Berita Daerah,  SoftNews

Tengok Industri Ikan Asap Desa Ketandan, per Hari sampai 1 Ton

BatangJurnalphona.com Kabupaten Batang dengan segenap potensi baharinya dikenal memiliki sumber daya kelautan yang beragam. Mulai dari perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, dan pemasaran. Dengan potensi tersebut menjadikan mayoritas warganya turut menggeluti usaha pengolahan ikan, yaitu ikan asap. Jumat, (10/11).

Salah satu daerah dengan industri pengolahan ikan asap terbanyak adalah Desa Ketandan. Setiap petak rumah banyak dihiasi dengan cerobong asap dan aroma pengasapan yang khas sehingga sangat mudah untuk menjumpai industri ikan asap di desa tersebut.

Sebagaimana industri ikan asap milik Sarohah, dengan bangunan yang sederhana, ia dan delapan karyawannya mampu menjadi agen dalam memenuhi permintaan pasar. Sarohah mengatakan bahwa per harinya, pemasokan ikan untuk diasap mampu mencapai 1 ton.

Ibu Saroha

Banyak ikan yang didapet ya nggak tentu, kadang dikit, kadang banyak, paling banyak sampe 1 ton,” ujar Sarohah.

Banyak jenis ikan yang diolah menjadi ikan asap di industri Sarohah, seperti ikan genjong (pari), ikan remang, ikan tongkol, dan ikan cucut. Harga tiap jenis ikan beragam, dan paling mahal adalah ikan remang yang mencapai Rp. 48.000 per kilogramnya. Semua ikan tersebut diolah melalui 4 tahapan yaitu pemotongan, pencucian, penataan, dan pengasapan.

Sebagaimana yang dijelaskan Ana, salah satu karyawan Sarohah yang sudah bekerja 5 tahun di industri ikan asap.

Ibu Ana

Pertama pemotongan, kalo ikannya kecil dipotong jadi dua, kalo gede jadi tiga, terus nanti dicuci, abis itu ditata di tatakan kayu, terakhir pengasapan,” jelas Ana.

Setelah selesai diolah, selanjutnya ikan asap akan didistribusikan kepada penjual-penjual di Pasar Sorogenen dengan sistem pengambilan langsung oleh para penjual tersebut. Tiap olahan ikan asap dibandrol dengan harga terjangkau, mulai dari Rp. 2.500 hingga Rp. 3.000 per potongnya. Dengan penjualan tersebut, industri ikan asap ini mampu meraup omzet hingga dua juta rupiah per harinya.***

Reporter: Ika Amiliya Nurhidayah

Penulis: Ika Amiliya Nurhidayah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.