Berita Daerah

Peringati Hari Jadi Ke-17, Museum Batik Gelar “Mbabar Mustiko”

PekalonganJurnalphona.com Pameran Bersama Museum “Mbabar Mustiko” diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasun Maimoen sekaligus ajak semua pihak untuk melestarikan batik. Selasa (25/07).

Pada pameran ini Museum Batik turut mengajak juga Museum Ranggawarista Semarang, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta, dan Tosan Aji Pekalongan dalam kegiatan pameran “Mbabar Mustiko”.

“Ini tugas kita bersama untuk bagaimana melestarikan batik itu sendiri karena sejatinya bukan milik masyarakat Pekalongan saja tetapi milik seluruh Indonesia. Terbukti sekarang masing – masing daerah sudah memiliki ciri khas batiknya,” ujar H. Achmad Afzan Arslan Djunaid Walikota Pekalongan.

Acara ini di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan persembahan tari warno jiwa yang menceritakan tentang batik dari Dinas Parawisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Pekalongan. Dilanjutkan sambutan dari Walikota Pekalongan dan Wakil Gubernur Jawa Tengah sekaligus meresmikan pembukaan acara pameran.

Acara ini bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat luas tentang batik, khususnya generasi baru seperti anak remaja.

“Tolong libatkan, adek-adek dan teman-teman, remaja-remaja yg memiliki kecenderungan Disainer batik, supaya tidak terlihat dan dianggap kuno. Sehingga semakin banyak dikunjungi, dan semakin banyak digemari,” ujar Taj Yasin Maimoen.

Diselenggarakan mulai dari tanggal 25 – 27 Juli 2023, dengan kegiatan yang menarik seperti talk show, malam sarasehan, hiburan, dan bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Pekalongan dan sekitarnya. Banyak barang hasil dari Batik seperti kemeja, sarung, tas, dan masih banyak lagi.

“Dari saya lebih mengenalkan batik dan juga mengenalkan Ecoprint yang lebih ramah lingkungan kepada masyarakat,” ujar Yulia dari Kraka Ecoprint Pekalongan.

Walikota Pekalongan juga berharap agar para pelaku usaha batik memanfaatkan media digital agar tidak terpaku terhadap penjualan offline saja.

“Harapannya untuk pengusaha batik bisa memasarkannya melalui digital, jadi tidak bisa sekarang pengusaha batik hanya menunggu di rumah saja. Pengusaha batik harus bisa menyesuaikan dengan kondisi sekarang,” pungkasnya.

Penulis: Mustofa Ali Jinan

Reporter: Fadina Amilia Izati Rakhman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.