Berita Daerah

Kenali Pelestarian dan Manfaat Budidaya Tanaman Mangrove

Pekalonganjurnalphona.com Mangrove merupakan salah satu tanaman dikotil yang hidup di perairan laut dan air payau. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan perairan. Selasa, (19/10).

Di Kota Pekalongan, mangrove dibudidayakan utamanya untuk menghalau banjir rob. Selain upaya penghalauan banjir, mangrove juga dikembangkan sebagai kawasan wisata dan beberapa produk yang berasal dari tanaman mangrove. Seperyi halnya di Desa Mulyorejo Kota Pekalongan yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendirikan salah satu kawasan budidaya mangrove.

Mangrove memiliki banyak fungsi dan manfaat, seperti menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di laut, juga dapat menghalau abrasi. Selain itu, bagian dari tanamannya dapat diproduksi menjadi berbagai macam olahan seperti; dodol, sirup, tepung dan lain sebagainya. Hutan mangrove juga memiliki peran besar sebagai penyerap dan penyimpan karbon yakni sekitar lebih dari 4 gigaton karbon bahkan bisa sampai 112 gigaton karbon per tahun.

Proses penanaman mangrove meliputi beberapa tahap yakni; pembibitan, penanaman dan pengecekan.Tahap pertama dari penanaman mangrove yaitu pembibitan, dimulai dengan pembuatan bedeng. Namun di Desa Mulyorejo ini, pengelola hutan mangrove tidak melakukan pembibitan dari awal tanam. Mereka membeli dari warga sekitar, pengelola bekerjasama dengan kelompok tani Banawa Sekar dari desa seyemlat dalam pemerolehan bibit. Sebelum melakukan tahap penanaman, lokasi akan diobservasi terlebih dahulu. Mulai dari kualitas dan intensitas air, ketinggian tanah, saluran air, suhu, luas wilayah serta perkiraan jumlah bibit yang akan ditanam. Penentuan jenis mangrove yang akan ditanam juga disesuaikan dengan substratnya.

Proses penanaman mangrove dimulai dengan menanam langsung bibit mangrove ke tanah dengan cara membuat lubang ditanah sedemikian rupa hingga lubang penanaman cukup dalam, sehingga akar bisa tertanam dengan baik. Setelah itu, ikat batang bibit mangrove ke potongan bambu dengan menggunakan tali rafia. Penggunaan potongan bambu berguna untuk menjaga bibit mangrove agar tidak tumbang ketika terkena ombak. Upaya lanjutan setelah proses penanaman yakni pengecekan, pengecekan dilaksanakan setiap hari. Hal ini dilakukan guna mengurangi kegagalan tanam dan juga apabila terdapat bibit yang rusak atau mati dapat segera diganti.

Perawatan mangrove terbilang tidak sulit, hanya dibutuhkan kegigihan dan sabar apabila menjumpai kerusakan bahkan kegagalan. Tahapan pemeliharaan mangrove memiliki tujuan jangka panjang untuk memastikan agar bibit-bibit mangrove bisa hidup dalam jangka waktu yang lama. Tahap tambahan setelah tiga tahap utama adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penjagaan terhadap kelestarian mangrove. (CB/SP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.