BUDAYA “KANCA WINGKING” PENYEBAB RENDAHNYA PENDIDIKAN PEREMPUAN INDONESIA
Oleh: Shinta Nuriyah
Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Para orang tua menyadari bahwa pendidikan penting bagi masa depan anak mereka, tetapi tak sedikit pula orang tua yang masih menganggap bahwa pendidikan bagi perempuan itu nomor sekian. Menurut mereka tugas perempuan adalah mengurus rumah tangga dan bekerja, dari hal ini akhirnya mindset perempuan sekarang terdoktrin dengan statement tersebut. Rata-rata perempuan Indonesia tamat pendidikan hanya di bangku SMA saja, itupun sudah termasuk cukup untuk tingkat pendidikan bagi perempuan.
Untuk orang yang tinggal di desa kebanyakan mereka tamat di bangku SD dan SMP saja, tak banyak yang melanjutkan kejenjang selanjutnya seperti S1 hanya masyarakat kota saja yang mampu melanjutkannya. Menurut data dari Bps.go.id bahwa perempuan pada tahun 2021 yang hanya tamat di bangku SD meningkat sangat tinggi yaitu (97,76%), SMP (90,78%) dan SMA (67,46) artinya pendidikan perempuan di Indonesia masih sangat minim. Dengan data tersebut Badan Pusat Statistik menyimpulkan rendahnya tingkat pendidikan bagi perempuan yang membuat akses bekerja sangat terbatas.
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang menjadi permasalahan utama pada saat ini. Apalagi dengan adanya pandemi covid-19 yang masih belum usai, banyak karyawan dan pekerja lainnya diberhentikan oleh pihak perusahaan. Walaupun pendidikan untuk wanita sudah diperjuangkan sejak dulu, namun kenyataannya masih banyak perempuan yang belum sepenuhnya merasakan pendidikan sampai tinggi. Ahli psikologi Reky Martha mengatakan bahwa pendidikan menjadikan peluang bagi perempuan untuk kesejahteraan hidupnya, pendidikan yang tinggi mampu memberikan ilmu bagi dirinya. Bukan hanya ilmu formal saja tetapi juga ilmu mengenai bagaimana cara memilih makanan kaya akan gizi dan juga dengan wawasan yang luas perempuan mampu menyelesaikan permasalahan yang akan dihadapinya dengan pikiran secara rasional.
Dalam islam perempuan diyakini sebagai madrasah bagi anak-anaknya kelak, karena perempuan lah yang akan lebih dekat atau akrab dengan anaknya. Maka dari itu islam sangat menganjurkan pendidikan yang tinggi untuk perempuan, selain itu orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Budaya bahwa perempuan adalah “kanca wingking” yang berarti perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena perempuan itu tempatnya ada di dapur masih melekat pada masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh salah seorang teman yang mengatakan “perempuan itu tidak harus sekolah sampai tinggi yang penting bisa kerja dapat uang, toh ujung-ujungnya di dapur juga”. Penyebab lain dari minimnya pendidikan perempuan yakni rasa malas yang sudah mengakar pada perempuan zaman sekarang, mereka berpikir bahwa mencari uang lebih baik daripada mencari ilmu. Padahal jika kita lihat sekarang sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan yang menyiapkan beasiswa untuk masyarakat kurang mampu hanya saja mereka tak mau beranjak dari zona nyamannya. Dengan adanya program beasiswa seharusnya masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi memanfaatkan keadaan emas ini agar menjadi seseorang yang berwawasan luas.