Opini

Value Perempuan dalam Menghadapi Tradisi

Karya : Dwi Risqiani

Dalam pandangan masyarakat, perempuan kerap dinilai sebagai golongan gender yang lemah. Bahkan suatu pendidikan bagi seorang perempuan sering dianggap tidak penting. Dengan begitu terkadang perempuan secara sistematis menganggap dirinya itu rendah, tidak begitu pintar, hebat, dan kuat karena korelasi masyarakat tentang kesuksesan perempuan masih terlihat negatif. Perempuan yang mencapai kesuksesan dianggap sebagai seorang yang ambisius dan tidak mampu mengerjakan secara sempurna dalam melaksanakan kodrat perempuan.

Banyak yang mengatakan perempuan itu diharuskan bisa melayani seluruh pekerjaan yang ada dalam rumah. Padahal kodrat perempuan bukanlah itu, melainkan hanya memiliki tiga kodrat yaitu menstruasi, melahirkan dan menyusui. Disamping itu bukanlah kodrat seorang perempuan. Sebab itulah yang menjadikan perempuan ragu dalam menunjukan kemampuan dan keberhasilan mereka. Mereka takut dianggap berproses dalam hal yang negatif.

Mengingat perempuan menjadi media seksual dan agen kekerasan bagi laki-laki. Itulah yang menjadi tantangan dan bukanlah hal yang mudah untuk kita hadapi terutama dalam konteks tradisi yang sudah menjadi pemahaman yang turun temurun. Memang tidaklah mudah mengubah paradigma dan tradisi itu. Dengan begitu pendidikan sangatlah penting dan memiliki peran utama dalam kemajuan bangsa terlebih bagi kaum perempuan.

Sebab, perempuan yang cerdas akan melahirkan bibit unggul bangsa yang cerdas pula dan menghasilkan masyarakat yang sehat dan optimal. Kesetaraan gender atau bisa kita sebut sebagai feminisme yaitu sebuah gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam ekonomi, politik dan budaya. Feminisme sendiri menjadi hal yang sangat perlu kita sadari dan perhatikan karena hal tersebut masih menjadi pemahaman yang sulit diterima bagi masyarakat.

Terutama kaum adam, yang merasa mereka adalah golongan yang pantas untuk mendapatkan strata tertinggi dalam kedudukannya. Padahal feminisme itu sendiri bukanlah dimana kita menyudutkan para lelaki ataupun membencinya, hal tersebut menjadi kekeliruan pemikiran yang pantas untuk diubah. Karena feminisme seharusnya menjadi relasi bagi setiap gender bukan memperkuat salah satu jenisnya.

Para lelaki memiliki kebebasan untuk menjelajah hidup dengan maskulinitas yang terbawa dalam tradisinya. Namun perempuan juga memiliki hak untuk memilih bagaimana cara mereka bergerak dalam ruang hidupnya untuk menentukan masa depan yang layak. Baik dalam hal pendidikan, pekerjaan, karir, dan pilihan-pilihan hidup yang lebih baik lainya. Dengan adanya gerakan feminisme menjadikan masyarakat terbebas adanya diskriminatif kuno dan menghapus adanya interseksionalitas.

Dilansir dari kanal YouTube Putri Tanjung, yang berjudul “Pentingnya Keseimbangan antara Perempuan dan Laki-laki”. Sri Mulyani, sebagai narasumber menuturkan bahwa, “Value seorang lelaki dan perempuan diciptakan dengan sangat berbeda namun mereka harus hidup bersama dan saling melengkapi”. Maka adanya gerakan feminisme seorang perempuan mempunyai hak dimana mereka pantas memiliki kesempatan dalam berpendapat. Dengan kedudukan yang sama dalam setiap jenis gender yang ada dan sebagai sesama perempuan kita diwajibkan untuk saling menguatkan dan memberi support tanpa menghakimi atau merendahkan satu sama lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.