Resensi Buku

Aku Juga Punya Hak Memilih, Menjalani dan Menentukan Masa Depan

Peresensi: Zidni Mubarok

Identitas Buku:
Judul Buku: Seutas Rambut Perempuan
Penulis: Fx. G. Tutuka
Tata Sampul Dan Isi: DN Pranowo
Penerbit: Yayasan Pancur Siwah
ISBN: 979-97096-9-5
Cetakan Pertama: Desember 2003
Jumlah Halaman: 244 Halaman

Buku dengan judul “Seutas Rambut Perempuan” ini menarik perhatian saya, meski awalnya saya belum memiliki pandangan terhadap isi di dalamnya. Namun setelah membaca sedikit tentang pengantar penulis saya menjadi tertarik untuk membaca isi keseluruhannya. Apalagi tiga puluh persen isi buku merupakan pengalaman nyata dari sahabat penulis.

“Kita masing-masing mempunyai perasaan, tuntutan dan cita-cita hidup. Bedanya anda seorang pilot tentara dan saya seorang pedagang jalanan…” (halaman 36)

Mungkin untuk sebagian orang, tidaklah penting memahami bagaimana perjuangan seorang wanita pada masa dulu. Namun bagi saya itu menarik untuk ditelusuri, sebagaimana diceritakan dalam buku, yakni perlakuan yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki. Kedudukan perempuan pada masa dahulu memang sangat disayangkan, dimana orang tua banyak yang meminta anak perempuan mereka yang sudah lulus SMP agar langsung menikah. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, terlebih untuk kehidupan apalagi pendidikannya. Ini berangkat dari faktor pemikiran orang dahulu yang masih dangkal.

Diceritakan pula seorang anak laki-laki dari desa yang merantau ke kota, dimana ia sebagai tokoh utama dalam cerita. Betapa kaget saat dia mengetahui hidup di kota yang amat berbeda dengan hidup di desa. Dia mendapati pelajaran besar dalam hidupnya saat mendengar beberapa kisah hidup kaum perempuan yang dia temui dimasa itu. Dimulai dengan Tiwi, seorang istri pengusaha Tionghoa yang menjadi pelacur. Kemudian ada kisah Iyah, seorang perempuan desa yang mendapat ketidakadilan dalam hidupnya.

“Perjuanganku tidak mengenal siang dan malam, juga tidak akan pudar dalam hujan dan terik matahari. Aku berjuang berhadapan dengan hinaan yang dilontarkan laki-laki di depan mukaku.” (halaman 242)

Dalam buku ini menggambarkan bagaimana laki-laki pada masa itu adalah orang yang mempunyai segalanya lebih dari perempuan. Dimana orang-orang beranggapan bahwa perempuan tidak lebih dari sekedar menjadi seorang ibu rumah tangga. Tentunya sudah berbeda dengan masa sekarang, dimana sudah banyak lahir perempuan-perempuan hebat.

Setelah membaca buku ini, saya menjumpai beberapa kelebihan yang mungkin dapat menarik perhatian pembaca lainnya atau bahkan orang dengan penyuka issu perempuan.

Kelebihan buku:

  1. Judul yang menarik, memiliki pesan tersirat yang membuat pembaca penasaran dengan isi.
  2. Jenis font dan ukuran juga tidak membuat mata mudah lelah ketika membaca.
  3. Ketebalan buku tidak membuat pembaca merasa malas ketika melihat buku.
  4. Akhir dari cerita juga tidak terduga, tokoh utama menjadi sosok yang bijaksana dalam menentukan sikap, dan menjalin asmara dengan perempuan hebat.

Kekurangan buku ada pada ilustrasi gambar, dapat dikatakan gambar kurang menarik. Isi cerita terlalu mengandung unsur dewasa, pemilihan kata terlalu transparan.

Saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku ini, karna isinya bisa membuat kita tahu apa arti perempuan yang sesungguhnya. Namun dengan melihat isi cerita, buku ini hanya bisa tertuju kepada orang dewasa.***

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.