ilmu pengetahuan

Dakwah Rasulullah Periode Madinah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dakwah Rasulullah pada periode Madinah adalah lanjutan dakwah Rasulullah setelah periode Mekkah. Pada periode Madinah Islam mulai berkembang dan semakin kuat. Pemeluk agama Islam mulai bertambah.
Pada periode Madinah banyak kejadian-kejadian penting yang terjadi. Dalam perjalanannya dakwah Rasul mulai menggunakan metode-metode yang berbeda dengan ketika periode Makkah.
B.     Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini ada rumusan masalah yang kiranya perlu dibahas untuk memperluas kajian tentang Dakwah Islam Rasulullah Pada Periode Zaman Madinah. Adapun rumusan masalah tersebut antara lain:
1.      Kapan dakwah islam Rasulullah pada periode Madinah dimulai?
2.      Bagaimana keadaan pemerintahan Madinah setelah Rasulullah hijrah?
3.      Apa saja kejadian penting yang terjadi pada periode Madinah?
4.      Bagaimana metode Rasullulllah berdakwah pada periode madinah?
5.      Apa saja ciri-ciri umum dakwah pada periode madinah?


BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah Islam Rasulullah Pada Periode Madinah telah membuat sejarah yang tersendiri sebagai lanjutan dari PeriodeMakkah. Perjuangan Rasulullah tidak berhenti begitu saja di Periode Makkah. Setelah Rasulullah menyebarkan Islam di Makkah, Rasulullah Hijrah Ke Madinah untuk menyebarkan agama Islam. Rasulullah terus menyebarkan Agama Allah dengan penuh kesabaran, perjuangan dan pengorbanan tak kenal lelah meskipun tak sedikit yang menentang, menghina serta mencemoohnya, namun Rasulullah tak menyerah sedikitpun hingga detik-detik terakhir hidup Beliau. Keteguhan dan ketangguhan Hati Beliau dalam menyebarkan dakwah patut kita contoh sebagai sang penebar dakwah masa Depan.1

[1] Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 18.

A.    Peristiwa Hijrah
Hijrah Rasulullah terjadi karena sempitnya ruang dakwah Islam bagi kaumMuslim di Makkah. Selain itu, juga masuk islamnya beberapa orang asal Madinah pada tahun ke-11 kenabian dalam gerakan dakwah Rasulullah kepada orang-orang yang datang ke Mekkah, dakwah di kawasan ini berkembang dengan pesat. Tidak ada satu rumahpun dikawaan ini yang tidak mengenal Rasulullah Saw. Setelah setahun kejadian tersebut, mereka mengutus 12 orang perwakilan ke mekkah untuk menemui Rasulullah. Pertemuan tersebut melahirkan baiat aqabah. Mereka berbaiat kepada Rasulullah untuk mengesakan Allah Swt, tidak mencuri, tidak melakukan zina, tidak membunuh anak, dan Rasulullah meminta kepada mereka untuk taat kepada perintah beliau dalam masalah kebaikan.
Tahun ketiga mereka mengutus tujuh puluh dua orang untuk menemui Rasulullah Saw. Pertemuan ini yang disebut dengan baiat aqobah kubro. Isi baiat itu adalah tekad untuk melindungi dan menolong Rasulullah Saw. Dan para sahabatnya serta mangajak Rasulullah Saw untuk hijrah ke madinah.
Peristiwa hijrahnya nabi tersebut ditetapkan sebagai tanggal 1 Rabiul Awal pada tahun hijriyah.
B.     Pemerintahan di Madinah
Kota Yastrib sesudah Rasulullah hijrah menjadi pusat Islam dan terkenal dengan nama Madinnah atau Al- Madinah Al- Munawaroh. Dengan  hijrahnya beliau ke madinah komposisi penduduk disana menjadi terdiri dari 3 kelompok masyarakat yaitu :
v  Pertama : kaum Mujahirin
Mereka adalah orang-orang mujahirin pindahan dari Makkah demi menyelamatkan agamanya.
v  Kedua : Kaum Anshar
Mereka adalah penduduk asli Madinah yang masuk islam
v  Ketiga : Kaum Yahudi
Yaitu orang-orang yang eksistensinya di Jazirah Arab berakhir secara bertahap karena sikap dan perbuatannya kepada Nabi Saw.2 [2] Wahyu illahi. Pengantar Sejarah Dakwa.(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 55
C.    Kejadian penting pada periode Madinah
1.      Turunnya Perintah Jihad
Setalah hijrah berlangsung, syariat jihad diturunkan dan kaum muslimin diizinkan untuk melakukan perang, syariat ini diturunkan dalam rangka untuk mengamankan dan memelihara dakwah dari bahaya yang mengamcam serta menghilangakan penghalang sampainya dakwah kepada orang yang ingin masuk islam sehingga mereka tidak khawatir atau takut untuk memeluk agama ini.
           Setelah syariat jihat diturunkan oleh Allah, berturut-turut perang terjadi. Dimulai dari perang Badar, Uhud, Khandaq, dan seterusnya. Setelah berlangsung sepuluh tahun, wilayah teritorial daulah islamiyah meluas sampai meliputi seluruh jazirah Arab, Irak Selatan, dan Palestina.
Setelah turun perintah jihad, nonmuslim terbagi menjadi 3 kategori :
         Ahlu shulh wa hudnah (Kelompok yang ingin menyatakan   keinginan hidup berdampingan secara damai)
         Ahlu Harb (Kelompok yang memilih perang)
         Ahludzimmah (Kelompok yang meminta jaminan hidup didalam     pemerintahan islam)
2.      Dakwah Dengan Mengirim Duta dan Surat
Langkah pertama yang diambil Rasulullah Saw adalah mengutus Duta ke Romawi, Persia, Syam, Bahrain dan Yaman, dan masing-masing duta diamanahkan untuk menyampaikan surat dari Rasulullah Saw. Yang isinya adalah mengajak raja, pembesar dan rakyat negeri tersebut agar memeluk islam.
Hasil dakwah ini sangatlah bervariasi, ada raja yang beriman dan memeluk islam seperti Najasyi, ada yang menolak dengan cara yang baik tetapi tidak masuk islamseperti Muqauqis, dan Raja Mesir, tetapi ada juga yang menolak dengan cara menyobek surat dari Rasulullah Saw. Pengiriman duta dan surat kepada para raja yang dilakukan Rasulullah Saw mengandung banyak pelajaran, diantaranya :
        Rasulullah Saw ingin membuktikan bahwa risalah islam adalah alamiah, untuk seluruh manusia
        Rasulullah Saw menggunakan berbagai macam sarana yang berperan untuk melapangkan jalan dakwah.
        Dari beberapa duta dapat diketahui bahwa ada sebagian penguasa yang menutup pintu penyebaran dakwah.
3.      Nabi dan Peperangan
Kalau kita melihat peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, kita akan menemukan hal-hal sebagai berikut :
        Sebagai penguasa yang disurati Nabi melakukan protek terhadap sampainya dakwah ke akyat yang berdomosili di negara tersebut.
        Tidak bisa di[ungkiri bahwa Rasulullah Saw adalah panglima perang dan memiliki kepiawaian lebih dibidang ini. Beliau selalu dalm kondisi prima dan tidak pernah mengalami kegagalan berarti dalam setiap peperangan yang Beliau ikuti.
        Peperangan yang terjadi membawa dampak yang begitu besar, diantaranya mewujudkan keamanan dan kedamaian, memadamkan api fitnah, mematahkan kekutan musuh, dll
        Peperangan pada zaman Nabi berhasil mencetak kader-kader pemimpin tangguh sepeninggal Beliau.
        Melalui perang Bekiau mengubah citra perang pada zaman jahiliah. Pada zaman jahiliah perang identik dengan penjarahan, perampasan, pembunuhan, kezaliman, permusuhan. Dll
Dalam hal ini perang dalam islam adalah jihad untuk membebaskan manusia dari kediktaktoran menuju sistem keadilan, melindungi dan membela orang-orang yang lemah, baik lelaki, wanita dan anak-anak dan menyucikan bumi Allah dari segala macam penghianatan dan permusuhan menjadi bumi yang penuh dengan keamanan, kedamaian, kasih sayang, perhatian terhadap hak asasi dan harga diri.3

[3] Wahyu illahi. Pengantar Sejarah Dakwa.(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 60

D.    Metode Dakwah Rasulullah Periode Madinah
1.      Program pemerintahan
Ketika pemerintahan Madinah terbentuk, Beliau merancang program berikut:

a.       Membangun Masijd
     Masjid merupakan pusat pendidikan umat islam dan simbol hubungan masyarakat islam dengan Tuhannya. Masjid sangat efektif untuk menghilangkan semua status keduniaan dan menjadikan semua lapisan masyarakat islam hidup tanpa sekat kelas sosial. Semua berbaur dalam masjid untuk menyembah Tuhan yang satu dan mendengarkan pesan Rasul mereka. Saat shalat berjamaah adalah salah satu media komunikasi sesama penduduk yang cukup efektif.
b.      Menjalin persatuan sesama muslim
     Hubungan sesama warga negara saat itu diikat dengan rasa cinta, saling membantu, dan semangat persaudaraan. Dalam tingkat aplikasinya, kebijakan ini dilaksanakan dengan mempersaudarakan antara orang-orang mujahirin dan ansar. Disamping menjalin persaudaraan antara mujahirin dan ansar, Rasulullah juga membuat perjanjian antar kabilah-kabilah untuk menyingkirkan segala dendam lama yang pernah terjadi diantara mereka.4 [4] Wahyu illahi. Pengantar Sejarah Dakwa.(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 56
2.      Metode Mujadalah
           Pada periode Madinah, Rasulullah sering menggunakan metode mujadalah atau berdiskusi. Hal ini dikarenakan sejak hijrahnya  nabi, masyarakat madinah sudah menerima islam tanpa ada penentangan seperti pada periode makkah.
           Dalam metode mujadalah terkadang nabi bertindak sebagai penanya atau pendialog. Dengan metode ini Nabi membawa para sahabat dari tidak tahu menjadi mengetahui, dan kemudian meyakini.
            

Metode dialog seperti ini kadang juga dipandu langsung oleh malaikat jibril. Dalam hal ini malaikat jibril bertindak sebagai penanya atau pendialog sementara Nabi sebagai orang yang ditanya, dan para sahabat sebagai pendengar aktif.5 [5] Siti Uswatun Khasanah, Baerdakwah Dengan Jalan Debat (Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press, 2007),   hal. 40
E.     Ciri-ciri umum Dakwah Islam Periode Madinah
Ø  Menjaga kesinambungan tarbiyah dan takziyah bagi sahabat yang telah memeluk islam.
Ø  Mendirikan daulah islamiyah.
Ø  Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan masyarakat.
Ø  Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.
Ø  Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang.
F.     Masa Akhir Dakwah Rasulullah
Rasulullah Saw termasuk Nabi yang menikmati hasil perjuangannya didunia. Diakhir hayatnya, tugas yang dibebankan di pundak Beliau terlaksana dengan sempurna. Visi besar Beliau menebar rahmat buat alam semesta dengan menanamkan ajaran akhlak islam diselruh sektor kehidupan telah dirasakan oleh dunia yang bersentuhan dengan islam. Wajar jika Allah memberikan penghargaan kepada generasi yang dikader Rasulullah dengan gelar “Khairu Ummah”
Dibulan-bulan terakhir kenabian Rasulullah Saw melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya :
v  Melaksanakan Haji Wada’
Setelah tugas dakwah hampir berakhir dan Mekkah sudah berada dalam pangkuan Islam, pada bulan Dzulhijah tahun 10 H, Rasulullah Saw melaksanakan ibadah haji, yang pertama dan terakhir. Haji ini dikenal dalam sejarah dengan Haji Wada’ yang berarti Haji perpisahan.
v  Mengirim Ekspedisi Ke Romawi
Rasulullah Saw mengirimkan pasukan di bawah komando Usman bin Zaid, pasukan ini diberangjatkan menuju wilayah Balqa’ dan Darum di Palestina dengan tujuan untuk menakut nakuti Romawi dan untuk mengembalikan kepercayaan di hati masyarakat Arab yang tinggal di perbatasan. Ekspedisi ini adalah ekspedisi terakhir Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw menderita demam selama 13 atau 14 hari, mulai 12 Shafar tahun 11 H.
1.      Pada hari Rabu, lima hari sebelum meninggal, suhu badan beliau meningkat dan sakitnya bertambah parah.
2.      Pada hari Kamis, empat hari menjelang wafat, Beliau memberikan 3 wasiat. Pertama : arag mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, Kedua : agar memberikan hadiah kepada para utusan sebagaimana yang Beliau katakan, Ketiga : beliau juga berpesan agar memperhatikan shalat dan budak-budak yang dimiliki.
3.      Pada hari Sabtu dan Ahad, Beliau merasakan sakit yang agak ringan. Beliau kelaur untuk shalat dhuhur dengan dipapah, kemudian menuju tempat Abu Bakar yang sedang mengimamai shalat.
4.      Pada hari Ahad, sehari sebelum wafat. Beliau memerdekakan budak-budak lelakinya, menyedekahkan tujuh dinnar dari harta yang dimiliki, dan menghibahkan senjata-senjatanya kepada kaum muslimin.
5.      Hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah sakit Beliau semakin parah. Aisyah menyandarkan tubuh Rasulullah Saw kepangkuannya. Kemudian Beliau berkata “Ya Allah ampunilah daku, rahmatilah daku, dan pertemukanlah daku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi. Ya Allah Kekasih Yang Maha Tinggi. Beliau mengulang kalimat itu sampai 3 kali, lalu tangan Beliau lunglai dan setelah itu Beliau kembali kepada Kekasihnya Yang Maha Tinggi.
G.    Jejak Dakwah Rasulullah
     Nabi Muhammad Saw telah menundukkan daerah yang luas , yang belum pernah seorang Arabsanggup berbuat demikian selain Beliau.batas-batas daulah islamiyah waktu  Beliau wafat membentang dari Tabuk sebelah Utara sampai Lembah Hadramaut sebelah selatan dan Laut Merah sebelah Barat sampai ke Teluk Persia sebelah Timur,. Rasulullah Saw tidak pernah menetapkan Keputramahkotaan bagi seeorang yang akan menjadi Khalifahnya. Bahkan hal tersebut diserahkan kepada kaum Muslimin untuk memusyawarahkannya sebagai pelaksana prinsip demokrasi yang telah digariskan.6 [6] Wahyu illahi. Pengantar Sejarah Dakwa.(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 72
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, kita bisa menjawab rumusan masalah yang ada sebelumnya dalam makalah ini, antara lain :
1.      Kapan dakwah islam Rasulullah pada periode Madinah dimulai?
          Dakwah Islam Rasulullah Periode Madinah dimulai saat Rasulullah melakukan hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal 1 rabi’ul awal tahun hijriah.
2.      Bagaimana keadaan pemerintahan Madinah setelah Rasulullah hijrah?
          Setelah rasulullah hijrah ke madinah yang sekarang terkenal dengan Madinah Al-Munawaroh terbagi menjadi 3 golongan :  Ansar, Muhajirin dan Yahudi.
3.      Apa saja kejadian penting yang terjadi pada periode Madinah?
          Banyak peristiwa penting yang terjadi setelah hijrah nabi ke Madinah. Dari semua peristiwa yang terjadi ada peristiwa-peristiwa yang paling penting antara lain :
1)      Turunnya Perintah Jihad
2)      Dakwah Dengan Mengirim Duta dan Surat
3)      Nabi dan Peperangan
4.      Bagaimana metode Rasullulllah berdakwah pada periode madinah?
          Pada periode Madinah, Rasul menggunakan  metode melalui program pemerintahan dan mujadalah,
5.      Apa saja ciri-ciri umum dakwah pada periode madinah?
Ø  Menjaga kesinambungan tarbiyah dan takziyah bagi sahabat yang telah memeluk islam.
Ø  Mendirikan daulah islamiyah.
Ø  Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan masyarakat.
Ø  Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.
Ø  Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang.
B.     Daftar Pustaka
·         Saputra, Wahidin (2011). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers.
·         Ilaihi, Wahyu (2007). Pengantar Sejarah Dakwa. Jakarta: Kencana.
·         Uswatun Khasanah, Siti (2007). Berdakwah Dengan Jalan Debat. Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press.


Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.