Puisi Perang Hati
PERANG HATI
Lakumu bukan mutiara
Bukan emas
Bukan permata
Bukan pula intan atau berlian
Sayap-sayapmu bukan pelangi
Bukan bintang
Bukan rembulan
Bukan juga embun pagi
Bagaimana bisa menarik ulur hati ini?’
Lisanmu bagai bisa yang menacap dan mematahkan sel-sel tubuh
Pancaran jiwa
Ide, pengetahuan, iman, nan
Harapan itu pun mematahkan hati
Malam itu malaikat turun
Ada sisi-sisi di sajadah yang terbentang
Hening dan kesunyian menemani
Mengawal kerinduan ke Dzat Esa
Butiran air mata dan bait-bait doa
Bertasbih dalam ayat-ayat Cinta bersama-Nya
Lantunan harapan dan cita-cita kebaikan
Bersemayam dalam renungan
Apa yang terucap di bait-bait doa?”
Sungguh berbunyi dari hati
Saat apa yang tak sesuai bukan dengan keluhan
Pisau menyayat hati
Obat hati hanyalah pergi dari keinginan
Berbaru pada kecintaan Dzat Illahi.
Peranku adalah hamba-Nya.
Mengerti dan memahamimu tak seadil-keadilan-Nya.
Lakumu yang menyayat hati
Menyemburkan luka
Menguatkan kecintaan
Bahwa yang indah adalah hati yang hanya mencintai Dzat Satu.
Khamidatun Nisa, di Roemah Tempo Dulu Jl.raya Desa Tembok Lor Rt.006/02 No.02, Adiwerna, Tegal. 13 November 2016