Dibalik Reshuffle Kajur KPI, Begini Alasannya
Pekalongan–Jurnalphona.com Simpang siur alasan perombakan atau reshuffle Kepala Jurusan (Kajur) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) akhirnya terjawab. Dengan dilantiknya Vyki Mazaya sebagai Kajur KPI dan Teddy Dyatmika sebagai Sekretaris Jurusan (Sekjur) KPI masa jabatan 2022-2025. Kamis, (17/02).
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan melalui Surat Keputusan (SK) Rektor mengganti Kajur Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) serta Kajur Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) secara resmi pada agenda pelantikan yang diselenggarakan Rabu, 16 Februari 2022.
Semula, jabatan Kajur KPI diduduki oleh Misbakhudin didampingi Sekretaris Jurusan (Sekjur) Vyki Mazaya. Dan pada Rabu, Rektor IAIN Pekalongan resmi melantik Vyki Mazaya sebagai Kajur KPI, dan Misbakhudin sebagai Kajur IAT. Ditempatkannya Misbakhudin pada posisi Kajur IAT bukan tanpa alasan. Ini didasari belum adanya dosen dari bidang IAT yang memenuhi kriteria sebagai syarat administrasi untuk menduduki posisi Kajur. Dua orang yang memenuhi kriteria kajur pada saat ini adalah Vyki dan Misbakhudin. Menimbang dari bidang keilmuan yang diampu Misbakhudin, akhirnya pihak fakultas mengajukan dua nama tersebut beserta jabatannya kepada pihak Institut. Dan telah resmi disahkan.
Pergantian Kajur yang terkesan mendadak ini, menuai banyak tanya di kalangan mahasiswa KPI, khususnya mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KPI. Selain karena ikatan pembina dan prosedur administrasi, informasi pergantian Kajur juga belum sampai ke pihak mahasiswa hingga pelantikan dilaksanakan.
Kabar reshuffle Kajur, mencuat dan menjadi pertanyaan. Mahasiwa KPI angkatan 2019, Ratna, menyebutkan, dia mendengar kabar reshuffle berdasarkan informasi dari sebaran pamflet ucapan selamat yang dibuat pihak Institut di grup HMJ.
“Tanggapan saya sih mengenai pergantian kajur ini, kaget, apalagi proses pergantian yang tiba-tiba dan mendadak. Kajur lama pak Misbah baru setahun, itu sangat mengejutkan dan saya tidak punya pandangan bakal secepat gini pergantiannya,” ungkap Ratna.
Reshuffle sebenarnya adalah hal yang biasa dalam dinamika sebuah pemerintahan. Reshuffle juga bukan hal yang baru di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD). Kali ini, merupakan reshuffle kedua yang dilakukan Institut untuk FUAD. Seperti yang dituturkan Vyki dalam wawancaranya dengan tim reporter.
“Dulu juga ada pergantian, pada era pak Muhandis sebagai Kajur KPI. Saat itu Sekjur KPI adalah pak Mahfud Saefudin, namun dikarenakan beliau diterima CPNS maka saya naik menjadi Sekjur KPI,” ungkapnya.
Alasan perombakan pun beragam. Disampaikan oleh Sam’ani, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, pergantian kajur ini disebabkan kekosongan pimpinan di posisi Kajur IAT. Hal tersebut dikarenakan Kajur IAT lama, Kurdi Fadal, harus melanjutkan studi ke jenjang S3.
“Pergantian kajur ini dilandasi salah satu kajur kita, Kajur IAT mendapat beasiswa untuk melanjutkan S3. Sehingga karena beasiswa ini merupakan tugas belajar maka harus off dari semua kegiatan kampus. Termasuk dari jabatan Kajur. Mau tidak mau harus diganti,” papar Sam’ani.
Saat ditemui oleh tim, Sam’ani menjelaskan alasan belum diumumkannya perombakan (reshuffle) Kajur, dikarenakan SK Rektor belum turun dan pelaksanaan pelantikan yang terbilang mendadak. Hal serupa juga disampaikan Misbahkhudin selaku Kajur KPI lama.
“Kalau masalah pelantikan memang dadakan, saya tiba-tiba saja dipanggil. Itu keputusannya dari Rektor. Informasi pelantikan sampai di saya dalam hitungan jam,” jelas Misbakhudin.
Namun demikian, banyak spekulasi yang beredar terkait penyebab reshuffle, semuanya mempunyai argumentasi berbeda-beda. Namun apapun argumentasi itu, tujuan reshuffle bermuara pada upaya peningkatan kinerja setiap jurusan. Hal ini bisa dicermati misalnya dari beberapa wacana Vyki, selaku Kajur KPI baru. Meski terbilang baru saja dilantik, Vyki telah memiliki banyak gagasan guna mendukung jurusan KPI ke arah yang lebih baik lagi.
“Sebelumnya saya menjabat sebagai Sekjur. Ada banyak hal yang perlu dimaksimalkan oleh mahasiswa KPI. Utamanya adalah prestasi di bidang akademis. Melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya ilmiah. Selanjutnya yaitu program percepatan studi, khususnya bagi mahasiswa semester atas,” terang Vyki pada tim reporter.
Ia sangat berharap, mahasiswa KPI memiliki nilai keseimbangan antara prestasi akademik dan non akademik. Mahasiswa KPI dapat bersaing baik di dalam maupun di luar.
Penulis: Choerul Bariyah
Reporter: Choerul Bariyah