Puisi

Terseok oleh Jarum Jam

Oleh: Ika Amiliya Nurhidayah

Titah pengampu bagai hilir mudik
Penuh sesak dalam pikiran
Bak ditimpa seonggok batu di kepala
Tak kunjung usai bagai tebing tanpa tanjakan

Beranjak sudah, kursi ditanggalkan
Tertinggal pula yang dikata beban
Pening hilang ditelan jalan
Seakan jarum jam masih seribu putaran

Hari-hari dijejaki tawa yang terlukiskan
Luncurkan jemari pada gawai kecintaan
Manjakan diri dengan kebebasan
Katanya, jarum jam masih lima ratus putaran

Hari demi hari
Baru tertampar kenyataan
Pundak memberat lagi
Kepala penuh lagi

Terseok-seok oleh Jarum jam
Dentingannya menyerigai
Pantang netra memejam
Menahan tumbang sebelum usai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.