Hedonisme Menjadi Gaya Baru di Dunia Remaja Milenial
Oleh: Dwi risqiani
Dizaman milenial saat ini banyak sekali masyarakat terlebih para remaja telah memasuki era dimana harta dan ketenaran adalah kunci utama kebahagiaan. Hal tersebut membuat mereka berlomba-lomba menjadikan diri mereka nampak sempurna untuk dipandang dan dikenal tanpa mengukur batas dan kemampuan diri. Dengan adanya perkembanagan teknologi sangat berpengaruh pada pola kehidupan dan cara pandang masyarakat terhadap nilai, budaya serta norma yang berlaku sehingga memunculkan banyak beberapa perubahan sifat salah satunya hedonisme dikalangan remaja. Sifat hedonisme adalah sebuah budaya baru yang sangat menarik dikalangan remaja dimana mereka menganggap kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan utama hidup.
Fenomena hedonisme dikalangan remaja, banyak terjadi di kota-kota besar karena kemajuan teknologi yang berkembang lebih cepat sehingga gaya hidup sangat menjadi hal penting untuk mununjang kehidupan mereka, terkadang hal tersebut menjadaikan rendahnya cara berpikir mereka dalam menyikapi berbagai persoalan hidup. Fenomena hedonisme telah menjadi budaya baru bagi generasi milenial pada saat ini, hal tersebut terkadang bukanlah menjadi suatu keinginan bagi setiap individunya. namun telah menjadi sebuah tuntutan karena terlihat dari pola pikir masyarakat pada saat ini. Contoh yang banyak terjadi adalah dimana suatu pekerjaan yang ada dibeberapa tempat seperti coffe shop atau tempat-tempat sejenisnya mereka para owner hanya menerima dan mencari karyawan yang memiliki kriteria tertentu seperti pesona fisik dan cara ber-fashion yang menarik serta kekinian yang mempu mengikuti zaman. Sebagai remaja pastinya mereka akan update terhadap apapapun yang menjadi perkembangan trend dan juga IPTEK seperti style fashion, gaya rambut, gadget dan bahasa pergaulan.
Para remaja akan mengikuti dan mempertahankan citra diri serta eksistensi mereka dikalanganya. Berperilaku dan bergaya hedonis akan mengubah identitas si pelaku, para remaja akan cenderung meniru(imitation) budaya baru yang berkembang saat ini seperti adanya aplikasi Instagram dan Tiktok. Para remaja berlomba lomba menjadikan diri mereka terlihat sempurna hanya untuk kebutuhan konten semata ataupun unggahan foto yang memperlihatkan bahwa mereka seseorang sosialita, hal tersebut hanyalah sebuah kehidupan yang di-setting untuk mendapatkan pujian dan ketenaran semata.
Bergaya hedonis adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan karena para remaja cenderung melakukan apa saja agar mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan harta dan banyak pula para remaja menyangkal standar kehidupan orang tua mereka dengan memilih nilai-nilai budaya dari teman kelompok atau trend yang ada.
Adanya perilaku hedonisme di kalangan remaja menjadikan mereka memiliki gaya hidup konsumtif yang cukup tinggi. Dimana gaya hidup konsumtif menjadikan para remaja berusaha untuk selalu menggali dan memanfaatkan waktu mereka untuk melakukan suatu hal baru tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Adanya budaya hedonisme yang berdampak pada terciptanya sikap konsumerisme menjadikan para remaja selalu ingin hidup mewah dan serba berkecukupan, menurut Chaney (Fransisca & Suyasa, 2005) menyebutkan bahwa perilaku konsumtif terjadi karena timbulnya gaya hidup barat. Adanya sikap tersebut menjadi gaya hidup dan standarisasi terhadap kondisi pergaulan para remaja pada saat ini.
Remaja dengan gaya hidup hedonis cenderung memiliki nilai seperti kenikmatan, harta benda dan hiburan. Selain itu individu tersebut sering kali terlibat dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang menekankan pada kesenangan dan konsumsi, sangat beruntung bagi mereka yang telah terlahir dari golongan keluarga kelas menengah atas, mereka tidak perlu susah payah bekerja keras untuk mendapatkan barang-barang yang mereka ingikan sesuai dengan tren yang ada. Bagi mereka yang terlahir dari keluarga golongan kelas bawah menjadikan mereka harus bekerja keras atau menempuh jalan pintas untuk dapat memenuhi standarisasi kehidupan yang berkembang saat ini. Contohnya banyak sekali seseorang meminjam uang hanya untuk membeli barang yang diinginkan agar terlihat sama dengan kelompok sosialnya.
Hal tersebut juga mempengaruhi psikis para remaja, mereka menjadi kurangnya rasa syukur atas nikmat yang sudah diberikan dengan memaksakan kehendak untuk keegoisan dalam menuruti hawa nafsu, sehingga semakin banyak orang yang berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diri mereka sendiri. Hal ini akan menghancurkan cara berpikir para generasi muda yang cenderung kritis menjadi hanya berpikir egois dan cenderung apatis akan segala bentuk perubahan lingkungan. Perilaku hedonisme sendiri mengakibatkan tindak kriminalitas meningkat karena segala upaya akan dilakukan si pelaku untuk mendapatkan apa yang diinginkan serta sikap keegoisan akan semakin membudaya. Hal tersebut bisa kita hindari dengan memotivasi diri lebih tinggi, belajar menghargai waktu serta taat beribadah, mempetebal keimanan dan pandai bergaul serta selektif memilih teman.