Keagungan Isra’ Mi’raj
Pekalongan – jurnalphona.com Peristiwa Isra’ Mi’raj atau Isra’ Wal ‘Uruj merupakan peristiwa besar bagi umat Islam. Dimana peristiwa Isra’ Mi’raj biasa diperingati umat Islam tiap tanggal 27 Rajab dalam penanggalan Islam. Rabu, (10/03).
Isra’ Mi’raj merupakan suatu peristiwa penting bagi umat Islam yang dikisahkan bahwa langit dan bumi saling berdebat, bumi berkata bahwa dialah yang terhebat karena dihuni oleh manusia yang paling mulia yaitu Nabi Muhammad SAW. Mendengar perkataan bumi, langitpun mengadu kepada Allah bahwa langit merasa iri kepada bumi yang menjadi tempat kelahiran bagi makhluk paling mulia, yaitu Baginda Rasulullah. Akhirnya Allah menjawab aduan dari langit dengan memerintahkan malaikat Jibril, malaikat Israfil, dan malaikat Mikail untuk membersihkan hati Nabi Muhammad SAW. sebelum bertemu kepada Allah SWT. dan naik ke langit, perjalanan Isra’ Mi’raj pun dimulai.
Menurut Hasanuddin (21), selaku Ustad di TPQ Nahjul Hidayah, Desa Jerebeng Kembang, Kec. Karangdadap, Kab. Pekalongan, bahwa Isra’ Mi’raj itu merupakan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW. mendapat perintah istimewa, yaitu naik ke Sidratul Muntaha.
“Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan kejadian yang luar biasa yang dialami oleh Rasulullah SAW., yang sebelumnya tidak pernah terjadi dan hanya terjadi satu kali dalam sejarah Islam dan tidak akan terjadi lagi selamanya,” terang Hasanuddin (21).
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. mengendarai kendaraan khusus yang disebut dengan Buroq. Saat itu juga malaikat Jibril menunjukan beberapa tempat dan memerintahkan nabi untuk melaksanakan salat di tanah Thayyibah (Madinah), kemudian di tanah Madyan (pohon tempat Nabi Musa As. bernaung), gunung Thursina (tempat Nabi Musa As. bermukalamah), dan Baitul Maqdis. Ketika diperjalanan menuju Sidratul Muntaha Rasulullah diperlihatkan juga tentang bagaimana gangguan dari Jin Ifrit dan mengajarkan sebuah doa untuk menyingkirkan Jin Ifrit. Kemudian Jibril menunjukan azab-azab bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah kepada-Nya. Selain itu malaikat Jibril juga menunjukkan pahala-pahala bagi orang yang mau berjihad di jalan Allah SWT.
Ketika tiba di Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis beliau turun dari Buroq. Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju ke langit yang juga disebut ‘Uruj atau tangga yang disediakan khusus untuk Rasulullah. Beliau dan para malaikat melesat naik ke langit setelah melaksanakan salat.
Rasulullah dan para malaikat tiba di langit pertama. Saat itu Rasulullah ditemani oleh malaikat Jibril, dan beliau bertemu dengan Nabi Adam As., pada langit kedua beliau bertemu dengan Nabi Isa As. dan Nabi Yahya As., kemudian di langit ke tiga beliau bertemu dengan Nabi Yusuf As., diangit ke empat bertemu dengan Nabi Idris As., pada langit ke lima bertemu dengan Nabi Harun As., pada langit ke enam bertemu dengan Nabi Musa As., dan pada langit ke tujuh beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim As.. Pada setiap langit yang dilewati oleh Rasulluah, beliau selalu mengucapkan salam kepada para nabi-nabi Allah yang terdahulu.
Malaikat Jibril menemani Rasulullah melewati 7 lapisan langit. Kemudian, ada beberapa anak Langit atau anak tangga yang mengantarkan Rasulullah menuju Arsyi, yaitu tangga kedelapan disebut dengan Sidratul Muntaha, tangga kesembilan tempat terdengarnya Qalam dan tangga kesepuluh yaitu tangga yang langsung menuju Arsyi atau biasa disebut dengan tempat Rafrat.
Hal yang paling agung pada peristiwa Isra’ Mi’raj, yaitu Allah SWT. memberi perintah kepada Nabi Muhammad SAW. agar umatnya menjalankan ibadah salat sebanyak 50 kali. Setelah itu Nabi pamit pergi, Ketika sampai di langit ke 6, Nabi Muhammad Saw diberhentikan oleh Nabi Musa As., kemudian beliau berkata bahwa, “umatmu tidak akan mampu menjalankan ibadah Salat sebanyak itu, mintalah keringanan kepada Allah.” Lantas Nabi Muhammad SAW. kembali ke Hadrotul Qudsiyyah untuk meminta keringanan kepada Allah. Sampai pada akhirnya Allah memberikan keringanan menjadi 5 kali ibadah salat dalam sehari semalam bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Pada peristiwa Isra’ Mi’raj ini amalan yang biasa dilakukan oleh para umat nabi adalah melakukan ibadah puasa sunnah. Dimana peristiwa Isra’ Mi’raj ini bertepatan dibulan Rajab yang sering dikenal dengan istilah bulannya Allah. (DM/RN)
Sumber: Kitab Durotunnasihin