Berita

Click Here
Click Here
Click Here
Click Here
Previous
Next

Ziarah: Antara Penghormatan dan Tauhid

Ziarah bukan sekadar langkah kaki menuju makam. Ia adalah perjalanan batin yang menuntun manusia pada kesadaran terdalam: bahwa hidup ini sementara dan setiap jiwa akan kembali kepada Sang Pencipta. Dalam budaya Islam, ziarah kubur telah menjadi bagian dari kehidupan spiritual umat. Namun, di balik praktik yang sederhana ini tersimpan sejarah panjang dan makna mendalam yang layak direnungkan. Mengapa Nabi Pernah Melarang Ziarah Kubur? Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Dulu aku melarang kalian berziarah kubur. Sekarang berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. Muslim). Hadis ini mengandung dua fase penting larangan dan anjuran. Pada masa awal dakwah Islam, ziarah kubur sempat dilarang. Bukan karena Islam menolak penghormatan kepada orang yang wafat, melainkan karena pada saat itu keimanan umat masih lemah dan pengaruh tradisi jahiliah masih kuat. Sebelum Islam datang, masyarakat Arab menjadikan patung sebagai perantara doa . Mereka berkata, sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an (QS. Az-Zumar [39]: 3), “Kami tidak menyembah mereka (berhala), melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Inilah bentuk kemusyrikan yang hendak dicegah oleh Rasulullah SAW. Larangan ziarah pada masa itu adalah langkah preventif agar umat Islam tidak kembali terjerumus pada kebiasaan lama menitipkan doa atau memohon sesuatu kepada orang yang telah meninggal. Larangan itu bersifat sementara, hingga akidah umat benar-benar kokoh.Setelah pemahaman tauhid umat Islam menguat, Rasulullah mencabut larangan tersebut. Ziarah kemudian menjadi amalan yang dianjurkan karena mampu melembutkan hati, mengingatkan manusia pada kematian, dan mendorong mereka memperbanyak amal saleh. Ziarah dalam Konteks Budaya IndonesiaZiarah pada dasarnya merupakan ajaran Islam yang bernilai ibadah sunnah, sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengingat kematian dan memperbanyak doa bagi orang yang telah wafat. Namun, dalam perkembangannya, praktik ziarah di Indonesia juga menjadi bagian dari tradisi keagamaan yang hidup di tengah masyarakat. Ia tidak hanya berfungsi sebagai sarana spiritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan budaya, seperti mempererat silaturahmi, menghormati leluhur, serta memperkuat identitas keislaman dan kebudayaan lokal. Namun, penting untuk dipahami bahwa nilai utama dalam ziarah bukan terletak pada tempat yang dikunjungi, melainkan pada niat dan pemahaman orang yang berziarah. Ziarah menjadi ibadah yang bernilai ketika hati tertuju kepada Allah — bukan kepada penghuni kubur. Sayangnya, sebagian orang masih keliru dalam memaknai ziarah. Ada yang menjadikannya sarana untuk mencari berkah dengan cara-cara yang mendekati kesyirikan, seperti meminta pertolongan langsung kepada arwah orang saleh. Padahal, esensi ziarah adalah mendoakan, introspeksi, dan penghormatan, bukan permohonan kepada selain Allah. Ziarah bukan ritual yang harus ditakuti, tetapi ruang perenungan yang seharusnya dimaknai dengan kedalaman spiritual. Ia bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan ajakan untuk kembali pada kesadaran: bahwa kita semua sedang berjalan menuju tempat yang sama. Selama ziarah dijalankan dengan niat tulus dan pemahaman yang benar, ia akan menjadi jembatan antara penghormatan dan tauhid, antara tradisi dan iman, antara doa dan kesadaran diri. Di sanalah makna sejati ziarah hidup — sebagai perjalanan pulang, bukan hanya ke makam, tetapi ke dalam hati yang ingin lebih dekat kepada Allah. Menemukan Makna Spiritual di Tengah KeheninganZiarah mengajarkan kerendahan hati. Di hadapan kematian, semua gelar dan jabatan kehilangan makna. Yang tersisa hanyalah kebaikan yang kita tebar di dunia. Saat berdiri di depan makam, manusia diajak merenungkan dua hal: bahwa hidup ini sementara, dan bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki diri. Oleh: Muhammad Agung Prasetya

Read More »

Festival Literasi 2025 Kota Pekalongan Tumbuhkan Minat Baca dan Dukung Kreativitas Pelajar

Pekalongan–jurnalphona.com Festival Literasi 2025 Kota Pekalongan resmi digelar dengan meriah di Gor Jetayu dan dihadiri oleh Bunda Literasi Kota Pekalongan, Hj. Inggit Soraya, S.Sn., M.M. Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya meningkatkan minat baca serta memperkuat peran literasi sebagai pendorong kemajuan sumber daya manusia. Kamis, (6/11). Festival ini bertujuan untuk menyampaikan pesan pentingnya literasi sekaligus meningkatkan indeks literasi dan kualitas sumber daya manusia di Kota Pekalongan.Tidak hanya menampilkan pameran buku, Festival Literasi 2025 juga menghadirkan pameran kuliner, stand UMKM, serta produk kerajinan khas Kota Pekalongan. Kombinasi ini memperlihatkan sinergi antara literasi, pengembangan ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya lokal. Burhan salah satu pengunjung yang turut memeriahkan acara, memberikan harapan. “Semoga acara ini dapat menumbuhkan semangat dan minat baca sejak dini di kalangan anak-anak,” ucapnya. Bunda Literasi menyampaikan harapannya agar festival ini dapat menjadi destinasi wisata literasi sekaligus ruang edukasi dan pemberdayaan masyarakat. “Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi wadah kolaborasi bagi seluruh elemen masyarakat dalam membangun budaya literasi yang kuat,” tambahnya. Festival Literasi 2025 menjadi langkah nyata dalam menghidupkan kembali semangat membaca serta menggerakkan potensi lokal untuk kemajuan Kota Pekalongan. Reporter: Afif Jamaludin Penulis: Safina

Read More »

Workshop Videografi Buka Rangkaian HUT ke-12 KPI’S Day UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Pekalongan–jurnalphona.com Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMPS KPI) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar kegiatan Workshop Videografi dengan tema “Make Your Vision Visible,” tema ini mengangkat gagasan bahwa seseorang dapat bercerita tanpa melalui suara, melainkan melalui karya videografi. Minggu, (2/11). Acara ini menjadi pembuka rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-12 KPI’S Day yang berlangsung di Aula GPT lantai 3. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Muhamad Ardabili, mahasiswa yang dikenal aktif dibidang film maker dan videografi. Dalam sesi penyampaiannya, Ardabili berbagi pengalaman sekaligus memberikan materi mengenai teknik dasar videografi, pengambilan gambar yang efektif, serta pentingnya membangun pesan visual yang kuat. “Videografi bukan hanya soal alat yang modern, tapi tentang bagaimana kita bisa bercerita tanpa mengucapkan kata menjadi nyata dan bermakna,” ujar Ardabili di tengah sesi pelatihan. Workshop ini terbuka bagi masyarakat umum dan diikuti oleh mayoritas mahasiswa KPI. Salah satu peserta, Keyla Khairunnisa Ramadhani, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini karena bisa belajar teknik video, dan mendapatkan teman baru. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa diadakan lebih sering agar peserta dapat langsung mempraktikkan ilmu yang diperoleh. “Saya senang bisa ikut workshop ini karena bisa belajar teknik pengambilan dan pengeditan video. Semoga workshop ini bisa diadakan lebih sering agar bisa praktek langsung dan mendapatkan teman baru.” Ketua panitia KPI’S Day ke-12, Moh. Farkhan Dwi Habibi, menyampaikan bahwa workshop ini menjadi langkah awal dari rangkaian acara KPI’S Day sebelum dilanjutkan dengan lomba dan intimate night pada hari-hari berikutnya. “Kami berharap KPI’S Day tahun ini dapat berjalan meriah, seru, dan mampu mempererat solidaritas antar mahasiswa sekaligus mengasah kreativitas dibidang komunikasi dan penyiaran,” tuturnya. Reporter: Fadiyah Almas Syafiqah & Putri Amanda Penulis: Safina

Read More »

Resmi Ditutup, Expo Kemandirian Pesantren Meriahkan Peringatan Hari Santri Nasional 2025

Pekalongan – Expo Kemandirian dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang berlangsung di Gedung Student Center UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan resmi ditutup pada Rabu,(29/10). Kegiatan ini digelar selama tiga hari, diawali dengan registrasi peserta dari berbagai pondok pesantren, kemudian dilanjutkan dengan acara pembukaan seremonial. Pada hari ketiga, rangkaian acara diisi dengan lomba solo islami. Dengan mengusung tema “Dari Pesantren untuk Negeri: Wujudkan Kemandirian, Ciptakan Keberlanjutan,” acara ini resmi ditutup oleh Wakil Rektor II UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Sebelum penutupan, kegiatan diawali dengan pelaksanaan lomba solo islami yang diikuti oleh 30 peserta. “Lomba solo islami ini tingkatnya umum dan berlangsung hingga waktu zuhur dengan total peserta sebanyak 30 orang,” tutur Karuna, salah satu musyrifah Ma’had Al-Jamiah. Salah satu peserta, Alvi Fitriani dari Program Studi Tadris Matematika yang berhasil meraih juara pertama, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mengikuti lomba tersebut meskipun mendapat informasi secara mendadak. “Alhamdulillah saya bisa meraih juara dalam lomba ini. Perasaan saya sangat senang sekali walaupun persiapannya hanya dua hari,” ujar Alvi. Melalui kegiatan Expo ini, diharapkan dapat terjalin hubungan silaturahmi antar-santri serta menjadi bukti bahwa santri mampu berkarya dan berkontribusi bagi negeri. Penulis: Putri Amanda Reporter: Marchela Dika

Read More »

Hati Yang Berseru

Dalam sunyi itu aku bercerita, tentang warna yang menari dengan kelip indahnyaBegitu hangat dengan banyak ceria mengelilinginyaDibalik selimut gelap kala itu aku penuh harap Namun semesta seakan tak mengizinkankala aku berangan, kenyataan datang menghantamMenampilkan awan hitam berhias halilintartak ada pelangi maupun bintang yang menari Bukankah pepatah mengatakan “sehabis hujan terbitlah terang?”Namun mengapa yang kudapat justru badai topanLalu dimanakah indah pelangi selepas hujan itu? Oleh: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Peringatan Hari Santri Nasional 2025, Expo Kemandirian Pesantren Sukses Dibuka

Pekalongan–jurnalphona.com Pembukaan acara Expo Kemandirian Pesantren dengan tema “Dari Pesantren untuk Negeri: Wujudkan Kemandirian, Ciptakan Keberlanjutan” yang dihadiri oleh 58 Pesantren se-karesidenan Pekalongan, diselenggarakan di Gedung Student Center pada Selasa, (28/10). Acara ini dibuka langsung oleh Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.. dan dihadiri langsung oleh ketua Kementrian Agama Kanwil Jawa Tengah, Dr. H. Saiful Mujab, MA. Ketua Pelaksana Muchtar Ali Ahmadi, menjelaskan bahwasanya ada 58 Pesantren yang terinkubasi bisnis dari Kementrian Agama yang mengikuti kegiatan Expo ini. “Ada kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya PD Pontren, baik ditingkat Kanwil Kementerian Agama atau dari Kementrian kabupaten atau kota.” Tuturnya. Selain itu, tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk menampilkan produk-produk yang telah dihasilkan oleh beberapa pondok pesantren se-karesidenan Pekalongan yang dibantu oleh dana inkubasi bisnis dari Kementrian Agama. “Menampilkan produk-produk hasil bantuan inkubasi bisnis dari Kementrian Agama.” Sambungnya. Terdapat rangkaian acara lainnya, seperti lomba karaoke pop solo islami yang tidak hanya diperuntukkan untuk kalangan santri saja, melainkan untuk umum. Selanjutnya acara Bedah buku “Teladan dari Rumah Ulama” Karya Gus Umar Wahid, yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan November. Reporter: Wiji Indah PrasetyaPenulis: Nanda ‘Abidatur Rosyidah Al Mabruroh

Read More »

Nostalgia

Sentuhan hangat dari senja dengan lembut menyapa kulitAngin lembut yang ikut menyapaWangi bunga yang baru mekar Bisakah kalian disini lebih lamaCerita nostalgia bersamaHanyut dalam candaanTerjatuh dalam genangan air mata Kala waktu berlalu bulan berganti dengan matahariKini tinggal memori yang tersisaDewasa memecah belah semua yang adadan waktu seakan tak rela untuk kita bersama Oleh: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Fenomena Belanja Online di Era Digital

Belanja online telah menjadi fenomena yang umum di era digital saat ini. Kemajuan teknologi, dan peningkatan akses internet mempermudah masyarakat dalam segala aspek, salah satunya dalam berbelanja. Perubahan perilaku masyarakat saat ini juga menjadi salah satu penyebabnya, dimana masyarakat sekarang ingin yang serba mudah dan instan tanpa perlu repot. Perubahan ini membuat pertumbuhan e-commerce menjadi sangat pesat. Alasan masyarakat sekarang lebih memilih belanja secara online (daring) lantaran mudah dan nyaman. Konsumen dapat berbelanja dari rumah, kantor, dan dimana saja tanpa harus mengunjungi toko secara langsung. Hal ini tentunya dapat lebih menghemat waktu dan usaha. Belanja melalui daring memiliki jangkauan yang sangat luas dan menyuguhkan banyak pilihan berbagai jenis produk dari berbagai kategori dan bisa dikatakan semua ada di platform belanja e-commerce. Konsumen dapat memilih barang dari berbagai merek yang mereka inginkan baik barang lokal maupun internasional. Harga di platform e-commerce bisa dibilang lebih murah daripada membeli langsung dari toko karena rendahnya biaya operasional. Tidak seperti di toko langsung yang harus membayar biaya operasional dan pajak. Berbagai macam promosi yang ditawarkan di platform sangatlah menarik dan mengundang minat masyarakat untuk membeli melalui platform seperti adanya diskon. Pembayaran yang sangat mudah dan fleksibel dimana platform e-commrece menyediakan berbagai metode pembayaran seperti transfer bank, kartu kredit, pembayaan digital, dan juga bayar ditempat/Cash On Delivery (COD) sehigga konsumen dapat memilih metode pembayaran yang mereka inginkan. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memneli barang melalui daring, seperti mengecek toko tersebuat asli dan sudah pasti terjamin kredibilitasnya lantaran tak jarang banyak penipuan dalam pembelian melalui platform e-comerce. Penulis: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Temu Karya Teater WOT, Lestarikan Kearifan Lokal Lewat Pentas “Donga Sesaji”

Pekalongan–jurnalphona.com Komunitas Teater WOT (Wonokerto Teater) menghadirkan sebuah karya teatrikal melalui pentas sendratari berjudul “Donga Sesaji”. Pentas ini bertempat di Pelataran Blok Apsela, Desa Api-Api, Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Pada Sabtu, (25/10). Rosulin selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa judul “Donga Sesaji” diambil dari istilah tradisi di Wonokerto yakni Larung Sesaji atau Sadranan yang sering dikaitkan dengan berbagai mitos, dan tentunya juga mengandung nilai filosofi yang logis, serta sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan dan menghargai kehidupan yang ada di lautan. “Donga Sesaji ini berangkat dari tradisi Larung Sesaji yang ada di pesisir, tradisi ini sering dikaitkan dengan mitos, padahal didalamnya itu banyak filosofi nilai yang digunakan nelayan sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan dan bentuk menghargai makhluk yang ada di lautan, entah itu ikannya maupun lautannya itu sendiri, namun yang sering teragkat hanya nilai mistik mitologinya saja,” ujar Rosulin. Dirinya juga menambahkan bahwa kegiatan ini semoga bisa mendapat apresiasi terutama di era generasi sekarang yang serba modern, sehingga hal-hal berkaitan dengan tradisi itu kurang diapresiasi, padahal hal tersebut menjadi sebuah kekuatan dari kearifan lokal nusantara. “Semoga bisa diapresiasi terutama di generasi saat ini yang serba modern, yang berkaitan dengan tradisi itu kurang di apresiasi, itu sayang sekali, padahal kan itu kekuatan besar kearifan lokal nusantara,” imbuhnya. Naysa Taqiyata, salah satu pemeran teater yang berasal dari SDN 01 Bebel Wonokerto mengatakan bahwa dirinya berlatih kurang lebih selama 3-4 minggu untuk mempersiapkan penampilannya dan juga mengakui sempat mengalami kesulitan saat latihan terutama saat menghafalkan teks. Dirinya juga berharap kedepannya teater seperti ini bisa terus lestari. “Latihan mungkin sekitar 3-4 minggu, kesulitan terutama untuk menghafal teks yang panjang dan berbagai adegan seperti marah, sombong, senang, dan sedih. Serta semoga teater seperti ini bisa terus lebih baik dan lestari kedepannya,” imbuhnya. Penulis: Afif Kamaludin Reporter: Muhammad Agus Budi Harto

Read More »

Menengok Dapur Redaksi Suara Merdeka Semarang, Divisi Jurnalistik HMPS KPI UIN Gus Dur Dapat Ilmu Baru Soal Jurnalistik

Divisi Jurnalistik Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan melaksanakan kunjungan ke kantor redaksi Suara Merdeka yang terletak di Kota Lama, Semarang pada Selasa, (21/10). Rombongan langsung ditemui oleh Dadang Aribowo selaku Kepala Pusat Data, Analisa, dan Produksi. Kunjungan ini dilakukan bertujuan untuk memperluas pengetahuan dunia jurnalistik profesional bagi para pengurus dan anggota, serta melihat ruangan untuk memproduksi sebuah berita. Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa diajak untuk berdiskusi dan bertanya berbagai hal termasuk bagaimana pengalaman saat produksi di lapangan seperti saat peliputan, penyuntingan, hingga sampai ke tahap publikasi. Menurut Dadang Aribowo saat berdiskusi, bedanya media yang berbasis online dan cetak itu adalah objektifitas data, jika melalui media yang berbasis online pembaca akan mudah terbawa emosi, namun jika melalui media cetak maka akan merasakan hal yang biasa namun mengetahui sebuah peristiwa yang terjadi. “Bedanya kita dan media yang berbasis media online adalah objektif datanya, jika anda baca di media online mungkin emosi nya akan terbawa, namun di media kita anda tidak akan terbawa emosi dan biasa aja, namun mengetahui kejadiannya,” ujar Dadang. Rekan beliau, Andi juga menjelaskan, bahwa tantangan terbesar saat ini adalah hoax dan algoritma. “Hoax itu emang kita tidak bisa menanggulangi dan harus pintar dalam menyiasati informasi itu valid atau tidak, serta algoritma yang lebih kepada sesuatu yang menarik minat pembaca, misal kita udah naik tiba-tiba algoritmanya berubah, itu tantangan terbesar kita,” tuturnya. Penulis: Afif Kamaludin

Read More »

Rasa yang Tak Tersentuh

Luka sebuah kata untuk rasa sakitRerlihat dan tak terlihat atau sengaja tak diperlihatkanBanyak yang bisa membuat sebuah luka tapi sedikit yang bisa menyembuhkannya Rasa kecewa, marah dan ketidak Adilan membawa awal adanya lukaAku bisa menyembuhkan lukaku sendiri, tapi tidak bisa menghilangkan bekas luka itu. Seringkali kita bisa memaafkan tapi tak bisa lupa akan luka yang pernah diberikan.Aku terbiasa mengobati lukaku sendiri, tanpa ada yang tau aku pernah terluka Oleh: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Alam

Gemecik air menyentuh indra pendengarankuJernihnya air, siur- siur angin yang Menyentuh pepohonan serta langit yang membiru Suasana yang sangat tenang yang selalu dapat dirindukanRimbunya pohon menjadi tempat untuk berteduh dibawah hangatnya sang mentari Harumnya bunga warna warni yang mekar dengan rapi.Burung, serangga dan ikan yang menari-narikeindahan alam yang harmoni Oleh: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Arca Ganesha Wonotunggal: Cagar Budaya, Situs Religi, dan Pesona Sejarah 

Peninggalan sejarah berupa Arca Ganesha di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, menggambarkan Dewa Ganesha dengan ciri khas bertubuh gajah, duduk bersila, dan memegang atribut tertentu yang merepresentasikan kebijaksanaan serta pelindung dari segala rintangan. Menurut penuturan Pak Wahidi, beliau sudah merawat arca ini kurang lebih 20 tahun, namun beliau bukanlah perawat atau juru kunci dari situs tersebut. Situs ini sudah dibenahi dan sebelumnya bahkan telah dilengkapi ornamen-ornamen dibangunannya, namun sekarang sudah rusak dan roboh atapnya karena tertimpa pohon dari hutan pinus pada bulan 11 tahun 2024 lalu. Salah satu artikel lain menyebutkan bahwa Arca Ganesha yang memiliki tinggi dua meter itu, ditemukan pada tahun 1940 oleh warga setempat, yang ditemukan dalam posisi tertidur (tertelungkup) dalam posisi tertimbun rimbunnya rumput ilalang. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah Wonotunggal memiliki nilai penting dalam jaringan sejarah keagamaan dan kebudayaan Jawa. Situs ini seringkali menjadi tempat kunjungan religi bagi penganut kepercayaannya yakni kaum Hindu dan Konghucu untuk melakukan ibadah dengan kepercayaan yang mereka miliki, serta sebagai situs yang memiliki nilai historis sebagai simbol sejarah dan identitas lokal yang terdapat di desa silurah ini. Aksesnya juga bisa dilalui kendaraan bermotor namun lumayan terjal dan jika kondisi hujan sangat berbahaya untuk menuju bangunan asli dari arca Ganesha ini. Namun tak perlu khawatir, jika ingin mengunjungi replika dari situs ini pengunjung juga bisa datang ke Taman Syailendra Desa Silurah yang letaknya masih satu desa dengan situs yang asli. Namun demikian, tantangan dalam pelestarian arca Ganesha masih cukup besar. Faktor cuaca, kurangnya perhatian, dan minimnya fasilitas perawatan berpotensi mengurangi keaslian serta nilai arkeologis peninggalan tersebut. Menurut catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, keterlibatan masyarakat lokal dalam menjaga situs sejarah menjadi kunci utama agar peninggalan ini tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Referensi: Berita : ARCA GANESHA, CAGAR BUDAYA SILURAH YANG TERJAGA | Kanal Berita Pemkab. Batang https://share.google/06hYF3Wk041p19YCa Sumber Data: Pak Wahidi, Warga Desa Silurah, Wawancara tanggal 23 Agustus 2025 Penulis: Afif Kamaludin

Read More »

Santri dan Alumni Pondok Pesantren se-Kota Pekalongan Desak Trans7 Bertanggung Jawab atas Tayangan Kontroversial

Ribuan santri beserta alumni, kyai, dan nyai se-Kota Pekalongan berkumpul di area Gedung Aswaja Kota Pekalongan untuk melakukan aksi damai terkait #BoikotTrans7 dengan beberapa tuntutan, Rabu (15/10). Aksi yang dilaksanakan oleh elemen santri se-Kota Pekalongan ini membawa beberapa poin tuntutan diantaranya mendesak pihak trans7 untuk datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo dan bertanggung jawab secara hukum serta 8 tuntutan lainnya. Walikota Pekalongan H. A. Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M., mengatakan prinsip walikota dan forkopimda (forum koordinasi pimpinan daerah) Kota Pekalongan mendukung 9 tuntutan mengenai tayangan trans7 yang menyebabkan ketidaknyamanan dan keresahan saat ini. ‘‘Secara prinsip, saya dan forkopimda tentunya sama, karena Kota Pekalongan kan culture-nya Kota Santri jadi kita mendukung 9 tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman,’’ujarnya. Acara aksi damai ini juga berjalan dengan lancar tanpa ada anarkisme, dan para peserta aksi juga berharap bahwa tuntutan yang disampaikan agar didengar oleh pihak trans7 karena aksi ini murni dari hati seorang santri membela gurunya. ‘‘Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, karena jelas motto seorang santri adalah menciptakan situasi aman tanpa ada hal yang menyebabkan kericuhan,’’ ujar Muhammad Dzalkarim, salah satu perwakilan santri. Dirinya juga menambahkan, ‘‘Semoga tuntutan yang dibacakan segera didengar oleh pihak trans7 karena ini memang murni dari bahasa hati dari santri karena harga diri kyai di injak oleh orang yang tidak bertanggungjawab,’’ imbuhnya. Reporter: Wiji Indah Prasetya Penulis: Afif Kamaludin

Read More »

Kementerian ATR/BPN Gandeng Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan dalam Penyelesaian Tanah Wakaf

Pekalongan–Jurnalphona.com Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) serta Kementerian Agama (Kemenag) dalam penyelesaian sertifikasi 2.093 bidang tanah wakaf di Kabupaten dan Kota Pekalongan. Peresmian kegiatan ini berlangsung di Gedung Student Center UIN Gus Dur, Senin (13/10). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Waryono Abdul Ghofur, serta rektor dari berbagai UIN di Indonesia. Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menjelaskan bahwa permasalahan wakaf merupakan persoalan penting yang berkaitan dengan tempat ibadah dan kesejahteraan masyarakat. Ia menilai keterlibatan mahasiswa sangat strategis karena mereka merupakan pihak yang paling dekat dengan masyarakat. “UIN ini relevan dengan permasalahan wakaf. Selain itu, mahasiswa adalah orang yang paling dekat dengan masyarakat,” ujarnya. Sementara itu, Rektor UIN Gus Dur Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag. menjelaskan bahwa kampusnya menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang dipercaya menjalankan program berdampak nyata bagi masyarakat.Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ditargetkan menyelesaikan pendataan dan sertifikasi 2.093 bidang tanah wakaf, terdiri dari 1.944 bidang di Kabupaten Pekalongan dan 149 bidang di Kota Pekalongan. “UIN Gus Dur dipilih untuk menjalankan program ini karena memiliki program yang berdampak nyata. Targetnya, dalam dua bulan mahasiswa dapat menyelesaikan 2.093 tanah wakaf di wilayah Pekalongan,” ungkapnya. Selain fokus pada penyelesaian tanah wakaf, KKN Tematik ini juga menyoroti penanganan sampah di masyarakat. Mahasiswa peserta KKN turut difasilitasi dengan BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja dan kematian.

Read More »

KKN 63 Tematik Bertemakan Ekoteologi & Pertanahan, Sukses Diterjunkan

Pekalongan–jurnalphona.com Universitas K.H. Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan suskes menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-63 Tematik yang mengusung tema “Ekoteologi dan Pertanahan”, dengan fokus pada pengelolaan sertifikasi tanah wakaf untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Acara dilaksanakan di Gedung Student Center pada senin ( 13/10 ). Program KKN ini melibatkan 500 mahasiswa yang terbagi dalam 36 kelompok, yang akan ditempatkan di Kabupaten Pekalongan, serta 5 kelompok lainnya di Kota Pekalongan. KKN tematik ini merupakan yang pertama dengan penekanan pada ekoteologi dan pertanian, khususnya dalam mengatasi isu pengelolaan sertifikasi tanah wakaf yang masih menjadi masalah di Indonesia, khususnya di Pekalongan. Menurut penuturan Rektor UIN Gus Dur Pekalongan, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., pemilihan tema ini bertujuan untuk menciptakan program KKN yang berdampak langsung. “Karena kita harus melakukan program yang berdampak, persoalan mengenai wakaf ini harus segera diselesaikan. Jika tidak, tanah wakaf akan diserobot orang,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa KKN ini diharapkan dapat membantu mengelola sertifikasi tanah wakaf dengan lebih baik, mengingat pengelolaannya masih kurang optimal di Indonesia.Sebelum pelaksanaan, mahasiswa telah dibekali pengetahuan tentang KKN tematik, terutama di bidang pertanian dan wakaf, seperti yang disampaikan oleh Syamsul Bahri, M.Sos. “Sebelumnya, mahasiswa sudah dibekali mengenai pelaksanaan KKN tematik, khususnya di bidang wakaf, dengan target menyelesaikan 2.093 bidang tanah wakaf yang sudah terdata di Kantor Urusan Agama (KUA) namun belum bersertifikat,” ujarnya.Melalui program ini, diharapkan dapat menyelesaikan persoalan tanah wakaf di daerah Pekalongan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ekoteologi dan pertanian berkelanjutan. UIN Gus Dur Pekalongan berkomitmen untuk memastikan KKN ini memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat lokal. Reporter: Nanda ‘Abidatur Rosyidah Al Mabruroh Penulis: Wiji Indah Prasetya

Read More »

Rektor UIN Gusdur Terima Masukan Aliansi Mahasiswa, Dorong Budaya Kritis di Kampus

Pekalongan–Jurnalphona.com Puluhan mahasiswa UIN Gus Dur menggelar aksi audiensi terkait beberapa permasalahan yang terjadi di lingkungan mahasiswa termasuk tentang PBAK. Aksi yang berlangsung mulai 15.00 sore di depan Gedung Perkuliahan Terpadu (GPT) pada senin ( 10/10 ).Dalam aksi tersebut, aliansi mahasiswa UIN Gus Dur meminta penjelasan terkait beberapa hal seperti mengenai keberpihakan kepada organisasi mahasiswa eksternal dan tuntutan laporan pertanggungjawaban kegiatan PBAK Tahun 2025.Rektor UIN Gus Dur Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag memohon maaf karena adanya kesalahpahaman akan hal tersebut. “Kemarin ada kesalahan memihak lah bahasanya, sudah saya klarifikasi, kalau itu memang salah saya memohon maaf karena hal tersebut.” ujarnyaSelain itu Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag juga berharap untuk diadakan kegiatan seperti ini agar pimpinan mengetahui persoalan di lingkungan mahasiswa agar tidak terjadi kesalahpahaman.“Saya juga berharap diadakan kegiatan seperti ini lagi, langsung kepada pimpinan agar mengetahui persoalan yang terjadi di grassroot (mahasiswa)“ sambungnya. Afan Hanif salah satu aliansi mahasiswa berharap kedepanya pihak pimpinan yang terkait lebih berhati-hati supaya tidak terjadi lagi kesalahpahaman.“Harapan saya kedepanya lebih hati-hati lagi supaya tidak ada kesalahpahaman “ ujarnya. Penulis: Wiji Indah Prasetya Reporter: Afif Kamaluddin

Read More »

Gelebah

Sendiri, merenungi, tanpa artiMendongak tanpa rasa dengkiMencari-cari ke kanan kiriKemudian, tersadar apa arti hidup ini Berjalan, menelusur, dan terjatuhKekosongan semakin utuhMelihat hati yang tak pernah tersentuhAkan keagungan-Nya yang penuh Kami kembali dengan resahInsan yang dipenuhi rasa bersalahTak sungkan meminta samudera rahmahSebab, hanya pada-Nya tempat berserah Maka biarlah hidup ini fanaTanpa adanya sempurnaSelama cinta Tuhan adaJiwa ini takkan lagi hampa Oleh: Nanda ‘Abidatur Rosyidah Al Mabruroh

Read More »

Sanggar Jagadhita Gelar Kembali Lenggang Pesona yang Keenam

Pekalongan–jurnalphona.com Sanggar Jagadhita kembali mengadakan acara Lenggang Pesona untuk keenam kalinya dengan mengusung tema “Tunjukkan Bakatmu, Luapkan Ekspresimu”. Acara ini berlangsung di Pendopo Kabupaten Batang pada Minggu (21/9). Ayu Arina, selaku panitia, menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai upaya melestarikan tradisi dan menjadi wadah bagi masyarakat, terutama di Kabupaten Batang, yang berminat dalam dunia kesenian tradisional, khususnya seni tari. “Tujuan acara ini diselenggarakan untuk melestarikan budaya Indonesia, terutama tari tradisional, karena berkurangnya minat generasi muda. Jadi, kami mengadakan acara ini sebagai wadah bagi masyarakat di Kabupaten Batang yang ingin mengembangkan potensinya,” ujar Ayu Arina. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 190 peserta penari, mulai dari tingkat dasar hingga dewasa. Salah satu peserta, Afrida Iswa Nabila, memberikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini. “Acara ini sangat bermanfaat bagi para penari karena di samping sebagai tempat untuk unjuk kemampuan, acara ini juga bisa memberikan semangat kepada kami untuk terus melestarikan tradisi,” tutur Afrida Iswa Nabila. Penulis: Muhammad Agung PrasetyoReporter: Agus Budiharsono

Read More »

Menjaga Tradisi Untuk Kebersamaan, Simbang Kulon Gelar Night Karnaval Guna Nguri-Nguri Budaya

Pekalongan–jurnalphona.com Warga Nahdiyin Kelurahan Simbang Kulon Kab. Pekalongan gelar pertunjukan karnaval pada Kamis malam dengan tema “Menjaga Tradisi Untuk Kebersamaan,” dipilihnya tema tersebut karena meskipun arus budaya saat ini terus berkembang, akan tetapi budaya seperti karnaval harus tetap dilestarikan guna menjalin kebersamaan, tutur Nurul Haq Ketua Ranting NU Simbang Kulon, (18/9). Simbang Kulon Night Karnaval diikuti oleh 26 peserta dengan menampilkan berbagai maskot kebanggaannya. Salah satu peserta menampilkan maskot “Serigala Berkepala Tiga” yang memiliki filosofi sebagai makhluk mitologi yang hidup di hutan, tutur Toslam, salah satu ketua panitia peserta night karnaval. Karnaval ini disambut meriah oleh warga dengan persiapan matang, sehingga dapat berjalan dengan lancar. Harapan kedepan, night karnaval ini berkembang lebih baik lagi. Acara ini merupakan rangkaian dari acara sunatan masal yang sudah berlangsung selama 60 kali dan akan ditutup dengan peringatan maulid nabi. Penulis : Nabilla Rahayuningtyas Citra AnggraenyReporter: Afif Kamaludin

Read More »