masing-masing dengan syarat, bahasa tersebut bisa diketahui dan dipahami oleh dewan juri dan peserta yang lain.
Minanurrohman (Aksi Indosiar) dan Shohma Wifda Mazya (Ma’had Al-Jamiah), ikut andil sebagai juri dalam kegiatan lomba da’i kali ini.
Pihak kampus mendukung adanya kegiatan ini dengan syarat para peserta dan panitia harus selalu menaati protokol kesehatan yang ada. Panitia juga melarang para peserta untuk membawa suporter guna mengurangi kerumunan.
Salah satu peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini sungguh luar biasa. Judul dan tema yang diangkat sangat luar biasa. Sehingga bisa membuat pemuda untuk berfikir lebih jernih tentang budaya dan toleransi. Hal itu sangat bagus untuk para pemuda.
“Kegiatan ini sungguh luar biasa. Dari judulnya saja sudah luar biasa. Apalagi, temanya itu tentang toleran, Nusantara, dsb. Sehingga bisa membuat pemuda untuk berfikir lebih jernih tentang budaya dan toleransi. Hal itu sangat bagus untuk para pemuda,” ucap Mufdatur Rifqoh, selaku peserta dari UNSIQ Wonosobo.
Ketua Umum UKM Kordais Nusa IAIN Pekalongan berharap jika setelah diadakannya kegiatan ini, para mahasiswa PTKIN di seluruh Indonesia, harus harus tetap mengemban ciri khas kita sebagai umat Islam dipegang dengan teguh dan tegas. Selain itu, sikap dan perilaku kita juga harus bisa selaras dengan Islam ke Indonesiaan agar orang lain atau masyarakat umum bisa mencontoh hal-hal baik tersebut dan bisa meneruskan hal baik tersebut kepada generasi berikutnya.
“Setelah diadakannya kegiatan ini, saya berharap bahwa kita sebagai mahasiswa PTKIN di seluruh Indonesia harus tetap mengemban ciri khas kita sebagai umat Islam dipegang dengan teguh dan tegas. Selain itu, sikap dan perilaku kita juga harus bisa selaras dengan Islam ke Indonesiaan agar orang lain atau masyarakat umum bisa mencontoh hal-hal baik tersebut dan bisa meneruskan hal baik tersebut kepada generasi berikutnya,” ujar Sofyan, selaku Ketua Umum UKM Kordais Nusa IAIN Pekalongan.
Pesan untuk para pemuda, salah satu peserta dari STAI-N Yogyakarta.
“Meskipun Bhineka Tunggal Ika, tapi itu hukan alasan untuk membeda-bedakan. Semangatlah dalam berdakwah karena itu bisa membawa berkah,” ujar Syahril Ramadhani. (RA)
2 Komentar
Syahril Ramadani
sedikit ingin memperbaiki kata2 nya.walaupun indonesia memiliki beragam suku ras budaya agama dan lainnya itu tidak menjadi patokan untuk saling bermusuhan dan membeda bedakan antara satu dengan lainnya tapih kita harus ingat dengan 1 kata yang menjadi lambang negara kita bhineka tunggal ika berbeda-beda tetap satu.
Jurnal Phona
Terima kasih atas masukannya. Kami akan selalu memperbaiki kualitas tulisan kami, terima kasih 🙂