sastra

Erosi Budaya

Dari Sabang sampai Merauke
Dari gendhang hingga ukulele

Tarikan saman juga serimpi
Pukul gong, petik kecapi

Haruskah sebutkan semuanya?
Mengabsen tiap masing-masingnya?
Supaya tak dicap tetangga

Tapi bagaimana bisa melakukannya?
Sedang kita tak pernah menganggap keberadaannya?

Kita terlalu sibuk memuji dan memuja
Terpesona bahkan terlena
Pada yang bukan milik kita

Apakah milik kita tak luar biasa?
Apa kiranya, punya kita tak berharga?

Haruskah kita menunggu milik kita nelangsa?
Dirampas oleh negeri seberang?

Tak cukupkah reog, pendet dan gordang sembilan 
Hampir lepas dari genggaman?

Kita tidak ingin melepaskannya
Namun mengapa kita buta
Terhadap kehadirannya

Kita bangga gaungkan budaya berbagai negeri
Sedang kita, mencicit pada budaya negeri sendiri

Andai ibu pertiwi mampu berkata
Kan diutarakan segala kesedihannya 

Pada generasi Galih-Ratna,  Rangga-Cinta, sampai Dilan-Milea

Inilah masa kebangkitan
Berdiri dan aturlah barisan

Selaraskan

Teriakan dengan lantang

Budayaku tak malang
Budayaku sayang

Karya ~ Widya Catur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.