Karya Ilmiah,  Opini

Personal Boundaries

Karya: Salma Aulia

Semakin dewasa dan semakin luasnya relasi yang kita jalin dengan orang lain, tentunya ada saat kita merasa kesulitan untuk menolak atau merasa tidak enak ketika ada orang lain memaksa kita melakukan hal yang tidak kita suka. Kita merasa sulit untuk mengatakan “Tidak” ketika ada orang lain yang kita kenal walaupun tidak menjalin hubungan yang dekat untuk meminta tolong kepada kita, bahkan kita mengetahui bahwa kita belum tentu mampu membantu orang tersebut. Kita akan mengiyakan semua hal yang orang itu minta kepada kita dan kita menerima dengan alasan “tidak enak” atau takut orang tersebut marah dan kecewa karna kita tidak dapat membantu dengan maksimal. Hal tersebut akan menjadikan diri kita kehilangan batasan diri atau biasa dikenal dengan sebutan personal boundaries.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, apa itu personal boundaries? Personal boundaries merupakan sebuah batasan, pedoman, atau aturan yang dibuat oleh seseorang untuk menjaga identitas diri atau privasi dengan cara yang masuk akal, berperilaku yang baik, dan cara diri kita dalam merespon ketika ada seseorang yang melebihi batasan wajar dalam diri kita. Memiliki batasan diri sangat mempengaruhi identitas diri kita dihadapan orang lain. Itulah mengapa pentingnya memiliki personal boundaries agar kita tidak dinilai gampang atau sembarangan oleh orang lain. Menetapkan personal boundaries merupakan aspek penting dari well being dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Menumbuhkan personal boundaries yang sehat akan membantu kita dalam mendefinisikan apa yang akan kita lakukan dan pertanggung jawabkan nantinya, yang dimaksud adalah sebagai petunjuk diri, mana yang menjadi hak kita dan mana yang bukan hak kita sehingga mengetahui batasan lingkup yang akan kita jelajah. Pengaruh yang dirasakan orang disekitar kita. Berdasarkan Parkview Student Assistance Program (IPFW), boundary adalah batas atau ruang antara diri kita dengan orang lain.
Sebagaian dari kita akan terasa sulit untuk menumbuhkan personal boundaries, karena personal boundaries sangat berhubungan dengan mengutamakan diri kita baru orang lain, berani dalam mengambil keputusan walaupun tidak sejalan dengan orang lain, mengutamakan kebahagian diri, memenuhi hak diri daripada hak orang lain, berperang dengan rasa kepercayaan kepada diri sendiri dari pada orang lain yang dapat merusak suatu hubungan. Tetapi pada kenyataannya jika seseorang memiliki personal boundaries, orang tersebut akan bersikap lebih realistis dan merupakan bentuk self love. Personal boudaries ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga terhadap lingkungan sosial, pendidikan, bahkan keluarga. Kita akan mengetahui privasi seperti apa yang harus dilindungi dari orang lain. Kita harus berani menolak ketika orang lain terlalu mencampuri hidup kita agar kita dapat hidup dengan nyaman.
Personal boundaries memiliki berbagai bentuk yang sering dijumpai dalam keseharian kita yaitu material boundaries, physical boundaries, mental boundaries, emotional boundaries, sexual boundaries, dan spiritual boundaries. Dengan menerapkan bentuk boundaries dalam diri kita akan membiasakan diri untuk saling menghargai dan mendukung satu sama lain. Setiap individu harus mengetahui dan memiliki personal boundaries sejak dini, dalam hal tersebut orang tua memiliki peran penting dalam memberikan wawasan mengenai hal tersebut. Dengan membiasakan mengenalkan dan memiliki personal boundaries sejak dini, anak akan tumbuh dengan baik karena akan mengutamakan kebahagian diri sendiri baru orang lain. Ketika kita berani untuk menolak permintaan orang lain yang sudah melampaui batas dan terlalu ikut campur dalam hidup kita, itu akan mempermudah kita untuk menghindari diri kita dari hubungan yang toxic.
Berani mengambil keputusan dalam hidup kita merupakan hal yang besar dan sangat berpengaruh untuk kehidupan kita. Jika kita tidak memiliki personal boundaries dalam diri kita sama saja mempersilahkan semua orang untuk masuk dalam kehidupan kita dan bebas memperlakukan kita sesuai yang mereka mau. Ibaratnya ketika kita memiliki rumah, jika ada tamu yang berkunjung kerumah kita dan kita tidak memiliki batasan diri (personal boundaries) tamu tersebut akan bebas masuk rumah kita tanpa izin bahkan dapat masuk kedalam ruang privasi kita seperti kamar tidur atau ruang kerja. Beda halnya ketika kita memiliki personal boundaries dalam diri, kita akan lebih berhati-hati dalam menerima tamu dan berani untuk membatasi tamu yang berkunjung ke rumah.
Dari pembahasan tersebut, kenapa kita perlu personal boundaries dalam diri kita? Selain untuk mengenal lebih dekat dengan diri kita sendiri, batasan dalam diri juga akan menjadikan diri kita berani berpendapat tentang apa yang menganggu perasaan kita. Kita dapat mengontrol emosi kita, dan menjadi tolak ukur self-esteem seseorang. Seperti kita menjadi lebih peka terhadap lingkungan, kita mampu mengetahui teman yang benar benar mendukung dalam hidup kita, mengetahui orang yang hanya memanfaatkan kebaikan diri kita, orang yang akan menjatuhkan diri kita dengan mencari kelemahan dalam diri kita.
Jika kita melihat dalam dunia entertainment, banyak artis, aktor, bahkan idol yang memiliki personal boundaries dapat dilihat ketika mereka debut dan melakukan interview. Mereka lebih tertata dalam berbicara karena mereka tahu sampai sejauh mana batasan mereka ketika di interview. Bagaimana jika mereka tidak memiliki personal boundaries? Wartawan bahkan akan menanyakan hal hal privasi dalam hidup mereka dan membocorkan dengan membuat isu-isu artikel yang tidak tepat, dengan adanya hal tersebut popularitas mereka akan dipertanggung jawabkan dan mereka tidak memiliki ruang privasi lagi. Seseorang yang tidak memiliki ruang privasi akan cenderung mudah dikendalikan oleh orang lain dan binggung ketika mengambil keputusan dalam hidupnya karena selalu bergantung terhadap orang lain.
Terlihat sederhana ketika kita tidak memiliki personal boundaries tetapi berdampak besar dalam hidup kita. Itulah mengapa ketika kita masih usia kanak-kanak, kita diberi bekal untuk melindungi diri kita dengan cara tidak sembarangan dalam mengizinkan seseorang untuk menyentuh tubuh kita kecuali orang tua kita itupun harus mengetahui batasannya. Hal tersebut agar kita dapat terhindar dari adanya pelecehan seksual karena kita mengetahui batasan-batasannya. Bukan berarti dengan menerapkan personal boundaries dalam diri kita akan menjadikan kita seseorang yang tidak percaya terhadap orang lain, justru kita akan menjadi tahu mana yang benar-benar mendukung kita dan mana yang akan menjatuhkan kita. Kita dapat melihat hal tersebut saat mengetahui respon dari lawan bicara kita, ketika orang tersebut memahami diri kita maka mereka akan menerima kita.
Tidak hanya itu, apabila kita tidak memiliki batasan diri kita akan mudah menyerah dan cenderung mendengarkan omongan orang lain yang dapat membuat kita stuck dalam mengambil langkah kedepannya, terutama dalam lingkungan sosial. Kita akan mudah terpengaruh dengan memaksakan diri kita untuk melakukan hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Membantu orang lain memang wujud dari adanya perilaku baik, namun kita selaku penolong juga harus pintar dalam memilih bantuan dan melihat dampak apa yang terjadi ketika kita melakukannya. Kita perlu mengingat bahwa kebahagian orang lain bukan tanggung jawab kita. Dalam menumbuhkan batasan dalam diri memang tidak mudah, tetapi apabila kita terus menggali dan bertanya pada diri sendiri mengenai kebutuhan diri, kita akan tumbuh menjadi pribadi dengan pikiran yang luas dan realistis, dan tenang ketika dihadapkan kepada masalah.
Bagi kita yang merasa belum memiliki personal boundaries dalam diri, jangan khawatir karena ada beberapa tips untuk menumbuhkan personal boundaries pada diri sendiri. Kita dapat memulai dengan hal dasar berupa bertanya pada diri sendiri hal apa yang diri kita sukai dan tidak sukai dengan itu kita mampu membedakan mana yang penting dan tidak penting dalam diri kita. Seperti ketika kita berani untuk menolak saat ada seseorang yang meminta nomor telepon kita karena hal tersebut merupakan ruang privasi kita dengan berbuat begitu kita akan menjadi nyaman. Membiasakan bersikap tegas pada diri sendiri, ini merupakan salah satu penunjang terbentuknya personal boundaries dalam diri, dengan memiliki sikap tegas kita tidak mudah untuk terpengaruh ketika menjalankan sesuatu yang kita suka. Tidak hanya itu, kita harus berani mengambil resiko ketika banyak orang yang meragukan keputusan kita, jangan terlalu mendengarkan omongan orang lain yang akan menjatuhkan. Yang terakhir adalah Just Do It lakukan apa yang ingin kita lakukan, jangan terlalu berfikir respon orang lain, tetapi mulailah dengan diri kita sendiri.
Mungkin akan terdengar seperti memiliki sifat egois, namun pada kenyataannya mempunyai personal boundaries merupakan satu langkah mengenal diri sendiri. Karna kita mengetahui bahwa diri kita sendiri yang akan mencapai goal hidup, orang lain hanya berperan sebagai lawan bicara dan pendukung dalam proses ketika kita ingin mencapai keinginan kita. Kita tetap merespon dan mendengarkan saran dari orang lain, tetapi lebih pandai memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri kita, ketika kita memiliki personal boundaries.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.