Berita Daerah,  SoftNews

Festival Bubur Suro Jadi Ladang Rezeki Bagi Para Pedagang di Pekalongan

Pekalongan-Jurnalphona.com Komunitas Jalan Jlamprang kembali mengadakan festval bubur suro setelah beberapa waktu vakum. Festival bubur Suro jadi berkah tersendiri bagi para pedagang di Kota pekalongan.

Festival Kuliner Bubur Suro menjadi agenda tahunan di Krapyak Pekalongan, meskipun sempat terhenti selama 2 tahun lalu kini diadakan kembali dan tidak kalah menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Wargapun berantusias untuk memeriahkan acara ini. Acara ini di mulai pada 07.00 hingga 22.00 WIB. Berbagai rangkaian acara dari mulai lomba-lomba hingga malam puncak kirab bubur suro yang dihadiri langsung oleh Walikota Pekalongan, Aaf.

Selain menjadi agenda tahunan dalam rangka memperingati bulan Asyuro atau sepuluh muharrohm. Tradisi ini juga sebagai ajang pengenalan budaya daerah pada masyarakat luas. Masyarakat dari berbagai daerah berbondong-bondong hadir demi memenuhi keingintahuan mereka tentang tradisi ini.

Potret pedagang tahu yang kebanjiran pembeli

Siapa sangka, tradisi ini membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kuliner dari mulai es, air mineral, makan ringan bahkan makanan berat. Selain itu yang mencuri perhatian juga pedagang balon yang menjual habis balon-balonnya. Puncak acara seperti ini dimanfaatkan para pelaku usaha untuk meraup keutungan.

Hampir sepuluh stand yang berisi kuliner memanjakan mata para pengunjung. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek dari Rp 5.000-Rp 20.000 untuk dapat mencicipi berbagai kuliner tersebut.

Ulfi, salah satu penjual es, yang juga turut mendapat berkah dari adanya acara ini menjelaskan dirinya sudah biasa berjualan es setiap harinya, namun di acara-acara seperyi ini dirinya dapat meraup keuntungan jauh dari hari biasanya.

“Setiap hari saya berjualan es dan biasanya saya berjualan diarea Kauman dekat alun-alun, kalau acara seperti ini lumayan,” tuturnya.

Potret pedagang es durian

Ada juga Adit, penjual tahu. Di kedainya menyediakan berbagai macam olahan tahu seperti tahu gejrot, tahu isi dan sebagainya. Ia menuturkan rasa syukurnya dari sembilan kantong tahu yang ia bawa tersisa satu kantong saja hingga di penghujung acara. Ia berharap acara serupa dapat kembali dilaksanakan, selain bagus bagi konsumsi masyarakat juga mendatangkan berkah tersendiri bagi pedagang seperti dirinya.

“Harapan saya dengan adanya acara ini semoga ramai dan cepat habis,” ujarnya.

Tentunya para pedagang tidak serta merta datang dan berjualan. Ada prosedur teknis yang harus dilalui, dari mulai pendaftaran kepada panitia hingga perolehan izin buka stand.***

Penulis: Evy Srirhayu

Reporter: Risqi Nurrohmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.