Ilustrasi gambar wanita berjalan/Kibrispdr.org
Puisi

“Langkahmu-Langkahku, Dalam Sebuah Memori Mimpi”

Karya: Nazira Laela Nasta

Semua kaki berlari bersamaan dengan mimpi-mimpi,
Sebuah harapan melambaikan tangannya pada kita untuk berdiri,
Memberikan salam perkenalan pada kita sang penggagas bumi pertiwi,
Kita adalah sang penjaga waktu di ujung negeri,

Saat lampu-lampu padam,
Dan gelap gulita menerkam,
Kita adalah burung hantu yang tak pernah tertidur di tengah malam,
Sebab kita takkan pernah berhenti walau gegap gempita datang menghantam,

Di sana terlihat jelas jejak kaki kita melawan gurun pasir yang berdebu,
Atau bahkan hujan petir yang siap menerpa kita disepanjang perjalanan itu,
Kita mengumpulkan koin-koin untuk dibagikan pada hantu pemburu,
Di sela-sela tangis kita yang mengharu biru,

Kepingan puzzle yang sulit dipecahkan adalah sebuah tanda bukti,
Bahwa hal-hal sulit bukanlah akhir dari segala kata mimpi,
Wahai puan dan tuan yang berhati dengki,
Lihatlah kami dengan tatapan penuh arti,

Karena Ini adalah awal bagi kami menabur bibit diatas tanah,
Meski dalam kurun waktu lama nyatanya tak berbuah,
Itu bukanlah suatu masalah,
Sebab kita sudah berani mengukir hari-hari kita yang tak mudah,

Memberikan kita kenyataan tentang ingatan,
Bahwa pengalaman tidak bisa dibeli dengan uang atau bahkan intan berlian,
Langkah yang kita bangun bersama menjadi sebuah pelajaran,
Akan sebuah memori yang takkan pernah habis meski umur kita sudah ditelan secara perlahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.