SoftNews

Harga Bahan Pangan Naik Jelang Ramadan, Pedagang Keluhkan Pembeli Berkurang

Pekalongan-Jurnalphona.com Menjelang Ramadan, harga pangan-bahan pokok di Kabupaten Pekalongan mulai naik. Terutama di Pasar Induk Kajen, harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. Selasa, (29/03).

Maesaroh, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Induk Kajen, Kabupaten Pekalongan mengaku, harga daging ayam mulai mengalami kenaikan menjelang Ramadan dan akan naik lagi menjelang Idul Fitri.

“Saat ini, harga daging ayam berkisar Rp 45.000 per kilogram, sebelumnya Rp 35.000 per kilogram,” kata Maesaroh saat ditemui di lokasi.

Maesaroh mengatakan, kenaikan harga daging ayam baru terjadi sekitar seminggu terakhir jelang ramadan. Kenaikan ini memang sudah biasa terjadi setiap tahunnya. Ia juga mengungkapkan ini disebabkan tingginya jumlah permintaan dari konsumen. Meski terjadi kenaikan harga, jumlah pembeli daging ayam hingga kini masih tergolong stabil.

Sementara itu, harga bahan pokok juga turut mengalami kenaikan. Beberapa harga komoditas kebutuhan pokok seperti kedelai, minyak goreng, gas, daging, serta beberapa komoditas sayuran. Kenaikan paling signifikan yakni harga minyak goreng kemasan yang kini mencapai harga Rp 24.000 per liter. Tak mengherankan jika bahan olahan pabrik lainnya juga turut naik seperti teh dan kecap.

“Rata-rata naik semua. Sejak tanggal 16 kemarin. Bawang putih, cabai, sayuran, minyak goreng bahkan barang yang dari pabrik seperti kecap dan teh juga ikut naik,” ungkap Ning penjual sembako di Pasar Induk Kajen.

Dampak yang dirasakan penjual dari kondisi tersebut yaitu masyarakat mengeluh karena adanya kenaikan harga, khususnya ibu rumah tangga. Sehingga pembeli memilih mengurangi jumlah belanjanya. Seperti diungkapkan Ning, kenaikan harga kebutuhan pokok sejak tanggal 16 Maret kemarin, membuat pembeli ke lapaknya menurun.

“Pembeli yang tadinya biasa beli banyak untuk stok sekarang belanja seadanya uang. Lima puluh ribu ya dibelanjakan sedapatnya tidak seperti dulu,” kata dia.

Untuk meminimalisir kerugian, ia mengurangi jumlah belanja ke tengkulak. Sebelum kenaikan, ia bisa menyetok bawang hingga 25 kilogram kini hanya 10 kilogram. Begitupun dengan cabai semula belanja hingga 5 kilogram saat ini hanya 3 kilogram saja.

Kenaikan harga ini dirasakan juga oleh Rahayu, ibu rumah tangga sekaligus penjual mie ayam. Ia mengatakan kesulitan saat ada kenaikan harga. Uang yang diperolehnya pas-pasan tapi pengeluaran semakin ditekan. Ia berharap, harga bahan pokok kembali stabil, sehingga ekonomi masyarakat dapat kembali membaik.***

Penulis: Choerul Bariyah
Reporter: Muhammad Yoga Firmansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.