NPCI Kota Pekalongan Laksanakan Kejurkot Bagi Penyandang Difabel
Pekalongan–jurnalphona.com National Paralympic Committe Of Indonesia (NPCI) Kota Pekalongan bersama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dinparbudpora) laksanakan Kejuaraan Kota (Kerjurkot) untuk kali kedua nya pada tahun 2021. Pelaksanaan ini dikhususkan bagi penyandang difabel yang ada di Kota Pekalongan. Minggu, (17/10).
Kejuaraan tingkat Kota Pekalongan merupakan sebuah wadah bagi para penyandang difabel dalam rangka untuk penyaringan dengan tujuan untuk menggali potensi yang ada pada diri penyandang difabel khususnya di bidang atletik. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Indro Triatmo, yang menangani kegiatan olahraga khususnya di kota pekalongan. “Acara ini adalah kegiatan Kejurkot, yaitu kegiatan lomba-lomba khusus disabilitas, yang mana di bawah naungan NPCI, dalam rangka mempersiapkan kejuaraan untuk tingkat Provinsi Jawa Tengah, yang memang dikhususkan untuk difabel,” tuturnya selaku Kepala Seksi Olahraga Dinparbudpora Kota Pekalongan.
Pelaksanaan Kejurkot ini telah dilaksanakan sejak tanggal 16 Oktober yang bertepatan di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan, perlombaan yang dilaksanakan di antaranya yaitu seperti lari, lempar lembing, tolak peluru, dan lompat jauh. Menurut penuturan Ketua Penyelenggara, Imam Budi Santoso menyampaikan untuk pelaksanaan Kejurkot pada hari kedua yang dilaksanakan di Gor Jetayu Kota Pekalongan di antaranya yaitu ada 3 jenis lomba. “Untuk hari ini ada bulu tangkis, khusus 2 golongan untuk tunadaksa wicara dan tunarungu, kemudian tenis meja juga untuk tunadaksa dan tunarungu, dan yang ketiga ada catur khusus untuk tunanetra,” ujarnya.
Menurut salah satu peserta Kejurkot yang kami temui, Ridi Alfakih peserta dari SLB BRI Kota Pekalongan, yang mengikuti lomba tenis meja dan badminton menuturkan bahwa ia telah mempersiapkan latihan kurang lebih 2-3 minggu. Tak lupa ia juga mengungkapkan rasa senangnya dalam mengikuti lomba walaupun pada saat lomba tenis meja ia tidak bisa lanjut ke babak final, akan tetapi ia masih tetap optimis untuk menang di cabang perlombaan badminton. “Percaya bisa dan saya tetap akan berusaha kedepannya untuk lebih baik,” ungkapnya antusias di bantu oleh Dina Rizkiana selaku guru dari SLB BRI yang ikut turut membantu menjadi penerjemah bahasa Isyarat dari Ridi Alfakih. Adapun Harapan yang disampaikan Ridi Alfakih yakni ia berharap bisa sampai ke jenjang perkuliahan untuk mengambil jurusan Teknik Komputer. (NL/RH)