Problematika Tantangan Peradaban Desa
Karya : Misbahul Anam
Kebanyakan pemerintah desa hanya mengandalkan kucuran dana dari lembaga pemerintah untuk pendanaan kegiatan desanya, daripada berpikir kreatif mengembangkan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli desanya. Bahkan kesibukan pemdes sampai perangkat kampungnya adalah menjadi penyalur bantuan pemerintah.
Uang tidak bisa membuat kita mempunyai kepala desa yang lebih baik. Menurut anda seorang kepala desa itu harus punya latar belakang pendidikan apa? dalam peraturan tertera minimal lulusan SMP/sederajat. Namun dilapangan seringkali ditemui keluhan warga maupun mitra kerja kades yang mengeluhkan “kebodohan” kades dalam memimpin desa karena faktor hanya lulusan SMP ini. Barusan ada video di media sosial youtube seseorang berpidato kampanye calon kades di Indramayu, MasyaAllah punten bicaranya kacau sekali. Dipihak lain kerap kali ditemui kades yang tamatan S2 pun tidak ada bedanya, mungkin bicaranya lebih tertata tetapi cara dia mengelola dan mempimpin desanya hanya sebelas duabelas dengan yang cuma tamatan SMP. Sementara kita juga harus melihat seorang kepala desa yang sangat luar biasa seperti bapak Wahyudi Anggrojati, beliau seorang lurah di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, wah kok yah rasanya pesimis kita mampu menjaring orang-orang seperti beliau yang menjadi kades. Karena orang yang cerdas, berpendidikan dan jujur jarang yang mau nyalon jadi kades. “Ribet mas, kudu ada uangnya, lha saya mah punya apa?”, kata seorang berpendidikan yang mempunyai kriteria pas untuk jadi kades dan punya pendukung. Belum apa apa saja sudah malas mencalonkan jadi kades karena tabiat masyarakat kita yang memilih karena uang.
Jadi kawan-kawan, jika kita selalu memilih calon kades ataupun pemimpin lainnya karena uangnya ataupun karena iming-iming jabatan darinya, jangan pernah berharap mempunyai pemimpin yang baik.
Pilihlah seseorang karena orang tersebut mempunyai keteladanan, jujur, mampu memimpin, mungkin dia memang cuma lulusan SMP tetapi kalau dia pembelajar dia akan terus berusaha mengembangkan keahliannya sebagai pemimpin dan mampu berjejaring dan mengelola SDM orang-orang pintar di desanya untuk membantunya dalam memajukan desa. Orang-orang seperti inilah yang akan bisa membuat perubahan di desa hingga membuat warganya sejahtera dan bahagia tentunya.