Ilustrasi/Google.com
Puisi

“Musim yang Selanjutnya”

Oleh: Silmi Alya

Angin musim gugur meniup dahan pohon,
selembar daun pun terjatuh
Ku melihat punggungnya yang sedang menari,
dengan lembut dan indahnya
Di tempat aku lahir dan dibesarkan, di sinilah aku menyaksikanmu

Setelah sekian lama aku pulang, sosokmu yang selalu aku cari-cari
Kini, waktu berjalan seperti tongkat sihir yang merubah segalanya
Taukah kamu?
Di kota yang dekat laut ini, aku selalu menantimu

Sekarang ini, kamu yang teristimewa
Berada di pojok kanan buku tahunan kita
Sungguh memang kamu yang teristimewa, berapa kali kubuka untuk mmemastikannya

Kamu terlihat bahagia aku pun merasa lega
Kudengar, sekarang ini kamu sudah mempunyai orang lain ya?
Aduh ternyata aku terlambat untuk bilang suka padamu
Tapi tak apa, semoga di musim selanjutnya kita bisa kembali bersama lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.