Berita Daerah

Penjual Lopis Krapyak Banjiri Jalan di Sekitar Kota Pekalongan Pasca Lebaran

Pekalonganjurnalphona.com Penjual lopis khas Krapyak meriahkan tradisi Syawalan dengan berjualan lopis di pinggir jalan, sepanjang jalan seruni Kota Pekalongan. Senin, (17/05).

Tradisi Syawalan biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Jawa setiap tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Tiap daerah pasti punya ciri khas atau caranya tersendiri dalam maksanakan dan memeriahkan tradisi Syawalan. Seperti yang ada di desa Krapyak, salah satu daerah di Kota Pekalongan.

Keunikan di daerah ini, yaitu memiliki tradisi lopis raksasa yang sudah ada sejak puluhan tahun lamanya, dan berlangsung secara turun temurun. Selain adanya tradisi lopis raksasa, ada juga tradisi yang masih terjaga sampai sekarang, yakni berjualan lopis di sepanjang pinggir jalan daerah Kota Pekalongan, dan pusatnya di jalan Seruni, juga di sekitar daerah Krapyak sendiri.
Penjual lopis merupakan warga asli dari Krapyak. Harga jual lopis khas Krapyak kisaran tujuh ribu rupiah sampai sepuluh ribu rupiah. Ciri khas dari lopis khas Krapyak ini sendiri adalah dari bentuknya yang lebih besar dan panjang dari lopis biasa, serta tahan lama pada suhu ruangan.

Tradisi arak-arakan lopis raksasa ini tidak bisa dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam era pandemi. Ditiadakannya arak-arakan lopis raksasa ini guna mencegah adanya kerumunan. Akan tetapi tradisi berjualan lopis khas Krapyak masih tetap berlangsung. Para penjual mulai berjualan tiga hari lebih awal dari biasanya. Menurut penuturan Hani salah satu penjual Lopis, warga berjualan lebih awal dikarenakan ditiadakannya arak-arakan lupis raksasa. “Jadi karena tidak ada arak-arakan seperti tahun-tahun sebelumnya, kami jualan lebih awal dan nanti puncaknya waktu Syawalan,” tutur Hani (55).

Saking terkenalnya lopis khas Krapyak pembelinya dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti Semarang, Jakarta, pernah juga dari luar Jawa. Tapi semenjak pandemi dan tahun ini ada larangan mudik, maka persentase pembeli juga menurun. Meskipun begitu, tetap tidak membuat surut semangat dari para pedagang lopis khas Krapyak ini, mereka berjualan mulai dari jam 7 pagi, dan biasanya akan tutup pada sore atau sekitar jam 6/7 malam.

“Kami berjualan mulai dari jam 7, ya kalau rame jam 4 sudah tutup, atau kalo capek. Ada juga yang masih buka sampai malam sekitar jam 7 malam,” jelas Lilis (53), salah satu pedagang lopis. (RN/DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.