Tuhan Ada di Hatimu
Judul: Tak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu Penulis: Husein Ja’far Al-Hadar
Penerbit: Noura Books
ISBN: 978-623-242-147-9
Jumlah Halaman: 203 Halaman
Oleh:
Muhammad Robba Masula
“Orang-orang di luar islam sampai kapan pun tak kan pernah bisa menghina ajaran islam maupun merendahkan citra islam, selama umat islam tak berbuat yang bertentangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri.” – Husein Ja’far Al-Hadar.
Membaca buku Tuhan Ada di Hatimu karya Husein Ja’far Al-Hadar, memberikan pandangan terhadap Islam dari berbagai sudut pandang yang indah. Khususnya saat ini, yang semuanya dapat di jawab dengan ajaran dalam Islam sebagai agama yang tak pernah lekang oleh waktu.
Dalam buku ini, sang habib mencoba meluruskan kekeliruan dan memberikan pandangannya mengenai ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam buku ini dijelaskan secara apik dan ciamik, mengenai ajaran Islam, kisah-kisah Rasulullah Saw., para Sahabat, Ahlul Bait, hingga para Cendekiawan Muslim lainnya. Terlepas dari hal itu, buku ini mencakup 4 pokok pembahasan: 1). Hijrah, 2). Islam Bijak, Bukan Bajak, 3). Akhlak Islam, 4). Nada, Canda, dan Beda.
“Simbol dan agama adalah dua hal yang sulit dipisahkan dalam kehidupan sosial masyarakat kita. Sebagian masyarakat masih menganggap jika simbol suatu agama digunakan dan tampak kasat mata maka tingkat kesalihan orang tersebut sudah di atas rata-rata. Padahal faktanya tidak seperti itu juga, penggunaan simbol bukan ukuran mutlak ketaatan orang terhadap Tuhannya”. Itu yang coba dijelaskan oleh Habib Husein di halaman 203. Banyak sekali hikmah yang bisa didapat dari buku ini. Beberapa diantaranya; mengenai hijrah, fenomena yang saat ini sedang trend di kalangan kita, tentang berdakwah ala Nabi, mengapa Islam tidak perlu dibela, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, serta tentang hal-hal yang amat dekat dan urgent dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Habib Husein mengajak kita untuk berpikir secara kritis dan mendalam bagaimana cara kita merespon hal-hal yang seringkali menjadi kericuhan. Buku Tuhan Ada di Hatimu ini, mengajarkan bahwa untuk mengenal Tuhan tidak melulu dengan zikir, namun dengan pikir. Karena, keduanya harus saling seimbang dan tidak berat sebelah. Maka, di dalamnya mengajarkan bagaimana hati dan pikiran dapat selaras dalam mengenal Tuhan dengan penuh ketulusan dan kesadaran.
Kelebihan
1. Isinya yang sangat bagus.
2. Banyak hal yang dibahas di dalamnya dari mulai akidah, akhlak, hijrah, dakwah, dan fakta-fakta tentang islam yang mungkin belum diketahui banyak orang.
3. Buku ini juga mengajak pembaca untuk mengenal dakwah islam yang sarat akan nafas cinta, kasih, dan penuh lemah lembut. Alih-alih disampaikan dengan bahasa yang kaku, buku ini menyampaikan konten dakwah dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh kaum muda.
4. sering kali ada cerita-cerita islam yang terselip di setiap subbabnya. Bahkan ada beberapa cerita yang baru penulis ketahui setelah membaca tersebut.
5. Setiap halaman buku, banyak sekali kutipan atau quote, baik dari penulis maupun tokoh lainnya. Namun, membaca buku ini, tidak semata-mata membaca kutipan itu sendiri, melainkan harus secara utuh dan meluas, agar tidak salah dalam pemahaman.
Kekurangan
1. Beberapa kata yang tidak baku atau tidak sesuai dengan kamus KBBI, contohnya di buku ‘Tuhan Ada Di Hatimu’ yaitu kata solat ditulis shalat. Padahal kata baku dari kata shalat sendiri adalah salat. Bukan sholat, solat, maupun shalat. Meski secara kebiasaan memang cukup mengherankan jika kata yang lebih sering diucap solat dalam bahasa Indonesia, harus ditulis dengan salat.
2. Sekelas penerbit mayor, mungkin sudah semestinya dalam buku ditulis dengan kata baku.
Rekomendasi
Buku ini sangat rekomendasi untuk semua kalangan, termasuk yang tidak beragama Islam sekali pun. Karena, tidak semua isinya di khususkan untuk kalangan muslim, melainkan diperuntukkan untuk umum.