Opini

Kurangnya Minat Baca di Kalangan Mahasiswa Jadi Problem Bersama

Oleh: Rahma Hidayah

Membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Namun, gejala enggan membaca telah menggerogoti mahasiswa saat ini. Padahal mahasiswa adalah civitas akademik yang sedang menuntut ilmu pengetahuan. Karena itu membaca ini semestinya menjadi agenda pokok untuk mahasiswa.

Kenyataannya, saat ini muncul permasalahan dimana minat mahasiswa dalam membaca sangat rendah dan belumlah dapat dikatakan memadai dalam hal literasi budaya baca. Hal ini selaras dengan yang disebutkan oleh Pihak UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), bahwasanya minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Yang mana jika diibaratkan 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca.

Mungkin bagi mahasiswa membaca bukanlah sesuatu yang menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Mereka hanya beranggapan bahwasannya membaca buku hanya apabila ada perlunya saja. Seperti itulah anggapan sebagian besar mahasiswa. Padahal seharusnya perlu kita sadari benar-benar bahwa membaca mempunyai peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia di sepanjang masa. Lalu apasih membaca itu?

Membaca dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sangat berguna. Dengan membaca seseorang dapat mengembangkan kemampuan literasi nya, mengembangkan cara berpikir agar kritis, dan menambah wawasan yang semakin luas. Menurut Nurhadi, membaca adalah proses pengelolaan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.

Di dalam perkuliahan, membaca buku tidak hanya menjadi sebuah kebutuhan tetapi juga menjadi sebuah keharusan yang harus mahasiswa lakukan. Dengan perbanyak membaca buku akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi kuliah atau membantu menyelesaikan tugas. Tentu dengan membaca banyak sekali manfaat yang didapat, tapi tidak sertamerta membuat sebagian mahasiswa tertarik untuk membaca.

Tidak dapat dipungkiri seringkali ada sebagian mahasiswa yang lebih cenderung suka buku berbau fiksi dibandingkan buku nonfiksi. Bagi mahasiswa yang suka membaca buku fiksi rela menghabiskan berjam-jam waktunya guna menyelesaikan bacaannya. Namun, lain halnya dengan buku-buku nonfiksi atau ilmu pengetahuan seseorang merasa bosan dan ingin segera menyudahinya.

Mahasiswa sebenarnya suka membaca, tapi tak suka membaca buku ilmu pengetahuan. Itulah kenapa ilmunya hanya sebatas apa yang diajarkan dosen, sedangkan selebihnya mahasiswa hanya punya ilmu untuk menjalani kehidupan.

Karena itu, mulai sekarang perlu kesadaran dari mahasiswa untuk lebih perbanyak literasi bacaan. Mahasiswa dapat memulai dengan cara membaca buku di perpustakaan kampus. Diharapkan adanya perpustakaan ini dapat membantu mahasiswa dan menumbuhkan budaya membaca bagi seluruh warga kampus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.