Kehidupan Absurd Si Tita
Karya : Najmia
Cafe itu tidak mempunyai sudut. Romansa diciptakan oleh si empunya yang mampu menyulap malam ini memiliki eifouria yang menakjubkan. Sungguh luar biasa ia mampu membuat suasana menjadi penuh meski di dalam cafe benar-benar kosong. Tidak soal menarik pelanggan agar menetap di dalamnya. Namun, banyak keunikan yang akan didapat setelah masuk ke cafe sunyi itu. Tak terasa malam semakin mencekam dan angin semakin berderu, sehingga membuat bulu kuduk ku menjadi berdiri. Dari pukul 5 sore aku menetap di cafe itu, mataku tidak mendapati satu orang pun berkunjung. Sungguh aneh pikir ku. Di cafe itu, aku hanya ditemani oleh seorang kasir dan lagu lawas yang menenangkan telingaku. “Ah sial…” setelah aku melihat pesan whatsapp beberapa menit yang lalu. Ternyata teman yang mengajak ku ketemu untuk colaborasi channel youtubenya baru saja membatalkan pertemuan ini.
“Kenapa ga dari tadi ngabarinnya, udah 3 jam nunggu, dibatalin aja seenaknya… rugi dah, jadwal siaran aku liburin lagi” gumam ku kesal seraya jalan ke kasir.
Saat hendak mengambil sepeda ku di parkiran cafe, aku melihat banyak orang berkerumun di ujung jalan dekat supermarket utara cafe ini. Biasanya si aku ikut bergerombol, cuma ingin tahu apa yang terjadi. Kebetulan saat ini sedang unmood, aku putuskan untuk kembali ke apartemen ku yang masih satu lingkup dengan cafe tersebut. Ku kayuh sepeda ku sampai pandangan mata ku tertuju di satu titik dimana seorang youtuber di tangkap polisi kota karena merekam wajah orang lain tanpa izin. Ah konyol memang. Aku tersenyum getir membayangkan jika temanku tadi dipenjara karena mencuri waktu kerja ku, pasti sangat menyenangkan. Sayangnya tidak, dia bertindak seenaknya kepada orang lain untuk menguntungkan dirinya. Sampai aku tersadar, sepeda ku sudah di dapan gedung apartemen, lalu aku menuju ke apartemen ku.
“Ah sudahlah, hari ku saat ini sangat buruk, besok mungkin lebih baik” gumam ku dalam hati, lalu ku ambil buku harian ku dan ku tulis semua kejadian hari ini.
Tidak banyak yang ku tulis, hanya sebuah coretan yang membuat aku kesal seharian. Berharap bertemu teman yang sekian lama menghilang, sampai akhirnya aku dibuat senang karena dia sudah terkenal. Dan yang membuat aku senang waktu itu, dia mengajakku ada dalam satu video miliknya, betapa tersanjungnya diriku. Tapi malah ia membatalkannya, itu membuatku sangat marah. Lalu aku menutup buku harian ku dan aku tidur dengan lelap malam itu, meski aku masih membenci dirinya.
Ding dong… ding dong… ding dong… bel rumah ku terus berbunyi. Tumben ada tamu pagi-pagi buta datang ke rumah, nyolong start nya tukang nasi goreng, pikir ku. Bel itu berbunyi hampir lima kali, aku pun bergegas meraih pintu dan mendapati tukang antar paket memberikan kotak agak besar bertuliskan alamat apartemen ku. Ku lempar kotak itu dan aku mandi bersiap rekaman radio pagi ini. Aku tau isi paket itu, makanya tidak ku buka dulu. Tidak penting, untuk diriku, terlalu membuang waktu.
Ku kayuh sepeda ku menyusuri jalanan kota Praha dengan indahnya arsitektur kuno di setiap sudutnya. Coba Praha beneran pasti senang sekali hati ku. Tempat rekaman ku berasa di pusat kota Semarang. Panas sekali pagi itu, apalagi lumayan jauh juga dengan apartemen ku. Jaraknya 5 kilometer ditempuh dengan sepeda. Tapi, udara yang bersih membuatku nyaman setiap hari, walaupun agak berkeringat pas sampai kantor. Oh ya, jadwal siaran ku dari jam 07:00 sampai jam 10:00, kalau ga mau ketinggalan tetep stay tune di radio Line 10.7.
”Ta, Gimana kemarin kolaborasi youtubenya? Bentar lagi kamu terkenal dong.” sapaan bagus membuat ku menghela napas panjang sepanjang jalan pantura.
“Gak jadi. Udah gak usah bacot” kata ku sambil meninju pelan lengannya. Untung teman sekantor yang tau cuma dia doang. Jadi aman.
Siaran ku khusus ngebasal tentang gosip-edukasi dikalangan mahasiswa. Ya… pasti enggak aneh kalau diriku digemari sama kaum muda. Hahaha. Tapi sayangnya mereka tidak tau seperti apa wajah ku tapi tau namaku. Tita. Itu nama saat aku siaran, jadi orang-orang hanya mengetahui Tita penyiar radio Line 10,7. Mereka bahkan tidak tahu kalau aku ada diantara mereka. Kadang lucu si menjadi erkenal tanpa diketahui identitasnya. Tidak banyak si seperti itu, makanya aku senang, karena terkenal tidak butuh di depan kamera seperti yang ada di tivi itu. Mereka bahkan tidak tahu kalau seorang Tita itu Mahasiswa Fakultas Kedokteran di salah satu universitas swasta di Semarang. Lucu aja si sama hidupku, suara ku terkenal tapi wajah ku tidak, dan itu sangat menyenangkan.
Setelah selesai siaran, aku ngampus untuk memenuhi kewajiban menjadi berpendidikan agar menjadi dokter spesialis bedah, sesuai keinginan banyak orang dalam keluarga ku. Tidak heran si, mereka semua dokter. Hah aku jadi mikir drama korea sky castel. Haha. Sejauh ini rutinitas kuliah ku biasa saja, tidak ada yang spesial menurutku. Teman ada banyak, mereka hanya teman tidak seperti sahabat kebanyakan. Aku benci sebenarnya di kelas. Hanya aku dan pepi perempuan yang sekelas. Entah kenapa jurusan ini peminatnya lebih ke para kaum adam. Ah tapi itu bodo amat berteman dengan lelaki pun tidak masalah. Tidak pernah kepo satu sama lain, karena ini juga mungkin diriku tidak terkenal. Haha. Oh ya nama ku kalau di kampus itu Hanami. Kaya orang Jepang ya, padahal 100% keturunan Indonesia tidak ada blasteran samsek. Jadi nama panjang ku itu Hanamiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, itu terlalu lebay. Nama asli ku Rose Hanami Titan. Aneh, aku pikir juga gitu, sampai sekarang aku saja gak ngerti artinya.
Jadwal ku biasannya Senin-Rabu itu kuliah Full sampai aku enggak bisa siaran, nah waktunya siaran itu hari Jumat dari jam 07:00 sampai jam 10:00, habis itu jam 12.30 nya aku ngampus. Hari libur ku di hari Kamis, Sabtu, sama Minggu. Jadi aku sebenarnya tu pengangguran. Tapi sok sibuk, biar ga keliatan malas gitu di depan keluarga, biar ga disindir dan disamain sama anak orang. Karena aku paling benci kalau digituin. Haha. Jadwal nongkrong ku ya itu Kamis, Sabtu, Minggu. Alasannya ngerjain tugas, taunya nongkrong di cafe, enggak cafe yang di tempat serem itu loh ya. Oh ya, sampai saat ini aku ga pernah ketemu teman ku yang youtuber itu. Jangan salah, nongkrong itu juga sebagian dari kerja ku walaupun ga ngerjain tugas. Jadi gini ceritanya, teman ku itu gak hanya di kantor, kampus, sama kelas, tapi tempat tongkrongan juga ada. Mereka itu teman SMA ku. Kita di cafe kerja part time, ngamen disana walaupun ada panggungnya. Haha. Lumayan sekali show kita dikasih fee Rp800.000 untuk 4 orang. Sebenarnya kita udah langganan si sama pemilik cafe, kebetulan ayahnya temen SMA ku.
Penghasilan ku sebulan kalau dikalkulasikan si bisa lah buat bayar sewa apartemen, sisa lagi. Belum lagi uang kiriman orangtua, wah miliyader aku di usia 20 tahun. Tapi anehnya, aku menikmati itu tanpa memikirkan untuk menjadi dokter. Haha. Masalah asmara pun tidak penting bagi hidup ku, yang penting aku bahagia dengan teman-teman ku yang gila.
“Ta, akhirnya kita ketemu lagi setelah seminggu berpisah” lagi lagi Bagus menguntit dibelakang ku pas mau parkir sepeda.
“Iya nih kangen kamu bawel di kantor, hahaha.” jawabku singkat, sambil melanjutkan ngobrol sama si Bagus.
Bagus itu teman sekantor ku, patner siaran juga, dia lebih tua dari ku. Kita beda lima hari aja si, tapi dia tetap lebih tua dari aku. Ulang tahun kita sering dibarengin sama teman kantor, tapi dihari pas aku lahir. Selalu dia yang ngalah, karena dia anggap aku adeknya. Padahal aku ga pernah nganggap dia abang. Gak pernah mau punya abang kayak dia. Cerewet pol. Dia udah punya pacar loh namanya sama kaya aku masa. Kan aku sebel. Siaran sama dia itu, kayak siaran sama orang sekampung. Mulutnya toa bener, ngalahin toa yang ada di masjid. Tapi rada kangen si sama dia, soalnya akhir-akhir ini aku sibuk sama tugas kuliah, sering absen siaran. Dan denger-denger fans si Tita pada galau gegarasiarannya ditunda terus. Iya sih sampai aku pernah lihat teman sekelas ku cerita kepacarnya gegara Tita gak siaran-siaran. Lucu sih. Yang aku tau Tita malah lebih terkenal dari pada Hanami, heuh menyebalkan si. Tapi asik serasa ngeprank teman ku sendiri tau gak. Sampai ya teman SMA ku pun gak tau kalau Tita itu diriku.
Sampai suatu saat Bagus buat Insta story waktu ngerayain ulangtahun aku sama dia di kantor, untung aja cuma rambutku doang yang kelihatan. Tapi teman SMA ku waktu itu nge-Text aku buat mengkalrifikasi yang ada di insta story Bagus, so dia itu fans beratnya bagus makanya tau. Tapi aku menepis semuanya, aku bilang tidak. Haha. Karena aku gak mau identitas asliku, nama himawari ku menjadi buah bibir publik. Udah kayak selebritis aja. Tapi aku tau si nanti pasti bakal tau, Tita itu siapa. Tapi jangan sekarang aja si, ntar disorot banyak netijen kan malu. Haha. Entah kenapa diriku lebih suka terkenal dengan nama tanpa tahu orangnya. Itu lebih membahagiakan.
Bahkan orangtua ku sendiri tidak tahu kalau aku bekerja di radio. Yang mereka tau, aku kuliah saja, dan minta tinggal di apartemen. Karena jarak antara rumah dan apartemen ga begitu jauh, orangtua ku ga pernah berkunjung. Baguslah. Jadi aku yang sering pulang seminggu sekali setelah manggung di cafe. Jadi, mereka gak pernah tau keseharian ku. Haha. Namun, beberapa hari yang lalu sepertinya tanteku mengetahui pas aku pergi ke kantor, tempat ku siaran radio. Karena aku sering lewat depan perumahan yang ditinggali tante si. Tapi gak masalah, toh dia gak lapor ke orangtua ku. Mungkin begitu rasanya menjadi terkenal tanpa orang tau. Kaya zoro, yang pernah nonton filmnya pasti tahu.biarlah diriku dikenal dengan nama, tanpa tahu diriku yang sebenarnya sampai nanti. Itu menyenangkan.