Artikel,  SoftNews

Balada Shopee Paylater, Bikin Dompet Geter


Oleh: Choerul Bariyah

Shopee paylater adalah jasa pinjam-meminjam berbasis inovasi data dalam bentuk saldo secara langsung melalui tahapan sebagaimana tertuang dalam PJOK No. 77/2016. Jasa ini diberikan oleh Shopee yang digunakan sebagai strategi pembayaran saat berbelanja di e-commerce pada aplikasi Shopee. Dengan kemajuan inovasi terknologi tersebut makin memudahkan para konsumen untuk memanfaatkan layanan jasa berupa pembelian barang dengan sistem pembayaran yang ditunda. Atau istilah kerennya “Beli sekarang, bayarnya nanti”. Pada tahun 1996, sistem pembayaran COD (Cash On Delivery) mulai muncul ke permukaan, dengan branding sistem pembayaran yang mudah dan praktis. Menginjak tahun 2000an dan semakin berkembangnya sistem e-commerce di dunia, pembayaran via COD semakin digemari masyarakat. Selain mudah dan praktis, sistem COD juga dinikmati karena wujud fisik dari barang yang dibeli dapat kita terima terlebih dahulu.

Terlebih di zaman seperti sekarang, dimana orang-orang semakin malas datang ke minimarket untuk melakukan pembayaran. Sistem COD ini dinilai lebih mudah dilakukan. Baru-baru ini, aplikasi e-commerce Shopee meluncurkan inovasi baru yaitu Shopee Paylater. Dalam sekejap inovasi ini digandrungi banyak kalangan, khususnya kaum mageran dan kaum yang suka update barang tapi belum punya uang. Survei dari beberapa kampus menyatakan, bahwa sebagian besar mahasiswanya telah memanfaatkan fitur shopee paylater ini. Pengguna fitur ini didominasi oleh kaum perempuan, dan barang yang dibeli seringnya berupa fashion, make up, skincare dan lain sebagainya. Tak jarang juga yang menggunakan fitur paylater sebagai sistem kredit barang elektronik berbasis teknologi.

Jika zaman dahulu orang tua kita mengkredit mobil atau bahkan barang kecil seperti laptop, mereka harus datang ke dealer atau store asus misalnya. Saat ini, dengan kemudahan yang ada, fitur paylater menyediakan layanan kredit barang secara online. Konsumen hanya tinggal memilih tenggat waktu serta tanggal cicilan. Selain metode cicilan, shopee paylater juga menyediakan layanan beli sekarang bayar nanti. Dalam artian kita membeli pada saat itu juga, namun pembayaraan secara penuhnya adalah sebulan setelah barang tersebut kita terima. Fitur paylater ini dinilai jauh lebih mudah ketimbang sistem COD.

Sangat menggiurkan bukan? Tertarik untuk mencoba? Atau bahkan kalian bagian dari pengguna fitur paylater ini? Sharing dong pengalamannya di kolom komentar.

Saat ini bisnis berbasis internet telah berubah menjadi gaya belanja, karena dengan berbelanja online dapat memudahkan pembeli untuk mendapatkan produknya tanpa beranjak dari kasur. Ini jauh lebih menguntungkan dibanding berdesakan di pasar, mengantri di mall atau bahkan kehujanan di jalan. Ditambah lagi dengan fitur-fitur yang ditawarkan oleh penyelenggara e-commerce, seperti shopee paylater diatas. Tapi tau ngga si kalian, sebaik apapun ciptaan manusia tapi masih sempurna ciptaan Tuhan, begitu kata pepatah.

Sebagai insan dan mahasiswa IAIN Pekalongan yang memiliki basis agama serta nilai keislaman yang kuat. Bagaimana si sebenarnya konsep paylater menurut pandangan islam. Dikutip dari laman islam.nu.or.id atau biasa kita kenal dengan platform NUonline. Sistem hutang yang diberikan oleh shopee atau penyelenggara e-commerce lain lewat produk paylater adalah termasuk kategori riba qardli (riba hutang) yang diharamkan sebab adanya unsur ziyadah (tambahan) yang disyaratkan di muka oleh pihak penerbit paylater kepada konsumennya. Bagaimanapun juga, paylater ini adalah aplikasi berbasis hutang (qardl). Hal itu tercermin dari konsumen yang mengakses situs pesan barang atau jasa terlebih dulu, dan selanjutnya untuk pembayarannya ditanggung dulu oleh penerbit paylater. Dengan demikian, pihak konsumen memiliki hutang terhadap perusahaan tersebut. lebih lengkapnya silahkan akses di laman islam.nu.or.id dengan headline fitur paylater menurut pandangan Islam.

Adanya fitur PayLater membuat sistem transaksi online menjadi semakin praktis. Baik dari segi persyaratan, pendaftaran, maupun proses pengaktifan yang terbilang singkat, menjadikan PayLater sebagai metode pembayaran yang lebih unggul dibandingkan bank. Semakin meluasnya e-commerce, masyarakat didorong untuk bisa memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, yang mana memiliki prioritas tersendiri untuk memenuhinya. Sedang kemampuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut sangat terbatas karena tidak semua orang mampu membayar secara tunai. Berikut beberapa kelemahan atau sisi buruk fitur paylater bagi keberlangsungan hidup, ditinjau dari segi konsumerisme:

  1. Sistem pembayaran menggunakan PayLater mendorong masyarakat terjerumus dalam perilaku konsumtif. Hal itu menjadi buruk karena dapat membuat pengguna melupakan kondisi kemampuan keuangan. Jika terus dibiarkan, PayLater dapat melahirkan mindset buruk soal kemampuan mengelola keuangan untuk membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Kondisi seperti ini sangat merugikan.
  2. Berdasarkan pengalaman beberapa pihak, fitur paylater mendorong seseorang untuk jauh bersikap lebih konsumtif ketimbang biasanya. Hal ini disebabkan kemudahan tawaran yang disajikan.
  3. Pada beberapa kasus, konsumen mengalami penunggakan pembayaran yang berakibat pada rusaknya nama baik serta sistem blacklist dari jasa keuangan negara OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
  4. Selain itu, kecanduan penggunaan paylater juga dapat menyebabkan meningkatnya rasa stres dan tidak pernah puas terhadap apa yang sudah dimiliki. Secara kasarnya, mereka akan berlomba-lomba memenuhi kebutuhan tanpa mengilas balik kondisi finansial. Saking kecanduannya menggunakan fitur tersebut, orang menjadi buta dan tidak sadar bahwa tagihan dan jumlah bunga yang harus ia tanggung semakin besar.
  5. Mungkin, pada saat ini belum dijumpai kasus bunuh diri akibat stress tunggakan paylater. Namun tidak menutup kemungkinan ini akan terjadi dikemudian hari.

Maka untuk menghindari hal tersebut, penting untuk memahami literasi keuangan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mempersiapkan dan mencapai kemandirian finansial di masa yang akan datang.

Bagaimana, masih tertarik menggunakan fitur paylater?

Sebenarnya tidak ada yang salah ketika menggunakan fitur ini, tujuan diciptakannya paylater adalah untuk mempermudah transaksi konsumen. Namun akan menjadi boomerang apabila kita sebagai pengguna tidak bijak dalam segi pemanfaatannya. Pilihlah barang yang sangat dibutuhkan serta kelola daftar anggaran yang mampu dikeluarkan ketika hendak menggunakan paylater. Otak cerdas, ekonomi sehat dan hidup tidak diambang sekarat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.