Cerpen

Antara Remaja dan Dewasa

Oleh:

Nailis Sa’adah

Alya pernah berpikir bahwa menjadi dewasa itu menyenangkan. Bayangannya tentang dewasa adalah sosok yang bebas, mandiri, dan bisa melakukan apa saja yang ia inginkan. Namun, kenyataan berkata lain. Sejak menginjak bangku kuliah, Alya merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Kuliah, tugas, organisasi, dan tuntutan orang tua seakan tak pernah ada habisnya. Sehingga ia burn out terhadap kehidupanya.

Dulu, Alya adalah remaja yang ceria dan penuh semangat. Ia aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler, punya banyak teman, dan selalu punya cerita seru untuk dibagikan. Tapi sekarang, senyumannya terasa dipaksakan dan matanya selalu terlihat lelah. Ia sering merasa kesepian di tengah keramaian, dan rindu masa-masa ketika masalah terbesarnya hanyalah memilih baju apa yang akan dipakai ke sekolah.

Suatu hari, Alya bertemu dengan seorang nenek tua di taman kampus. Nenek itu sedang duduk di bangku sambil membaca buku. Alya penasaran dan memutuskan untuk menghampirinya. Mereka kemudian terlibat dalam percakapan yang panjang. Nenek itu bercerita tentang pengalaman hidupnya, tentang suka duka menjadi seorang dewasa.

“Nak, menjadi dewasa itu tidak semudah yang kamu bayangkan,” kata nenek itu.

“Ada banyak tanggung jawab yang harus kamu emban, banyak keputusan sulit yang harus kamu ambil. Tapi, di balik semua itu, banyak juga keindahan yang bisa kamu rasakan.”

Nenek itu juga bercerita tentang pentingnya menemukan jati diri.

“Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Jangan terpaku pada ekspektasi orang lain. Dengarkan suara hatimu dan ikutilah jalanmu sendiri,” lanjut nenek

Kata-kata nenek itu membuat Alya merenung. Ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu sibuk mengikuti arus. Ia takut gagal dan ingin selalu terlihat sempurna di mata orang lain. Padahal, menjadi diri sendiri adalah hal yang paling penting

Sejak pertemuan itu, Alya mulai mencoba untuk lebih menghargai dirinya sendiri. Ia belajar untuk mengatakan tidak ketika merasa kewalahan, dan tidak takut untuk membuat kesalahan. Ia juga mulai mengeksplorasi minat dan bakatnya, dan menemukan kembali semangat yang sempat hilang. Perjalanan Alya menuju kedewasaan memang tidak mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus ia hadapi. Namun, ia yakin bahwa dengan terus belajar dan beradaptasi, ia akan mampu menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.