Opini

Ini Yang Harus dipersiapkan Sebelum meninggalkan Ramadhan

Oleh: Lia Afiana

Ramadhan merupakan bulan mulia yang di dalamnya terdapat banyak pelipat gandaan pahala. Bagi sebagian besar muslim, ramadhan menjadi ajang fastabiqul khoirot atau saling berlomba dalam kebaikan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa label ramadhan sebagai bulan penuh keberkahan memacu masyarakat muslim menjadi lebih rajin dalam beribadah. Kemudahan mendapatkan pahala di bulan puasa menjadi stimulus tersendiri bagi seorang muslim yang menantikan keberkahannya.

Bukti nyata ramadhan menjadi stimulus untuk lebih bersemangat dalam beribadah dapat dirasakan dan dilihat secara nyata. Misalnya, intensitas tadarus Al-Quran yang dilakukan di masjid dan mushola lebih tinggi. Sedekah makanan, pakaian, dan uang lebih sering dijumpai melalui program bagi takjil atau donasi. Yang mana semuanya itu lebih banyak kita temui selama ramadhan. Padahal selain di bulan ramadhan, jarang ditemui fenomena seperti itu.

Namun tidak terasa satu bulan hampir berlalu. Tinggal menghitung hari bagi muslim melepas bulan penuh keberkahan ini. Agar habit positif yang sudah dilakukan selama ramadhan tidak sia-sia ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim untuk mempersiapkan diri sebelum meninggalkan ramadhan.

1. Mempertahankan kebiasaan positif selama ramadhan

Sebagaimana dikutip dari salah satu tausiyah Ustad Adi Hidayat, agar amalan yang dilakukan selama ramadhan tidak terasa sia-sia, penting bagi seorang muslim untuk tetap mempertahankan kebiasaan positif yang dilakukannya selama ramadhan. Berusaha sebisa mungkin untuk tetap mempertahankan kebiasaan positif tersebut meski dengan intensitas yang lebih sedikit.

2.Mempersiapkan puasa sunah syawal

Meskipun waktu berpuasa sudah berlalu, bagi muslim yang menyukai puasa masih ada puasa sunah bulan syawal. Adapun puasa sunah syawal dilakukan tepat satu hari setelah hari raya idul fitri atau 2 syawal. Adapun keutamaan puasa sunah syawal adalah disempurnakan pahala puasa seorang muslim seolah telah berpuasa selama setahun. Sebagaimana dikutip dari hadist Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad: “Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun.” [HR Ahmad] selain itu bagi muslimah juga bisa mulai mengqadha (mengganti puasa) di bulan syawal. Karena kondisi fisik yang masih terbawa suasana ramadhan justru akan meringankan qadha puasa jika dilakukan selama bulan syawal.

3.Persiapkan menjadi versi terbaik diri sendiri

Bulan ramadhan bisa diibratkan sebagai bulan perbaikan amal. Detox keburukan diri sendiri dilakukan selama ramadhan. Sehingga saat perayaan idul fitri kerap kali jiwa seorang muslim diibaratkan sebagai kain putih yang belum mendapat noda sedikitpun. Hal ini tentunya memiliki arti bahwa setelah meninggalkan ramadhan seorang muslim justru disarankan agar mampu menjadi pribadi baru yang lebih positif dan lebih baik dari sebelumnya. Mengisi lembar putih itu dengan kebaikan. Bisa dikatakan sebagai ajang upgrade diri.

4. Memaafkan orang lain

Perkara memaafkan orang lain bukan hal mudah. Namun bukan berarti tidak bisa. Untuk menyambut kefitrahan jiwa, penting bagi muslim untuk mulai melapangkan hati memaafkan kesalahan orang lain yang sudah berlalu. Atau bahkan kesalahan orang lain yang terprediksi akan terjadi seperti pertanyaan menyinggung, kapan menikah? Kapan lulus kuliah?

5. Menguatkan pendirian dan iman

Untuk bisa melangkahi semua itu, perlu adanya pondasi kuat dalam diri seorang muslim, yaitu iman. Sementara iman tidak konsisten berada di puncaknya. Terkadang ia berada di bawah dan membuat muslim malas melakukan kebaikan. Maka penting bagi seorang muslim untuk mempersiapkan iman yang kuat.

Inilah hal-hal besar dan urgent yang perlu persiapkan sebelum meninggalkan ramadhan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.