Bekal Orang Tua Berpengaruh Besar Pada Perilaku Anak
Oleh: Nastain
Belakangan ini banyak sekali kasus anak kecil yang tega membunuh temannya sendiri, sebenarnya apa si yang melatarbelakangi hal tersebut? Kasus pembunuhan, bullying, yang akhir-akhir ini marak terjadi menandakan krisis moral dan etika di kalangan anak-anak. Pada fase pertumbuhan anak, ia mengalami degradasi moral yang buruk. Hingga tumbuh kembang hati baiknya terhambat, lalu siapa yang hendak disalahakan?
Dikutip dari kompasiana.com bahwa penyebab dari masalah diatas salah satunya ialah kurangnya kasih sayang, perhatian dan pendidikan dari orang tua. Sehingga anak terlalu bebas melakukan apa saja yang ingin dia lakukan, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Orang tua wajib mendidik anak-anaknya, dari bayi hingga masa kanak-kanak hingga dewasa.
Namun beberapa orang tua tidak dapat mengawasi proses belajar anaknya secara intensif dikarenakan tuntutan berkarir dan mencari nafkah. Terlebih lagi sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anak telah cukup dengan menempuh pendidikan di sekolah dan tempat belajar lainnya. Padahal itu saja tidak cukup, orang tua perlu turun serta secara langsung dalam proses pembimbingan anak. Dapat dikatakan bahwa pendidikan di sekolah dan di rumah menjadi dua sisi dinding yang berbeda. Keduanya berjalan selaras. Orang tua perlu memberikan bekal yang cukup agar anak dapat mengahadapi dunia luar.
Berbicara tentang perbekalan, kita sebagai orang tua perlu mempersiapkannya. Persiapan khusus apa yang perlu dilakukan untuk para orang tua dalam membesarkan anaknya kelak? Salah satu hal yang harus orang tua persiapkan adalah agama dan pendidikan. Hal ini menjadi bekal bagi para orang tua untuk membesarkan anak-anaknya agar setelah memiliki seorang anak dapat melahirkan generasi Islam yang berakhlak mulia.
Tak hanya ibu, peran ayah juga sangat penting dalam perilaku anak. Namun, seorang anak lebih sering berinteraksi dengan ibu. Maka dari itu keduanya harus saling berkolaborasi dalam pertumbuhan anak, terutama attitude. Karena sepintar apapun seorang anak jika tidak mempunyai akhlak, dia akan melenceng dari peraturan orang tua maupun agama.
Memahami nilai strategis anak sebagai investasi imbalan tanpa akhir bagi orang tua memotivasi mereka untuk tetap waspada dan berkomitmen untuk membesarkan anak-anak mereka menjadi generasi yang saleh.
Berdasarkan pemahaman dan persepsi ini, para orang tua membesarkan anak-anaknya dengan sungguh-sungguh.
Namun, perempuan saat ini lebih suka bekerja di luar rumah daripada melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak. Anak yang tumbuh dengan emosi (perasaan) positif nantinya akan mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Pengasuhan spiritual memberi anak-anak kendali atas hidup mereka. Oleh karena itu, ibu dan calon ibu perlu dididik secara ilmiah, emosional dan spiritual.***