Berita Daerah

Abraham Samad : “Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini”

IAIN Pekalongan- Dalam serangkaian acara yang diselenggarakan oleh Dema Institut IAIN Pekalongan, pada  Rabu (17/1/18) tepatnya pukul 21.00, acara yang bertajuk Talkshow Pendidikan Anti Korupsi ini mengundang seorang narasumber yang merupakan mantan ketua KPK periode 2011-2015 yakni Abraham Samad, di auditorium IAIN Pekalongan.

Acara ini berlangsung kurang lebih sekitar 3 jam. Tidak hanya Abraham Samad saja yang didapuk sebagai narasumber, tetapi juga ada Gus Eko Ahmadi seorang budayawan lesbumi PBNU, dan Alisa Wakhid yang pada malam kemarin tidak bisa hadir dikarenakan ada sebuah urusan.

“Untuk menghancurkan peradaban pada sebuah negara, kita tidak perlu misalnya memakai roket, memakai bom, tapi cukup dengan membiarkan generasi mudanya berbuat curang dan berperilaku korup.” tutur Abraham Samad malam itu. Perilaku korup menurut beliau  diantaranya adalah ketika seseorang suka berbohong, menyontek, membuat skripsi dengan menyuruh orang lain, dan lain sebagainya. Perilaku tersebut tidak boleh ada di dalam generasi IAIN Pekalongan dan seluruh generasi Indonesia.

Korupsi merupakan kejahatan yang sistematis, terorganisasi, luar biasa, dan cantik. Kenapa demikian? karena kebanyakan orang yang melakukan korupsi adalah mereka yang memiliki pendidikan menengah keatas.

“Perilaku korup itu disebabkan oleh moralitas, bahasa agamanya adalah akhlak. Jika integritas rapuh, kemudian ada kesempatan melakukan korupsi, pasti korupsi. Jika integritas dan perilaku bagus, maka apabila ada kesempatan untuk korupsi, tidak akan korupsi.” tambahnya.
Inti dari pemberantasan korupsi adalah pendidikan karakter bagi generasi muda. Berkaca dari pengalaman yang ada, Abraham Samad pernah menangkap seorang yang pada saat itu baru berumur 29 tahun dan berprofesi sebagai pegawai pajak. Ia melakukan tindakan korupsi, padahal belum memiliki anak istri yang artinya belum memiliki tanggungan.

Faktor penyebab dari perilaku korupsi tersebut adalah karena akhlak, moralitas, dan karakternya tidak tumbuh sejak dini. Oleh karena itulah sangat penting bagi dunia pendidikan memberikan porsi yang besar bagi pendidikan karakter, pendidikan akhlak, pendidikan integritas, atau pendidikan anti korupsi. Jadi perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga pendidikan memberikan pendidikan integritas berimbang dengan pendidikan kognitif. (NF/2116027)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.