Artikel

Berkah Ilmu di Bulan Suci: Kuliah di Bulan Ramadan, Efektif atau Tidak?

Oleh: Rismawati

Bagi umat Islam di seluruh dunia, Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah dan menjadi bulan yang istimewa. Namun, Bulan Ramadan membawa tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang sedang menjalani kuliah. Efektivitas pembelajaran selama kuliah di bulan Ramadan perlu diperhatikan, apakah pembelajaran di bulan Ramadan tetap efektif atau sebaliknya? Hal itu karena mengingat keseimbangan antara kewajiban keagamaan dan akademis adalah hal yang tidak mudah.

Sebagian orang berpendapat bahwa belajar di bulan Ramadan memberikan keberkahan tersendiri pada ilmu yang diperoleh. Dilansir dari libraryft.unjani.ac.id selama bulan Ramadan, menuntut ilmu akan memberikan beberapa manfaat, yakni mendapat pahala seperti setahun, pahala dilipat gandakan, diangkat derajatnya, menjadi pribadi yang lebih taat kepada Allah, menjadi jalan munuju surga, mendapat kemuliaan dunia dan akhirat, menjadi amal jariyah, dan lain sebagainya.Namun, pendapat ini tentu tidak disetujui oleh semua orang. Mereka berpendapat bahwa kesibukan ibadah dan menjalankan puasa dapat mengurangi tingkat konsentrasi dan produktivitas selama kuliah. Kelelahan fisik dan mental akibat puasa seharian dapat menghambat kemampuan belajar dan memahami materi. Selain itu, jadwal kuliah yang mungkin bertabrakan dengan waktu berbuka puasa bisa menjadi tantangan tambahan. Oleh karena itu, pihak kampus harus memberikan strategi supaya perkuliahan selama di bulan Ramadan tetap berjalan dengan efektif.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang merasa mendapatkan keberkahan dan motivasi lebih ketika menjalani aktivitas akademis di tengah-tengah ibadah. Mereka lebih rajin melakukan ibadah dan lebih rajin belajar di malam hari karena merasa lebih tenang. Sementara yang lain mungkin memilih untuk fokus pada aspek spiritual dan menunda aktivitas akademis yang menurut mereka terlalu menuntut.

Pentingnya menciptakan pemahaman dan dukungan dari lingkungan kampus juga menjadi kunci dalam menjawab pertanyaan awal tentang keefektifan perkuliahan di bulan Ramadan. Dosen dan lembaga pendidikan dapat berperan aktif dalam memahami kebutuhan mahasiswa, seperti penjadwalan kelas yang memperhatikan waktu berbuka puasa. Seperti di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yang melakukan penjadwalan ulang. Jadwal yang biasanya mulai 07.00 WIB berubah menjadi 08.00 WIB dan jam perkuliahan terakhir menjadi 15.50 WIB. Mereka juga mengurangi durasi tiap Satuan Kredit Semester (SKS) nya menjadi 40 menit per-SKS.

Dengan melakukan penjadwalan ulang dan pengurangan durasi SKS seharusnya perkuliahan selama di bulan Ramadan tetap berjalan dengan efektif. Konsentrasi mahasiswa dalam belajar pun tidak terganggu atau menurun dan tidak menganggu mereka dalam melakukan ibadah selama bulan suci ini. Untuk mendapatkan berkah ilmu di bulan suci, mahasiswa perlu menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitasnya. Mereka tidak boleh hanya mementingkan salah satunya saja, karena menuntut ilmu dan menjalankan ibadah di bulan Ramadhan adalah kewajibannya.

2 Komentar

  • Riska Nur Azizah

    Artikelnya keren! Saya sependapat dengan penulis jika kita tidak boleh mementingkan salah satunya saja, saat di bulan Ramadan.
    Akan tetapi, kita juga perlu mementingkan keduanya, yaitu menuntut ilmu dan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan.
    Artikel ini keren, dan menginspirasi. Jadi kita, sebagai mahasiswa, menjadi lebih paham apa yang harus kita lakukan saat bulan suci Ramadan kali ini.
    Semangat berkarya dan sukses selalu.
    ~Kaa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.