Erosi Budaya
Dari Sabang sampai Merauke
Dari gendhang hingga ukulele
Tarikan saman juga serimpi
Pukul gong, petik kecapi
Haruskah sebutkan semuanya?
Mengabsen tiap masing-masingnya?
Supaya tak dicap tetangga
Tapi bagaimana bisa melakukannya?
Sedang kita tak pernah menganggap keberadaannya?
Kita terlalu sibuk memuji dan memuja
Terpesona bahkan terlena
Pada yang bukan milik kita
Apakah milik kita tak luar biasa?
Apa kiranya, punya kita tak berharga?
Haruskah kita menunggu milik kita nelangsa?
Dirampas oleh negeri seberang?
Tak cukupkah reog, pendet dan gordang sembilan
Hampir lepas dari genggaman?
Kita tidak ingin melepaskannya
Namun mengapa kita buta
Terhadap kehadirannya
Kita bangga gaungkan budaya berbagai negeri
Sedang kita, mencicit pada budaya negeri sendiri
Andai ibu pertiwi mampu berkata
Kan diutarakan segala kesedihannya
Pada generasi Galih-Ratna, Rangga-Cinta, sampai Dilan-Milea
Inilah masa kebangkitan
Berdiri dan aturlah barisan
Selaraskan
Teriakan dengan lantang
Budayaku tak malang
Budayaku sayang
Karya ~ Widya Catur