Berita Daerah

Antusias Warga Sokoyoso Saksikan Pagelaran Wayang Kulit Usai Dua Tahun Terhenti

PekalonganJurnalphona.com Warga Desa Sokoyoso, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan berbondong-bondong menyaksikan pagelaran wayang kulit secara langsung. Pertunjukan wayang kulit ini ditunggu-tunggu warga setelah dua tahun terhenti karena pandemi. Sabtu, (04/06).

Pagelaran wayang kulit yang diadakan oleh Desa Sokoyoso merupakan serangkaian acara dari tradisi tasyakuran sedekah bumi. Tradisi ini adalah ungkapan rasa syukur masyarakat desa atas limpahan rezeki yang telah Tuhan berikan selama setahun. Seperti diungkapkan Tarjono, selaku Ketua Pelaksana sedekah bumi pada tahun ini.

“Sedekah bumi sendiri itu kan kita mengadakan tasyakuran bahwa hasil bumi bisa menghidupi kita semua sebagai petani,” tuturnya.

Ratusan warga Sokoyoso menggelar tradisi sedekah bumi di Lapangan Tengah Desa Sokoyoso, dari pukul 10.00 WIB hingga dini hari. Warga menggelar syukuran dengan kirab budaya dan arak-arak hasil bumi, yang kemudian dinikmati bersama-sama. Sore harinya, digelar penampilan tari dari anak-anak desa yang dibimbing langsung oleh ibu Kepala Desa. Acara sedekah bumi ditutup dengan pagelaran wayang kulit.

Tahun ini pagelaran wayang kulit mengundang dalang ki Aditya Sabda Anindhita, dengan lakon Aji Narakata. Warga desa begitu antusias dengan adanya acara ini, hal ini dibuktikan dari membludaknya pengunjung yang hadir, meski sempat turun hujan selepas maghrib. Tidak hanya masyarakat dari desa Sokoyoso saja, melainkan beberapa daerah di sekitar desa turut menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut. Seperti Budi, warga Pekiringan Ageng. Meski baru pertama kali menghadiri acara pagelaran wayang kulit, ia mengaku tertarik dengan kebudayaan jawa.

Lain halnya dengan Setiawan, ia justru lebih sering hadir jika ada acara serupa. Sebagai pemuda, menurutnya kesenian wayang kulit harus terus dilestarikan. Selain menyukai wayang kulit, ia hadir sebagai ajang belajar serta mengkaji kebudayaan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Acara pagelaran wayang kulit ini juga memberikan ladang rezeki bagi para pedagang dadakan salah satunya adalah Atmaja, selaku Pedagang gorengan. Ia mengungkapkan bahwa dengan adanya acara tersebut omset penjualannya meningkat.

“Jika biasanya dipasar tiban hanya mencapai Rp 100.000 kini meningkat menjadi Rp 200.000 sampai Rp 300.000 perharinya,”***

Penulis: Rifa Aprila
Reporter: Rismawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.