Feature

Kisah Mahasiswa UIN Pekalongan KKN di Papua, Sempat Terkendala Restu, Elok Tak Putus Asa

Pekalonganjurnalphona.com Elok Widiana Sukmawati adalah mahasiswa semester tujuh jurusan Tasawuf dan Psikoterapi (TP) yang berkesempatan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Papua pada semester lalu.

Bermula dari ketertarikannya saat melihat surat edaran KKN, ia mulai menyicil berkas guna mengikuti seleksi. Namun jalan tak selamanya mulus, Elok sempat terkendala izin dari kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan, Papua adalah daerah yang jauh dari tempat kelahirannya. Ditambah lagi isu-isu yang berkaitan dengan keamanan daerah tersebut. Dengan keteguhan hati dan bulatnya tekad, ia mampu meyakinkan kedua orang tua dan keluarganya. Ia menjelaskan bahwa keberhasilannya dalam tahap seleksi membuktikan bahwa ia mampu, serta adanya jaminan keamanan dari pihak kampus yang telah dipertimbangkan.

Selama empat puluh hari, Elok ditempatkan di daerah Kabupaten Keerom. Tepat pada tanggal 22 Juli 2022 ia mulai diterjunkan ke lokasi. Sebuah tantangan besar baginya, yang mana lokasi KKN tersebut bukanlah mayoritas penduduk yang beragama Islam melainkan ada Hindu, Kristen, Katholik. Ia harus pandai-pandai bersosialisasi, saling menghormati, menghargai, dan saling menjaga.

Sesuai dengan tema KKN yakni “Moderasi Beragam” tugas Elok disana adalah membina kerukunan, menciptakan lingkungan yang harmonis atas umat beragama. Beberapa program kerja telah ia susun bersama rekan kelompoknya dari mulai membuat plang gereja, peru untuk Hindu, mengecat gereja dan musholla, serta berinovasi membuat kerupuk dari jambu kristal. Berbagai kegiatan ini ia laksanakan dengan senang tanpa tekanan.

Ini adalah pengalaman pertama Elok yang tidak akan ia lupakan. Ia dapat belajar banyak tentang budaya Papua, serta mendapatkan wawasan yang sangat luas dan bermanfaat. Di saat sebagian orang memandang bahwa Papua merupakan tempat berbahaya karena adanya kelompok kriminal bersenjata (KKB), ia malah merasakan pengalaman yang berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat di pemberitaan. Selain itu, ia juga berjumpa dengan rekan-rekan dari berbagai daerah, universitas tentunya dari agama yang berbeda. Buah dari pengalamannya itu mendorong ia untuk terus mengeksplorasi kebaruan yang ada.

“Jangan karena berita yang ada, jadi mengurangi semangat kita untuk mencoba, dan jangan takut untuk mencoba hal yang baru,” pungkasnya.

Penulis: Silmi Alya
Reporter: Marshaayu Adhi

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.