Dakwah Pada Masa Rasulullah SAW Periode Makkah
Zaman makkah disebut juga ’’periode pembinaan kerajaan Allah Swt, dalam hati manusia ’’sementara Zaman Madinah disebut ’’periode pembinaan kerajaan Allah Swt, dalam masyarakat manusia.
Menurut ahli sejarah Amin Said, bahwa dakwah zaman makkah dibagi kepada empat periode, yaitu:
1. Periode Rumah Tangga
Periode pertama ini,yang dinamakan periode rumah tangga berlalu tiga tahn lamannya, dimana dalam masa Rasulullah Saw Menjelang dakwahnya dengan diam-diam, hanya dengan memberi pelajaran dan petunjuk mengusahakan agar para pengikutnya konsisten dan istikomah dengan jalan memberi pelajaran baik yang memuaskan.
Dalam periode yang pertama ini, telah masuk islam istri Rasulullah Saw sendiri Saiyidah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah dan Abu Bakar Shiddiq. Dengan dakwah Abu Bakar, maka islam pulalah Usman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqasah, dan Thalhah bin Ubaidilah.
Rasulullah mengembangkan dakwahnya dari Darul Arqan,dan periode ini dinamakna periode dakwah pribadi, karena Rasulullah Saw mendakwahi mereka itu, seorang demi seorang. Dakwah yang sempit karena hanya berjalan tiga tahun, kemudian berpindah kedaerah yang lebih luas dan lebih umum, yaitu: dakwah secara terang-terangan diluar rumah Arqam, Rasulullah Saw. Menyebarkan ajaran islam secara terbuka kepada masyarakat Quraisy sehingga jangkaunnya lebih luas.
2. Periode Keluarga
Dalam periode ini, Allah Swt, menyuruh Rasulullah Saw Menyampiakan kepada keluargannya yang terdekat terlebih dahulu, dan jangan menghiraukan ancaman dan penghinaan musyrik Quraisy:
Karena itu,sampaikanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan hindari dirimu dari orang-orang musyrik. (QS Al-Hijr [15]: 91)
Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu terdekat. Dan bersikap lunaklah terhadap orang-orang mukmin pengikutmu. Kalau mereka mendurhakaimu, katakanlah: “sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaanmu” (QS Al-Syu’ara [26]: 214-216)
Setelah datang perintah Allah SWT itu maka, naiklah Muhammad SAW ke bukit safa, seraya menyeru “Wahai kaum Quraisy” maka berkumpulah mereka di bukit safa. Kemudian Rasulullah Saw berdakwah agar mereka masuk islam. Diantara mereka ada yang menerima dakwah itu, dan kebanyakan menolak, bahkan mengejek dan mengancam. Walaupun demikian, semangat Rasulullah Saw tidak menjadi lemah, bahkan tambah membaja, sehingga berpindahlah dakwahnya dari periode keluarga ke periode ketiga, yaitu periode konfirmasi.
3. Periode Konfrontasi
Periode ini Rasulullah Saw berdakwah dengan terus terang, dengan blak-blakan tanpa menghiraukan penghinaan dan ancaman. Rasulullah Saw keluar menjalankan dakwahnya ke segala tempat, ke ka’bah ke tempat orang-orang Quraisy berkumpul, pada musim hari raya, bahkan pada segala kesempatan. Mengajak mereka memeluk agama Allah Swt, Agama Tauhid. Maka berkembanglah dakwah Rasulullah Saw dan banyak pengikutnya.
4. Periode Kekuatan
Dalam tahun kedelapan Hijriyah, masuklah ke dalam islam, Hamzah dan Umar bin Khattab, keduanya adalah pahlawan-pahlawan Quraisy, sehingga dengan sebab masuknya mereka ke dalam Islam, barisan kaum muslim menjadi kuat dan masuklah dakwah Islam ke dalam periode keempat yaitu periode kekuatan.
Dalam permulaan periode keempat ini, yaitu dalam tahun kedelapan Hijriyah, kaum muslimin untuk pertama kalinyamelakukan ibadah shalat dengan terang-terangan dalam Ka’bah, sedangkan sebelum itu mereka melakukan shalat dengan sembunyi-sembunyi.
a. Mu’jizat terbesar Nabi Muhammad SAW
Mu’jizat terbesar yang dikaruniakan Allah kepada beliau adalah Al-Qur’an. Tuntunan Allah kepada beliau dapat kita ketahui dari Al-Quran diantaranya :
· Al-Qur’an diturunkan ke dalam dadanya, dan beliau tidak lupa selama-lamanya. Tugas beliau adalah menerima Al-Qur’an dengan tenang dan tidak tergesa gesa, menyampaikannya kepada pare Sahabat dan mengamalkannya dalam dunia nyata.
· Bimbingan Allah lewat Al-Qur’an sangat nyata dalam setiap aktifitas dakwah beliau. Ketika masih bingung menentukan apa yang harus dilakukansetelah menerima wahyu pertama, turun ayat yang menegur beliau, lalu memerintah beliau untuk giat menyeru kepada keagungan Allah.
· Setiap perkataan beliau dituntun oleh Allah. Jika ada kekeliruan dalam tindakan beliau langsung ditegur oleh Allah. Ayat-ayat yang berisi teguran Allah kepada Nabi sering disebut ayat ‘itab.
· Disisi lain beliau juga dikaruniai istri yang taat. Muhammad Al-ghazali bertutur tentang Khadijah : “Khadijah adalah bagian dari nikmat Allahyang besar buat Muhammad Saw. Beliau selalu mendukung Rasul dalam kondisi tersulit sekalipun, membantu beliau menyebarkan risalah islam, ikut serta dalam pahit getir jihad, menyokong beliau dari segi materi dan moril mampu menenangkan hati suaminya disaat kalut, berkorban hampir lima belas tahun mendukung masa-masa perenungan dan uzlah Muhammad sebelum menjadi Nabi, dan sama-sama menanggung derita, caci maki dan permusuhan, blokade multidimensi, dan penatnya berdakwah”.
2. Kondisi Objektif Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus
a. Kondisi Keagamaan
Arab ketika itu hampir tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Sisa-sisa Penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak kedengaran lagi suaranya. Virus kepercayaan jahiliah begitu dahsyat sehingga merambah hampir semua lapisan masyarakat. Informasi kepercayaan mereka dapat dilihat dalam Al-Qur’an diantaranya :
ü Orang Arab Musyrikin menyembah Tuhan-tuhan yang mereka yakini sebagai perantara yang dapat memberikan syafaat untuk mereka kepada Allah. Mereka tahu siapa Allah tetapi mereka meminta syafaat kepada Tuhan-tuhan palsu.
ü Taqlid mereka sangat kuat dengan apa yang dilihat dari orang tua dan nenek moyang mereka.
ü Persepsi mereka tentang Allah sangat sempit dan picik. Mereka bergeser dari kebenaran tentang ‘Asma dan Sifat Allah, lalu memasukkan unsur-unsur yang tidak layak dialamatkan kepada Allah, seperti Allah punya anak dan memiliki kebutuhan.
b. Kondisi politik dan Hukum
kondisi politik di Hirah, syam, dan Hijaz sangat rusak, manusia terbagi dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan rakyat. Rakyatnya selalu jadi mangsanya para pemimpin. Mereka tak ubahnya seperti mesin yang siap memproduksi kekayaan buat pemimpinnya, sedamgkan mereka sendiri tidak mendapatkan apa-apa.
keamanan relatif stabil di Makkah, jarang sekali terjadi peperangan. Hal ini disebabkan oleh keberadaan Ka’bah yang selalu mereka kunjungi setiap tahun. Meskipun perang jarang terjadi, namun pencegatan dijalan-jalan merajalela. Buktinya, ketika di Makkah diserang oleh pasukan Abrahah, mereka tidak mampu berbuat apa-apa.
Para pembesar Quraisy sangat kuat dalam memelihara keyakinan, budaya dan adat yang diwariskan oleh leluhur mereka. Munculnya islam sangat menggelisahkan mereka karena dianggap dapat mengancameksistensi keyakinan, budaya, adat istiadat dan bahkan kekuasaan yang selami ini mereka pegang. Diantara tokoh penting Quraisy yang menentang keras ajaran Islam adalah : Al-Aswad bin Al-Muttthalib dan Al-Aswad bin Abdi Yaghuts Az-Zuhri,abu jahal, Harist, Hakim bin hizam.
c. Kondisi Sosiokultural
– Hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah rusak
– Perlakuan terhadap budak semena-mena
– Budaya miras mengakar
– Kondisi negeri Arab secara umum sangat memprihatinkan
d. Modal dasar yang baik
Tidak kita pungkiri bahwa orang-orang jahiliah memiliki sifat-sifat negatif dan hal-hal yang tidak diterima oleh akal. Tetapi disisi lain, ada hal-hal positif yang nantinya dijadikan Nabi sebagai modal dasar untuk mencetak generasi terbaik yang lahir di muka bumi ini.
Diantar sifat-sifat dasar itu adalah :
1. Dermawan
2. Kuat dalam memegang janji
3. Memiliki kebanggaan terhadap diri sendiri yang tinggi dan tidak mudah untuk tunduk dengan oarng lain
4. Teguh dalam memegang prinsip
5. Peramah dan tidak tergesa-gesa
6. Masih bersih dari pemikiran dan budaya asing
Dengan modal dasar yang baik dan tersingkirnya segala yang jelek dari hati mereka, maka mereka berubah menjadi mujahirin dan ansar yang digelar sebagai umat terbaik setelah para Nabi.
Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Untuk mencetak manusia yang berakhlak seperti yang tertuang dalam tugas yang diemban beliau, Rasulullah memulai aktifitasnya tentunya di bawah bimbingan Allah SWT.
Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah di Mekkah adalah sebagai berikut :
– Tauhid
– Iman kepada hari kiamat
– Pembersih jiwa, dengan melakukan segala kebaikan dan menjauhi kemungkaran
– Penyerahan segala urusan kepada Allah SWT
– Masalah sosial
– Shalat
Sarana Dakwah Nabi di Mekah
Al Bayanuni mendefinisikan wasa’il (sarana) dakwah sebagai : sesuatu yang dimanfaatkan oleh da’i dalam rangka menerapkan manhaj dakwah baik sarana maknawiyah (non fisik) ataupun maddiyah (fisik).
a. Sarana Fisik :
Ø Masjidil haram sebagai sarana untuk memperlihatkan kekuatan kaum muslimin.
Ø Bukit Shafa sebagai tempat pertemuan umum di lapangan terbuka.
Ø Rumah sebagai tempat pengkaderan para sahabat
Ø Tabligh terbuka, kefasihan, dan retorika Rasulullah yang baik
b. Sarana Non fisik
Ø Hubungan Rasulullah SAW yang sangat dekat dengan Allah SWT.
Ø Kejujuran dan kepribadian Rasulullah yang luhur.
Ø Kehati-hatian dan kewaspadaan.
Ø Menerapkan strategi dan sistem yang tertata baik.
Problematika Dakwah dan ketegaran Rasulullah SAW.
Dakwah untuk menyerukan kebaikan kepada masyarakat pasti menghadapi permasalahan, siapapun orang yang menyampaikan dakwah. Jalan dakwah Rasulullah tidaklah mulus. Banyak rintangan yang menghadang dijalan beliau. Mulai dari rintangan dengan cara yang halus, setengah kasar sampai yang paling kasar, yaitu rencana sistematis pembunuhan Rasulullah SAW.
· Cara yang halus
v Menawarkan ibadah secara bergantian.
v Menawarkan kepada Nabi Muhammad apa saja yang diinginkan . harta, wanita , kedudukan.
· Cara yang agak setengah kasar
v Mencemooh, menghina, melecehkan, mendustakan, dll
· Cara kasar
v Menebar duri di tempat Rasulullah lewat.
v Melakukan penyiksaan kepada beberapa pengikut islam.
v Upaya pembunuhan Nabi SAW.
Rahasia sukses dakwah Nabi di Mekkah adalah ketegaran beliau memegang prinsip yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dalam surat Al Isra’ ayat 73 sampai 75 disebutkan. Seandainya Nabi Muhammad SAW menyimpang sedikit saja dari prinsip tersebut dan tidak mau melunak dengan mengorbankan sebagian prinsip Allah, maka dakwah islam pasti akan gagal dan Nabi Muhammad pasti akan mengalami kehinaan hidup di dunia dan di akhirat.[1]
[1] Wahyu, illahi.2007.Pengantar Sejarah Dakwah.Kencana Prenada Media Group.Jakarta