Berita Daerah

Kirab Pengantin Tebu Ramaikan Acara Selamatan Giling Pabrik Gula Sragi
Pekalongan-jurnalphona.com Dalam rangka selamatan giling, PT. Sinergi Gula Nusantara Pabrik Gula Sragi Kabupaten Pekalongan menggelar acara Kirab Pengantin Tebu. Kirab ini di mulai dari kantor tebang angkut Desa Krandon sampai Pabrik Gula Kelurahan Sragi pada Jumat, (09/05). Acara tersebut mengusung tema, “Sinergi Bersama Mitra Meraih Sukses Giling 2025.” Selamatan giling ini diikuti oleh rangkaian acara yang lainnya, seperti cethik geni, petik tebu temanten, khataman al-Qur’an, ziarah makam Mbah Santren, istighosah, jalan sehat karyawan, dan pasar malam. Peserta kirab dihadiri oleh seluruh karyawan pabrik gula, warga lokal yang turut berpartisipasi dalam acara kirab, dan drumband dari anak TK. Adapun keamanan juga dijaga ketat oleh polri, satpam, dan instansi lain. Lebih lanjut, Joko selaku ketua pelaksana selamatan giling mengungkapkan bahwa alasan diadakan acara ini yaitu untuk keselamatan dan berharap hasil gula yang melimpah. “Kirab pengantin tebu ini digelar dengan tujuan agar Pabrik Gula Sragi selalu diberi keselamatan, baik untuk karyawan maupun untuk proses pembuatannya. Dari selamatan ini, kami juga berharap semoga gula yang kami produksi hasilnya melimpah.“ Salah satu pengunjung, Rani mengungkapkan antusiasnya dalam acara kirab ini. “Kesan saya mengikuti kirab ini sangat senang, semoga tradisi kirab ini bisa berlanjut tiap tahunnya.“ Reporter: Wiji Indah Prasetya Penulis: Marchela Dika A.

Pekalongan Sambut Hangat Bhikkhu Thudong Internasional dalam Ritual Menyambut Hari Raya Waisak
Pekalongan-jurnalphona.com Sebanyak 36 orang Bhikkhu (Bhante) dan 2 Samanera yang berasal dari Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Amerika Serikat ini disambut hangat di Vihara Vajra Bumi, Jalan Belimbing, Sampangan pada Sabtu, (03/05). Acara yang pertama yaitu sambutan oleh Wali Kota Pekalongan dan membasuh kaki anggota Sangha. Masyarakat Pekalongan juga terlihat antusias menyambut kedatangan para Bhikkhu tersebut dengan berjejer di pinggir jalan untuk memberikan semangat dan doa. Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid menyampaikan bahwa kehadiran para Bhikkhu Thudong ini adalah kedua kalinya di kota Pekalongan, menjadi simbol keharmonisan sosial dan budaya serta menunjukan semangat toleransi antarumat beragama di Kota Pekalongan. “Kurang lebih sama seperti dua tahun lalu, Bhikkhu Thudong transit ke Kota Pekalongan, hanya lokasinya berbeda, pada rahun 2023 lalu diterima di Kanzuz Sholawat, namun tahun 2025 ini di Vihara Vajra Bumi,” ujar Achmad Afzan Arslan Djunaid. Engkong Komarudian, selaku relawan pendamping Internasional Thudong 2025 menjelaskan, bahwa perjalanan jauh Thudong ini untuk ibadah spiritual tingkat tertinggi dari umat Budha dan Candi Borobudur menjadi tujuan utama karena Candi Borobudur salah satu candi yang di sucikan oleh umat Budha. “Ini adalah tujuan ibadah spiritual tingkat tertinggi dari umat budha karena Candi Borobudur itu adalah salah satu candi yang di sucikan oleh umat Budha dan kami sebagai relawan adalah bukti buat Indonesia bahwa Indonesia adalah negara paling toleransi dari seluruh dunia” ujarnya. Heru Wibawanto Nugroho, Ketua Yayasan Tri Darma Klenteng Po An Thian Pekalongan, sangat senang bisa menerima kedatangan para Bhikkhu Thudong 2025 sebagai tamu internasional. “Kami sangat senang dan merasa terhormat bisa menerima kedatangan para Bhikkhu Thudong 2025 ini dan ini adalah tamu Internasional karena ada yang dari Thailand, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat” ucapnya. Reporter & Penulis : Yuliana Sulistyaningtyas

Wisudawan Terbaik Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam 2025 : Kharisma Shafrani, Mahasiswa Multitalenta dengan IPK Gemilang
Pekalongan-jurnalphona.com Dalam momen bersejarah bagi Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Kharisma Shafrani dinyatakan sebagai wisudawan terbaik Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada periode ke-51 tahun 2025. Dengan prestasi gemilang, Kharisma berhasil meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91. Kharisma mengungkapkan rasa bangga dan haru atas pencapaiannya ini. “Perjuangan saya dari awal perkuliahan hingga saat ini sangat berarti. Saya tidak bisa mencapai ini tanpa dukungan keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu ada untuk saya,” ujarnya. Perjalanan Kharisma tidaklah mudah. Ia mengakui bahwa setiap langkah yang diambilnya dipenuhi dengan tantangan. “Membagi waktu menjadi salah satu kesulitan terbesar bagi saya. Selain kuliah, saya juga harus mengurus bisnis yang saya miliki, aktif dalam organisasi, dan mengikuti berbagai perlombaan. Seringkali, kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung bersamaan, sehingga saya harus pintar-pintar mengatur waktu,” jelasnya. Akibat kesibukannya, Kharisma mengakui bahwa ia sering kekurangan waktu istirahat. Kharisma juga dikenal sebagai sosok yang aktif dalam organisasi. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam di divisi Jurnalistik pada awal semester. Selain itu, ia juga terlibat dalam organisasi Hijratuna sebagai jurnalis dan editor berita. Kharisma tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga aktif mengikuti berbagai lomba, seperti lomba desain grafis, menulis feature, dan ide bisnis. Prestasi Kharisma tidak hanya terbatas di dalam negeri. Ia pernah menjadi asisten dosen peneliti yang mewakili prodi dalam acara International Research di Malaysia dan Singapura selama satu minggu. Keberhasilannya ini juga didukung oleh berbagai beasiswa, termasuk BSI Scholarship yang ia terima dari semester 3 hingga akhir perkuliahan di semester 8, serta Beasiswa Sandination Youthpreneurs Incubation. Dengan segala pencapaian yang diraihnya, Kharisma Shafrani menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan dukungan orang-orang terkasih, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kini, Kharisma siap melangkah ke babak baru dalam hidupnya, membawa semangat dan pengalaman berharga dari perjalanan akademiknya. “Tidak usah memaksakan semuanya kita boleh mengambil jeda kemudian melanjutkan kembali perjalanan kita,“ tuturnya. Reporter: Robba Masula Penulis: Wiji Indah Prasetya

587 Wisudawan UIN Gus Dur Resmi Diwisuda, Rektor Sekaligus Umumkan Beasiswa dan Prodi Baru
Pekalongan-jurnalphona.com Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan sukses menggelar Wisuda Magister ke-23 dan Sarjana ke-51 di Gedung Student Centre pada Sabtu, (03/05). Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Maghfur, M.Ag. menyampaikan bahwa jumlah wisudawan sebanyak 587 orang, yang terdiri atas 77 dari Fakultas Syariah, 256 dari Fakultas Tarbiyah, 96 dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, 121 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta 37 wisudawan program Magister. Rektor Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag. dalam sambutannya mengumumkan bahwa terdapat beasiswa untuk lulusan sarjana yang akan melanjutkan ke program S2 di UIN Gus Dur. “Kami menyediakan beasiswa untuk dua semester bagi penghafal Al-Qur’an dan beasiswa tiga semester bagi wisudawan terbaik,” ujarnya. Lebih lanjut, Rektor Zaenal menyampaikan bahwa akan dibuka program studi doktor baru pada pertengahan tahun. “Saat ini kami masih mempunyai program studi S3 Ilmu Syariah, tetapi pertengahan tahun ini akan bertambah dua prodi, yaitu Prodi S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Prodi S3 Studi Islam.“ Reporter: Putri Amanda Penulis: Safina

Memeluk Luka
Hai aku Kiran, hidup dengan didampingi luka. Ya, luka adalah teman sedari aku kecil hingga aku dewasa, Dia selalu bersamaku. Awal pertemuan kami mungkin saat usiaku lima tahun, saat seorang lelaki yang kupangil ayah itu sering memukuliku. Ya, itu adalah bahasa sayangnya padaku dan dari situlah aku mengenal luka. Hampir setiap hari aku bermain dengan luka, membuat ukiran-ukiran di setiap sisi tubuhku. Kadang aku sempat terbayang saat-saat aku berpisah dengan luka ah.. Mungkin akan sedikit menyenangkan, hingga tiba saatnya si dewasa datang. Si dewasa yang katanya menyenangkan, si dewasa yang katanya sebuah penentuan dan kebebasan. Aku sempat menaruh harap pada si dewasa untuk membawaku pargi menjauh dari luka. Namun aku salah, justru luka semakin dekat danganku, dewasa kampret.. Heeei dia malah kabur entah kemana. Aku hanya penasaran apakah semua dewasa itu sama? Lalu apakah semua orang punya luka? Karya: Wiji Indah Prasetya

Gen Z Lebih Suka Mana? Antara Baca Buku atau Tiktok?
Generasi Z atau Gen Z lahir sekitar tahun 1997–2012, mereka tumbuh bersama teknologi digital yang berkembang pesat. Tidak heran jika mereka sudah akrab dengan internet dan media sosial sejak kecil. Salah satu aplikasi yang jadi favorit Gen Z adalah tiktok (platform video pendek), di tiktok sendiri tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk cari info, belajar hal baru, bahkan mendapatkan inspirasi. Dari konten edukasi, kutipan buku, cerita alternatif universe, sampai video motivasi, semuanya bisa ditemukan di tiktok. Di sisi lain, Indonesia masih punya masalah serius soal literasi. Data dari PISA tahun 2019 menunjukkan Indonesia ada di peringkat 62 dari 70 negara dalam hal kemampuan membaca. Survei kecil yang dilakukan penulis juga menunjukkan bahwa 64,2% Gen Z lebih suka scroll tiktok dibanding baca buku (35,8%). Ini jadi gambaran nyata bahwa budaya membaca masih kalah saing dengan hiburan digital yang lebih instan dan menarik perhatian. Menariknya, Gen Z sebenarnya tetap bisa dapat manfaat dari tiktok, asalkan tahu cara mengelolanya. Banyak konten informatif dan edukatif di sana yang dikemas dengan cara menyenangkan. Bahkan, kutipan buku yang dibacakan dengan musik bisa membantu mereka yang malas baca buku tebal. Video tutorial, ceramah singkat, dan motivasi juga bisa untuk bahan belajar, jadi tidak membosankan. Akan tetapi, tetap harus waspada karena tidak semua konten di tiktok bisa dipercaya, dan ada juga konten negatif yang harus disaring. Sayangnya, banyak Gen Z yang masih anggap buku itu membosankan karena isinya hanya teks. Padahal, buku bisa membahas lebih dalam yang tidak dimiliki oleh tiktok dan bisa melatih cara berpikir kritis. Buku self-improvement, novel, atau biografi bisa membantu mereka mengenali diri sendiri, memahami emosi, dan bahkan jadi referensi tugas kuliah. Jadi, meskipun tiktok seru, buku tetap penting buat memperluas wawasan. Kesimpulannya, baik tiktok maupun buku punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita sebagai pengguna bisa bijak dalam memilih dan mengatur waktu. Jika bisa memanfaatkan tiktok untuk hal positif tanpa lupa pentingnya membaca buku, itu baru keren. Karena di zaman sekarang, pintar itu tidak hanya soal banyak wawasan, tapi juga soal bisa memilih mana yang bisa bikin kita berkembang. Referensi: Laili Nurin Nabila, F. P. (2023). Aksentuasi Literasi pada Gen-Z untuk Menyiapkan Generasi Progresif Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Education Research . Sofie Dewayani, P. R. (2017). Literasi sebagai Praktik Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yulian Dwi Putra, D. J. (2024). Realitas Keterlibatan Gen Z dalam Media Sosial Tiktok Perspektif Sosiokultural. Intercode – Jurnal Ilmu Komunikasi.