Menyelami Makna Ayat Al-Qur’an yang Dibacakan Kayla di Hadapan Paus Fransiskus
Oleh: Muhammad Robba Masula
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, khususnya ke Masjid Istiqlal pada 5 September 2024, merupakan momen penting dalam upaya moderasi beragama di negara yang kaya akan keragaman ini. Dalam kunjungan bersejarah di Indonesia ini Paus Fransiskus disambut hangat oleh para pemimpin lintas agama di Indonesia, ini merupakan simbol toleransi antar umat beragama yang ada di negara ini. Mengambarkan cita-cita luhur bangsa ini yang menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.
Pemimpin gereja katolik sedunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menandatangani Deklarasi Bersama di masjid Istiqlal, yang menegaskan komitmen terhadap kerukunan antarumat beragama dan kemanusiaan di tengah tantangan global seperti dehumanisasi dan krisis lingkungan.
Dialog antaragama yang berlangsung di Masjid Istiqlal menjadi simbol nyata dari toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan. Momen mengharukan saat hafidzah tuna netra, Kayla Nur Sahwa, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an menekankan pesan perdamaian dan saling menghormati. Ayat-ayat yang dibacakan mencerminkan bahwa semua orang yang beriman kepada Allah dan melakukan kebajikan akan mendapatkan pahala, tanpa memandang latar belakang agama.
Al-Baqarah ayat 62
Artinya; “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.”
Dalam Tafsir al-Misbah Prof. Quraish Shihab mengatakan bahwa persyaratan beriman kepada Allah dan hari kemudian, bukan berarti hanya dua itu saja yang dituntut dari mereka, tetapi dua rukun tersebut menjadi istilah yang biasa digunakan oleh al-Qur’an dan sunnah untuk pemaknaan iman yang benar dan mencakup semua rukunnya.
Kemudian kayla membacakan Surat Al-Hujurat ayat 13
Artinya; “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Ada beberapa makna yang terkandung di dalam ayat 13 Surat Al-Hujurat. Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda adalah agar saling mengenal, saling menghormati dan bekerjasama dalam berbagai hal khususnya dalam hal kebaikan, Jika tidak mengenal dengan baik, maka muncul sikap radikal dan intoleran, seperti iri, dengki, dan su’uzhan.
Dua ayat diatas adalah ayat yang sarat dengan pesan perdamaian dan penghormatan terhadap keragaman manusia.
Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antaragama tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih mengenal satu sama lain, memerangi sikap intoleran yang dapat muncul dari ketidaktahuan. Dengan demikian, refleksi moderasi beragama dalam konteks ini sangat relevan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghormati.