Cinta/idntimes.com
Essay

Perilaku Bucin di Kalangan Mahasiswa

Oleh: Satria Putra Mahardika Muhammad

Jatuh cinta merupakan hal yang biasa dialami saat masa remaja. Hal ini terjadi karena rasa suka atau rasa cinta yang mulai muncul akibat dari efek pubertas anak. Pada masa pubertas, akan ada perubahan-perubahan mulai dari perubahan fisik hingga perubahan emosionalnya. Oleh karena itu, terjadilah peningkatan hormon anak yang membuat anak menjadi memiliki rasa suka atau ketertarikan kepada lawan jenis. Ketertarikan ini tidak bisa dilarang karena merupakan proses alamiah dan semua orang pasti mengalaminya. Masa pubertas ini terjadi pada usia remaja, yaitu belasan tahun hingga kurang lebih dua puluh tahun. Bisa dikatakan pada masa Sekolah Menengah Atas hingga awal perkuliahan.

Dalam dunia perkuliahan, relasi romantis antar mahasiswa dengan mahasiswi bukanlah hal yang asing di masa sekarang ini. Tak sedikit mahasiswa dan mahasiswi yang mengalami cinta lokasi atau cinlok di lingkungan kampus. Cinta lokasi ini berawal dari sering bersama dalam sebuah organisasi, event, atau dalam kelas mata kuliah. Seiring dengan berjalannya waktu, kebersamaan itu bisa menumbuhkan rasa ketertarikan satu sama lain dan berlanjut pada hubungan yang lebih jauh lagi yakni pacaran. Dalam masa pacaran, kedua belah pihak akan saling memberikan yang terbaik untuk pasangan yang dicintainya. Semua dilakukan atas dasar cinta dan ketulusan. Apa yang dilakukan sebenarnya tidak salah, asalkan masih dalam batas kewajaran. Kewajaran yang dimaksud adalah tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Namun dalam sebuah hubungan, tidak semua hal berjalan dengan mudah. Meskipun seseorang sudah melakukan segala hal kepada pasangannya, belum tentu ia akan mendapat balasan atau feedback serupa dari pasangannya. Hal ini pasti akan menyakiti diri sendiri. Orang yang seperti itu bisa dikatakan sebagai bucin (budak cinta). Lalu, apa sih bucin itu?

Bucin berasal dari dua kata, yakni budak yang berarti jongos dan cinta yang berarti rasa sayang. Dikutip dari kapanlagi.com, bucin merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang begitu larut dalam hubungan percintaan atau asmaranya. Bucin ini bisa terjadi kepada siapa saja, tak terkecuali adalah mahasiswa. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi bucin. Diantaranya adalah rasa cinta kepada pasangan yang begitu besar, rasa takut kehilangan yang juga begitu besar, perasaan saling memiliki dan dimiliki, ikatan status hubungan, dan juga anggapan bahwa bucin merupakan hal yang romantis. Selain beberapa hal yang sudah disebutkan, adanya tekanan dan ancaman akan ditinggalkan juga menjadi penyebab seseorang menjadi bucin.

Perilaku bucin di kalangan mahasiswa khususnya di lingkungan kampus sangat bermacam-macam. Mulai dari mengantar dan menjemput sang kekasih, menemani ketika ada urusan di kampus, makan siang bersama di kantin, membuat project bersama, dan lain sebagainya. Hal ini hampir sama seperti yang dikatakan oleh seorang mahasiswa asal salah satu kampus negeri di Pekalongan. “Aku sering disebut bucin sama teman-temanku, karena aku sering bareng sama pacar. Entah itu berangkat bareng atau ngerjain tugas bareng. Hal itu aku lakuin atas dasar cinta dan tidak ada paksaan dari siapapun termasuk pacar aku,” jelasnya.

Perilaku bucin memiliki dampak yang positif dan negatif bagi mahasiswa. Dampak positif dari perilaku bucin bagi mahasiswa adalah sebagai penyemangat dalam perkuliahan. Selain itu, perilaku bucin juga membuat seseorang menjadi lebih peduli kepada pasangannya dan mempererat hubungan sehingga menjadi lebih dekat dan lebih romantis tentunya. Namun, bucin juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif dari perilaku bucin adalah timbulnya toxic relationship. Toxic relationship adalah hubungan yang dimana salah satu pihak tidak dihargai dan selalu disalahkan oleh pasangannya. Selain itu perilaku bucin yang berlebihan justru akan merugikan dan menyakiti diri sendiri. Setelah melakukan hal yang diinginkan oleh pasangan, tetapi tidak mendapat feedback yang diharapkan. Paling parah adalah apabila sudah terlalu cinta dan sering menjadi bucin, namun orang yang dicintai justru pergi meninggalkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.