Anterin Aku Pulang Dong!!
Oleh: Gareiysa Azizulfa Aroha
Suatu hari Boy berprofesi sebagai ojek yang beroperasi di Semarang dan juga seorang kepala rumah tangga yang harus menafkahi dan berjuang untuk keluarga kecilnya. Dalam sehari dia bisa mendapatkan sepuluh penumpang atau terkadang bisa lebih dari itu. Hingga pada satu hari, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, sedangkan Boy masih belum mendapatkan penumpang. Seketika Boy heran dan bingung “duh tumben banget hari ini sepi penumpang ya, pada kemana ni orang-orang.” Dia ingin pulang teringat istri yang sedang sendirian di rumah menjaga anak mereka yang masih bayi, hatinya tidak tega untuk terlalu lama meninggalkan keluarganya. Akan tetapi, dia akan merasa bersalah bila pulang dengan tangan hampa.
Saat di tengah kebingungannya, terdengar suara notifikasi masuk sebuah pesanan dari HP-nya. Hatinya pun menjadi senang, akhirnya dia mendapat pemasukan untuk pertama kalinya di hari ini. Meski penumpang itu menggunakan pembayaran uang cash. Tanpa berpikir panjang, Boy langsung menerima pesanan tersebut tanpa memperhatikan lokasi tujuan si pemesan yang terletak di suatu tempat di wilayah Jatingaleh dengan nama pemesan Mawar. Lokasi si pemesan berada di depan PLN Jatingaleh di bawah pohon kersen.
Setibanya Boy di lokasi, tampak seorang perempuan muda yang sedang berdiri di bawah pohon sembari menenteng sebuah tas jinjing kayu besar berwarna coklat lusuh kemerahan. Perempuan itu mengenakan baju berwarna merah panjang, dengan rambut yang terurai.
“Dengan Mba Mawar ya..?” tanya Boy sembari mendekatinya.
Dia hanya menganggukkan kepala dengan tatapan dan wajah yang dingin. Lantas Boy pun memberikan helm penumpang kepadanya.
“Nggak usah Mas,” tolak perempuan tersebut yang langsung duduk di bangku belakang motor.
Boy yang sedikit kebingungan pun bertanya, “permisi Mba, lokasi tujuannya ke mana ya?”
“Jalan Lamongan Raya, Sampangan Mas,” sahut sang penumpang.
“Dekat SD Negeri Bendan Ngisor ya Mba?” Boy kembali bertanya.
“Iya Mas.” Jawabnya sembari mengangguk.
Saat di jalan, awalnya Boy merasa biasa saja. Tidak ada hal yang aneh. Namun, saat melewati tanjakan sebelum kampus Unika Soegijapranata, motornya terasa sangat berat, tidak seperti biasanya.
“Buset… di tanjakan kok, rasanya berat banget ya padahal biasanya gak pernah seberat ini. Apalagi saya sudah sering lewat di sini,” Boy bergumam lirih sambil melihat ke kaca motor.
Saat jalanan menurun di Kampus Untag Semarang, Boy merasakan tidak ada hal yang aneh. Ia masih melihat bagian kaki penumpang tersebut karena dia dalam posisi duduk menyamping.
“Alhamdulillah masih aman kakinya masih kelihatan, Mbanya tidak kenapa-kenapa kan kok pucat banget,” lagi-lagi Boy bergumam sendiri.
Mawar hanya diam saja dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam yang terlihat di kaca motor. Saat ia berbelok ke arah kampus Stikubank melewati terowongan jalan tol di Jalan Pawiyatan Luhur, Bendan Dhuwur, lagi-lagi di jalan menanjak itu, Boy merasa seperti membawa muatan berat. Sampai Jalan Kendeng lima, ia sempat melirik ke kaca spion lagi. Kemudian wanita itu tiba-tiba tersenyum lebar dan berkata, “Mas, saya turun disini saja ya hihihihi,” ucap wanita tu.
Boy sedikit mengernyitkan dahi, “lohh, ini belum sampai tujuan loh Mba masih jauh,” tuturnya.
Saat Boy menepikan motornya di pinggir jalan, wanita itu berakta “Mas ini uangnya, terima kasih ya Mas sudah diantar pulang,” sambil mengeluarkan uang seratus ribu rupiah.
“Sebentar ya Mba kembaliannya,” jawab Boy sembari merogoh saku celana.
Wanita itu tiba-tiba terbang dan tertawa, “hihihihihi, makasih ya Mas sudah diantar pulang.”
Dalam kondisi syok dia langsung mengendarai motornya dengan cepat menjauhi terowongan itu, Boy pun mencari warung terdekat untuk menenangkan diri.
Setelah itu, ia sempat berbincang dengan pemilik warung makanan itu. Ia bercerita baru saja mengalami kejadian aneh. Ternyata pemilik warung itu mengatakan kalau kejadian serupa sudah sering terjadi di kawasan terowongan tol Bendan Dhuwur tersebut. Pemilik warung itu menceritakan kepada Boy bahwa sebelumnya juga ada sopir taksi online yang membawa penumpang sekeluarga, dan mengalami kejadian yang sama. Seluruh penumpangnya tiba-tiba menghilang.
Mendengar cerita itu Boy pun kaget dan langsung mengecek HP-nya dan seluruh chat dengan Mawar juga tiba-tiba hilang. Padahal sebelum menjemput ke lokasi di depan PLN Jatingaleh, Boy sempat chat dengan Mawar penumpang tadi.
“Coba deh, Masnya cek riwayat orderannya dulu,” suruh penjual warung kepada Boy.
“Udah saya cek ke history orderanku kok Mas, tapi ya gak ada yang namanya Mawar,” jawab Boy.
“Yaudah mas jadikan pelajaran saja, mungkin nanti masnya kebanjiran rezeki karena membantu wanita itu pulang,” tutur pemilik warung.
Kesokan harinya Boy mendapat hikmah dari kejadian itu, benar seperti omongan penjual warung itu. Setelah mendapat penumpang makhluk gaib, ia langsung kebanjiran orderan bertubi-tubi hingga malam hari. Tidak hanya orderan penumpang, tapi juga pesanan go-food.
“Ini benar-benar aneh, makasih juga ya Mba berkat Mba aku kebanjiran orderan,” gumam Boy saat menunggu orderan sambil menghitung uang.
Terdengar suara perempuan lirih dari arah belakang, “iya sama-sama Mas,”
“Haaaaa, kamu lagi,” Boy pun syok dan langsung buru-buru tancap gas.
–Tamat–
2 Komentar
Afiza
Huaaa bagus banget ceritanya mas😭👍🏻
Jurnal Phona
terima kasih kak 🙂