Perbaiki Diri Dengan Mendekatkan Kepada-Nya
Identitas Buku:
Judul buku: Self Healing With Qur’an
Penulis: Ummu Kalsum Iqt
Penerbit: Syalmahat Publishing
Tahun Terbit: 2022
Tebal: vi 186 halaman 14 x 20 cm
ISBN: 978-623-5269-01-6
Jenis buku: Buku Pengembangan (Self Improvement)
Peresensi: Nailis Sa’adah
“Saat kita berusaha memenangkan hati semua orang, pasti akan melelahkan. Tapi kalau fokus kita hanya untuk memenangkan cinta Allah, semua akan membahagiakan. Percayalah.”
Saya melihat buku ini berseliweran di FYP (for your page) tiktok pada masa saat booming-nya. Pada waktu itu saya tidak berniat untuk membeli buku ini namun saat buku ini menampilkan ada quotes-quotes pendek dari para ustadz dan kutipan ayat Al-Qur’an yang membuat saya semangat dan tertarik untuk membelinya.
Self healing menjadi hal yang sering di perbicangkan orang-orang dalam sosial media. Ketika kegalauan merajai hati, bertahta di jiwa maka banyak yang mencari penyembuhan luka atau rasa dengan cara mendengarkan musik, nongkrong bareng teman, jalan-jalan ke tempat hiburan, makan sampai puas, melakukan berbagai hal yang digemari, dan lain sebagainya. Mereka menularkan self healing versinya sendiri kepada yang lain, hingga mereka saling membenarkan dan menjadi kebiasaan.
Buku Self Healing With Quran ini merupakan buku nonfiksi yang terdiri dari enam bab. Di mana pada bab pertama membahas tentang motivasi agar tidak terlalu bersedih. Dunia memang penuh dengan segala ujian, seperti perkara kematian, kehilangan seseorang yang dicintai, gagal dalam karir dan belajar, galau belum ketemu jodoh, dikhianati, ditipu saat menderita sakit, atau kehilangan harta benda memang kerap menyedihkan hati. Pada bab ini, yang berisi ayat-ayat Al-Qur’an menjelaskan tentang jangan bersedih akan menjadi penghibur bagi para pembaca.
Betapa banyak dari kita mencari ketenangan selain dari Allah dan Al-Qur’an. Kita berlomba lomba menumpahkan rasa galau, gelisah dan merana pada manusia. Haus akan perhatian orang-orang, hingga caper di dunia nyata atau dunia maya. Menjadikan harta, tahta, cinta sebagai tolak ukur bahagia. Ah, kita benar-benar dilanda penyakit Wahn (lebih cinta dunia ketimbang akhirat yang sudah dijanjikan Allah) sebuah virus yang lebih berbahaya dibanding Korona.
“Jangan galau, kau butuh baca Qur’an bukan liburan. Lidahmu kurang melantunkan Qur’an, bukan kurang kasih sayang. Hatimu kurang mendekat pada Qur’an bukan pada kemewahan.”
Padahal, self healing terbaik ada dalam Al-Qur’an. Allah telah memaparkan dengan jelas berbagai cara metode penyembuhan. Baik rasa sedih, kecewa, takut, marah, ataupun putus asa hanya diatasi melalui Al Qur’an. Self healing melalui hiburan, hiburan ataupun yang ada di dalam gadget hanya bersifat sementara, semu. Kegalauan-nya hilang sebentar, setelah itu galau kembali. Sedangkan Allah Swt., akan melenyapkan segala rasa sedih dan gelisah hingga ke akar-akar, lalu mengubahnya menjadi rasa tenang.
Kelebihan: Novel ini memberikan motivasi khususnya bagi yang mau hijrah atau memperbaiki diri dengan adanya quotes-quotes islami, berusaha optimis ditambah lagi cerita kisah para sahabat nabi sehingga membuat saya ikut hanyut ke dalam cerita tersebut.
Kekurangan: Dalam novel ini bahasanya banyak menggunakan kalimat tidak efektif dan penggunaan alurnya yang campuran sehingga ceritanya sedikit rumit untuk dipahami
Rekomendasi:
Buku ini cocok dibaca oleh siapa pun terutama kaum milenial yang ingin berhijrah atau memperbaiki diri karena di dalam buku ini berisi berbagai kisah yang dapat memotivasi kita agar tidak terlalu bersedih. Dunia memang penuh dengan segala ujian dan ayat-ayat Al- Qur’an tentu saja dapat menyembuhkan luka batin kita.