Feature

Mengenal Sosok Marsito, Juru Bahasa Isyarat Asal Pemalang

Marsito Janu Iko Raharjo merupakan pria asal Pemalang, Jawa Tengah yang sangat gigih belajar bahasa isyarat sejak tahun 2017. Meskipun alami penolakan dari berbagai pihak, dirinya tak menyerah begitu saja. Rabu, (15/03).

Sosok Marsito, pria kelahiran tahun 2001 ini sudah menjadi penerjemah bahasa isyarat sejak tahun 2017. Bermula dari minatnya dengan kegiatan yang bergerak di bidang kemanusiaan dan kerelawanan, ia kemudian mulai tertarik dengan dunia teman-teman difabel. Niatnya ingin membantu memberikan akses kepada teman-teman tuli agar mereka mendapatkan hak yang sama dan kesetaraan. Panggilan jiwa dan hati membuat Marsito memulai belajar bahasa isyarat sedikit demi sedikit.

Bagi Marsito, tidak ada kata selesai dalam belajar.

Saya belajar bahasa isyarat sejak 2017, sampai sekarang pun saya masih terus belajar dan akan seperti itu dalam artian tidak ada kata selesai dalam belajar,” tuturnya.

Perjalanan pria asal Pemalang itu tak selalu mulus. Ia belajar bahasa isyarat secara otodidak, sehingga tidak memiliki ijazah. Ketika masih awal menjadi penerjemah bahasa isyarat, ia sempat mendapat beberapa kali penolakan lantaran pendidikannya yang belum sarjana

Waktu awal menjadi penerjemah bahasa isyarat pernah diusir sana-sini, ditolak sana-sini karena saya nggak kuliah dan nggak punya title,” ujar Marsito.

Meskipun beberapa pihak menolak, namun kegigihannya tidak pernah pudar. Ia terus menjalin relasi dengan teman-temannya yang satu profesi hingga posisinya dikenal orang dan mulai mendapat akses.

Sejak 2018, satu tahun setelah dirinya menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI) ia membuka kelas isyarat untuk umum tanpa biaya apapun dan masih berjalan hingga sekarang. Marsito tidak sendirian tetapi bersama menggandeng teman-teman tuli.

Marsito berharap generasi muda memiliki minat belajar bahasa isyarat agar dapat memberikan kesetaraan berkomunikasi kepada teman tuli.

Semoga ada generasi muda yang minat benar-benar ingin membantu teman-teman memberi akses, bukan karena mengejar materi ataupun honornya, tapi karena niatnya untuk membantu,” harapnya.

Penulis: Kharisma Shafrani

Reporter: Marshayu Adhi Sabrina, Evi Alfai Rouziyah

10 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.