Part IV
Sepertinya Bude Bendi memiliki rencana untuk menjawab misteri ini. Setelah sampai pada suatu rumah, Bude Bendi memarkirkan mobilnya. Kemudian ia menyuruhku untuk keluar mobil.
” Zifar, tunggu sebentar. Bude mau ambil kunci serep rumah akung.”
” Loh, ambilnya dimana bude?”. Lah ini rumah siapa?. Terus kita ngapain kesini?.” Ke kepoanku mulai tumbuh dengan pertanyaan bertubi-tubi.
” Udah tunggu aja disini. Bude mau masuk dulu ngambil kunci, nanti bude jelasin”. Ucapannya pun berbisik.
Entah apa yang membuat bude berbisik. Mungkin bude merasa berada dalan satu scene film detektif. Kupandang dengan seksama rumah asing ini tetapi ada suatu ingatan yang menyelip dikepalaku mengatakan bahwa aku pernah kesini. Berfikir dan terus mencari semakin kupandang semakin familiar rumah ini. Sedang asik mencari memori tentang rumah ini bude datang dengan segepok kunci yang suaranya berkecik.
“Wow, mantap sekali kuncinya bude…bisa buat gebuk maling.” Sambil ku acungkan jempolku.
Bude hanya menjawab kekagumanku dengan jempolnya. Lalu ku ikuti langkah bude Bendi pergi. Sebenarnya aku tidak tau apa yang direncanakan oleh bude Bendi. Tapi aku merasa rencana ini pasti berhubungan dengan Pak Jo. Kami berjalan lumayan jauh dari rumah asing yang tidak asing bagi isi kepalaku. Melewati kebun dan semak-semak dengan bentuk tanah menurun.
” Bude kok jauh banget sih, sebenarnya kita mau kemana?.” Ucapku kesal
” Udah jangan bawel, nanti pasti kamu bakalan bilang oooooooo ternyata.” Ledek bude Bendi
Setelah lama menuruni bukit kebun kecil aku melihat rumah yang tidak asing bagiku bejarak kurang dari 100m dari posisi aku berdiri.
“Ooooo…ternyata.” tidak sadar mulutku mulai mengakatan kalimat yang sudah diprediksi Bude Bendi.
“Nah kan bener kata bude, kamu pasti bilang itu.” Dengan raut wajah yang cukup bangga.
Perdebatan kalimat ini berhubungan dengan sudut pandang rumah akung yang terlihat dari belakang. Sesampainya aku dirumah akung, aku belum meng-explore daerah-daerah sekitarnya. Ternyata bude mengajakku kerumah akung dengan jalur yang berbeda yaitu melewati bukit kecil belakang rumah akung.
Setelah sampai bude mencari kunci pintu belakang rumah. Tetapi bude tidak tau persis kunci apa untuk membuka pintu itu. Dengan perbandingan 1: 25 Bude Bendi harus mencari kunci ditumpukan kunci serep yang ia bawa dari rumah diatas bukit tadi.
” Aduh Zifar, bude gak tau kunci yang mana buat buka pintunya.” Sambil mencoba dan mencari kunci yang cocok.
” Ya Allah bude, masak kunci aja gak tau? Padahal rumah sendiri.” Ucapan sedikit meledek
” Hust…gak usah berisik. Bikin bude tambah panik”. Sambil mengarahkan tangannya ke mulutku.
Sekitar 5 menit lamanya, akhirnya kami dapat membuka pintu belakang rumah Akung. Setelah masuk Bude Bendi menyuruhku untuk membuka pintu kamar yang aku pakai menginap dirumah Akung.
” Kenapa bude nyuruh kita disini?”. Sambil menutup pintu kamarku
” Ini bagian dari rencana bude Zi”.
” Sebenarnya rencana bude apasih?. Zifar sedikit kepo dengan jalan pikir bude sekarang. Bertanya-tanya sebenarnya bude ini percaya sama apa yang aku curigakan atau tidak?” Ucapku berbisik , entah secara otomatis suara kuberbisik seperti sedang dalam film detektif.
” Jadi gini Zifar, bude itu sering sekali melihat pak jo menaik turunkan lukisan kesayangan akung yang dilukis oleh mbah Ti. Terasa aneh, padahal ruang kerja Akung sudah lama sekali tidak dipakai. Bude sendiri saja tidak pernah mengotak-atik ruang kerja Akung sepulang nya beliau Zi.” Dengan suara berbisik pula bude bendi menjelaskan.
” Tapi lukisan itu ada di luar bukan di dalam ruang kerja Akung bude.” Sedikit membantah keanehan yang dimaksud Bude Bendi.
” Iya bude tau, lukisan itu sebenarnya dipajang di tembok lorong menuju ruang kerja Akung. Tetapi setelah sepulangnya akung lukisan itu diletakan didepan pintu ruang kerja Akung oleh Mbah Ti. Mbah Ti ingin semua kenangan Akung tersimpan rapi dan bersih diruang kerja Akung jadi Mbah Ti menaruh lukisan itu untuk penghalang seseorang yang mau masuk selain keluarga. Seperti Pak Jo atau relasi kerja bude. Sampai sini kamu sudah paham maksud bude.” Bude bendi mencoba memancing kepekaanku dalam mencerna membaca situasi.
” Maksud bude itu, padahal Pak Jo dilarang masuk ke ruang kerja Akung tapi dia berani mengotak-atik lukisan yang jadi simbol peringatan?” Mencoba menjawab dengan sedikit menganalisis.
” Nah, itu kamu pintar. Mbah Ti juga tidak suka jika ada seseorang yang membersihkan ruang kerja selain beliau. Tetapi bude pernah mempergoki Pak Jo keluar dari ruang kerja Akung. Tidak sampai disitu, Pak Jo juga tau resep wedang jahe rempah-rempah buatan Akung yang mana cuma Mbah Ti dan bulik Laksmi yang tau. Dan sebenarnya masih banyak lagi keanehan-keanehan nya. Makannya Yayah kamu mengajak kamu kesini. Selain dia ada kerjaan alasan inilah dia mau datang. Mengkhawatirkan Mbah Ti dan juga Bude Bendi.”
” Oh iya kenapa kita ngumpet di kamarku? Terus kenapa kita gak lewat pintu depan saja bude kan yayah dirumah?” Naluri kekepoan ku muncul.
” Sebenarnya tadi dijalan bude sudah mengintrusikan yayahmu untuk bersembunyi kamar belakang dekat dengan ruang istirahat Pak Jo. Sekarang tugas kita adalah memantau Pak Jo hari ini. Difotomu tadikan Pak Jo membawa serantai kunci. Nah, bude mau mengetes apakah benar Pak Jo akan kerumah setelah ia tau tidak ada orang dirumah.”
Jarum jam menunjukkan angka 6. Dimana terdengar suara merdu azan magrib memanggil umat islam untuk beranjak datang kerumah Allah. Sudah 10 jam kami semua telah stand by diposisi menunggu sesorang yang mencurigakan. Sebenarnya kami semua sudah hampir menyerah dan ingin mengakhiri dengan fikiran positif. Tidak lama terdengan sesorang sedang membuka kunci pintu yang terdengar dari arah depan. Bude Bendi menyiapkan nyali dan kami sedikit mengintip dari lubang pintu yang tadi kami sudah buat. Perlahan berjalan mendekat sambil menyalakan lampu satu persatu. Tidak hanya terdengar suara langkah, tapi juga suara gemesik plastik.
Kami semua sudah stand by diposisi menunggu sesorang yang kamu maksud itu melewati kamar tempat kami bersembunyi.
Langkah demi langkah terdengar sangat dekat. Karena kamarku dengan ruang kerja Akung sangat dekat hanya berbeda hadap pasti semua orang yang akan keruang kerja akung itu harus melewati kamarku. Betapa terkejutnya aku dan Bude Bendi melihat bayangan hitam yang nampak samar itu menggambarkan seseorang yang kami curigai. Bude Bendi terlihat sangat terkejut melihat Pak Jo lengkap dengan pakaiannya sehari-hari melewati kamarku. Sampai-sampai ia tidak berhenti melotot mendangiku menjukan bahwa ia tidak percaya dengan situasi ini. Tanpa berpikir Bude Bendi mengirim pesan kepada Yayah untuk melancarkan rencana yang sudah disusuannya.
Bersambung….
Oleh : Ofni Oftafiana