Pulang untuk Kembali
Oleh: Lia Afiana
Bagaimana kuredam debar yang tak kunjung padam?
Saat ini padang pasir menyelimutiku
Gerah dan menantang disekujurku
Mampukah oase memberiku tenang?
Hingga padam seluruh debar, gerah yang menantang?
Dalam wujud apakah oase itu?
Petuah bijak yang tak kunjung usai, ataukah seulas senyum tenang seribu penawar
Aku ingin pulang
Namun, ada saja yang menahan
Setumpuk tugas belum usai atau sekadar barang yang tertinggal
Aku ingin pulang
Namun, ada saja yang menahan
Entah itu ragu atau takut membelenggu
Aku semakin ingin pulang
Saat hujan membumikan air matanya
Saat awan menghitam dan suara alam saling bersahutan
Aku ingin pulang, membuang segenap rindu yang penuh hingga tercecer dijalanan
Nanti aku pulang
Sebentar lagi
Hanya menunggu waktu
Ah, tidak sabar
Namun, adakah oase yang mampu padamkan debarku sementara waktu?