Resensi Buku

Bunga Matahari Keluarga Suyadi

Identitas Buku

Judul buku : Tulisan Sastra
Penulis : Tenderlova
Penerbit : LovRinz Publishing
Tahun terbit : 2022
Tebal : 303 halaman
ISBN : 978-623-289-095-4
Peresensi : Ika Amiliya Nurhidayah

Dalam suasana deman K-Pop terutama bagi para penggemar Grup NCT, sebagian besar dari mereka yang gemar membaca pasti akan memburu novel ini. Tidak hanya laris dalam bentuk buku, cerita ini juga telah banyak dibaca oleh 15 juta pembaca di Wattpad. Bagaimana tidak? Sebuah novel dari nama pena penulis Tenderlova telah dikenal sebagai sebuah karya yang berhasil menguras banyak air mata. “Tulisan Sastra,” dua kata yang diangkat oleh penulis sebagai judul tersebut ternyata benar-benar mewadahi keseluruhan kisah. Novel ini dibuka dengan narasi yang menceritakan kolase keluarga Suyadi, harta terbesar dari tokoh utama bernama Andhika Sastra Gautama. Ia adalah lelaki yang diceritakan sebagai pembenci hujan dan pecinta sang kekasih Sahara. Di saat penulis lain berlomba-lomba membuat cerita bergenre rommance, Tenderlova berhasil mengemas cerita dengan kisah keluarga yang hangat dan menghibur. Mulai dari mama yang anggun dan cantik, Bang Tama yang sabarnya seluas samudera, Kak Ros dengan kesabaran setipis tisyu, Bang Jovan si Don Juan kelas kakap, Sastra yang banyak tingkah, Mas Nana yang tampan dan cantik dalam waktu bersamaan, Cetta yang pintar, dan si bungsu Jaya yang hobby melamun. Jangan lupakan juga Pak Suyadi, bapak dari ketujuh bersaudara yang sudah tenang di sisi Tuhan.

Sastra merupakan putera kelima dari tujuh bersaudara, maka dia adalah penengah. Bapak mengharapnya agar dapat menjadi penengah dari kehidupan kakak dan adiknya. Tapi kenyataan justru menyangkal harapan tersebut, Sastra terlahir sebagai bocah tengil yang gemar mencari masalah dengan ketujuh saudaranya, pun dengan kucing-kucing Mas Jovan yang diberi nama Rinso, Molto, dan Soleh. Mereka selalu ternistakan. Penderitaannya lengkap karena kisah asmara dengan Sahara yang berakhir bertepuk sebelah tangan.

Membaca novel ini, pembaca dibawa pada perasaan yang campur aduk. Akhir kisah ceritanya memang menyedihkan. Namun kisah kehidupan keluarga yang luar biasa random mampu menciptakan gelak tawa pembaca, walaupun pada akhirnya dibuat sedih juga karena Sastra dengan segenap impiannya yang mendapat cibiran, dan dibuat menangis sejadi-jadinya oleh kehilangan. Semua orang, bahkan ketiga kucing keluarga Suyadi sama sekali tidak mengira akan kedatangan bencana menyakitkan malam itu. Awalnya semua baik-baik saja, kata-kata manis bahkan masih meluncur dengan sangat baik dari mulut Sastra pada Sahara.

“Hujan itu turun atau jatuh?”

“Jatuh.”

“Salah. Hujan itu turun. Yang jatuh itu perasaanku ke kamu.”

“Aku pulang, ya?”

Sahara tidak pernah menyangka jika ‘pulang’ nya adalah kepergian yang tidak akan pernah kembali. Karena tepat setelah Sastra meminta izin untuk pulang ke rumah, sebuah mobil menghantam motor sekaligus tubuhnya hingga membuatnya mati rasa. Keluarga Suyadi hancur dibuatnya, terlebih Sahara. Di tengah kesedihan yang hebat, datang sebuah tanda yang tentu membuat semua orang paham akan maknanya. Sastra akhirnya bertemu kembali dengan bapak, membicarakan hidup dengan segenap rintangan dalam perjalanannya.

“Perjalanan itu membuat kita mempunyai dua pilihan, Abang mau meninggalkan jejak wangi untuk dikagumi orang-orang atau jejak busuk yang merugikan mereka?”

“Meninggalkan jejak artinya kamu pergi.”

Sastra benar-benar meninggalkan jejaknya di ruang klaustofobic yang ia kira awalnya adalah sebuah rumah tempatnya tinggal. Semua tangisan dengan nada paling menyakitkan berhasil pecah seketika itu juga. Kehilangan kedua kalinya di keluarga Suyadi setelah Bapak, semuanya sama, layaknya de javu menimpa.

Cerita ini diakhiri dengan kemasan kisah dalam lembaran yang ditulis oleh Adinata Aileen Caesar. Putera keenam Suyadi bersaudara yang merasakan kesedihan paling parah itu akhirnya bertekad merealisasikan impian sang kakak, membuat novel. Buku dengan segenap kisah Andhika Sastra Gautama dan Suyadi bersaudara itu berhasil laris di pasaran.

Kelebihan buku

  1. Bahasa yang digunakan sangat ringan
  2. Alur cerita bervariasi, namun tetap padu
  3. Desain halaman dalam menarik.

Kekurangan buku

  1. Desain cover kurang menarik, karena judul novel tidak timbul
  2. Tidak terdapat informasi penulis pada halaman akhir dan penulis hanya menggunakan nama pena
  3. Banyak kata-kata kasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.